Hari Lingkungan Hidup 2017: Tegaskan Pengelolaan Hutan untuk Kesejahteraan Rakyat

Rabu, 02 Agustus 2017

SIARAN PERS
Nomor : SP. 165/HUMAS/PP/HMS.3/08/2017

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rabu, 2 Agustus 2017. Setelah berbagai kegiatan memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Tahun 2017 dilaksanakan sejak bulan Juni lalu, kini puncak acara peringatan HLH Tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2017 oleh Kementeriann Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Acara puncak HLH 2017 dihadiri oleh  Presiden RI. Joko Widodo, sekaligus menyaksikan pemberian penghargaan bidang lingkungan hidup dan kehutanan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya. Pada kesempatan ini pula, Presiden Joko Widodo juga menandatangani Sampul/Perangko  Hari Pertama, Seri Lingkungan Hidup Tahun 2017, dengan didampingi Menteri LHK dan Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara.

Pembukaan HLH secara resmi dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LHK Tahun 2017, Pekan Nasional Perubahan Iklim (PNPI), dan Kemah Generasi Lingkungan untuk Konservasi, yang dilaksanakan secara bersamaan pada tanggal 2-4 Agustus 2017.

Dalam arahannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa, sangat penting untuk melakukan sebuah strategi besar pembangunan hutan yang memiliki dimensi ekonomi dan lingkungan.

“Harus ada koreksi besar, agar ada sebuah terobosan yang baru yang harus  dilakukan, sehingga pengelolaan hutan lebih baik. Jangan berfikir linier dan monoton, sehingga dalam sekian tahun ini, mohon maaf, pengelolaan hutan kita berada pada posisi yang tidak ada pembaruan", tutur Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo juga berpesan, dengan adanya Rakernas LHK Tahun 2017, agar dapat dirumuskan pemikiran baru, sehingga pengelolaan hutan menjadi sebuah pengelolaan yang secara konsisten dapat terus dikerjakan, dan memperoleh hasil yg baik. Pengelolaan ini menurut Presiden Joko Widodo, dapat mencontoh negara lain seperti Swedia dan Finlandia, dimana 70-80 persen perekonomiannya berasal dari sektor kehutanan.

“Kita tidak usah sulit, tinggal dicopy dan nanti diaplikasikan ke negara kita. Kita harus contoh dan melihat bagaimana pengelolaan hutan dan lingkungan bisa jalan sama-sama, ekonomi dapat, lingkungan juga”, pesan Presiden Joko Widodo.

Berkenaan dengan kegiatan rutinitas bidang lingkungan hidup dan kehutanan, Presiden Joko Widodo berharap hal tersebut dapat diperbaiki dan fokus. Begitu pula halnya dengan konflik permasalahan yang umum terjadi, Presiden Joko Widodo berharap dapat segera diselesaikan dengan baik.

"Jangan lagi ada program-program atau rencana yang berorientasi proyek. Arahnya harus fokus dan konsentrasi pada daerah diisolir, dan agar dapat menjadi contoh untuk yang lain. Selain itu, dibutuhkan jiwa-jiwa mulia dari rimbawan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan konkrit dan riil di lapangan, sehingga mana yang dilindungi, mana yang konsesi, mana yang untuk Perhutanan Sosial itu jelas", Presiden Joko Widodo menegaskan.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo juga menegaskan, agar berhati-hati dalam pelaksanaan kegiatan perijinan, dan pentingnya aksi koreksi upaya perlindungan gambut. “Aksi koreksi dalam pengelolaan gambut harus betul-betul kita rubah, baik moratorium dan pelestarian harus betul-betul dilihat”, tukas Presiden Joko Widodo.

Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo juga mengapresiasi kinerja dari Badan Restorasi Gabut (BRG), dan diharapkan ke depannya dapat memberikan hasil konkret yang besar, terutama dalam menjaga hutan primer di Indonesia. Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan pentingnya kontribusi hutan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

“Jangan sampai hutan tidak memberikan apa-apa kepada rakyat. Kenapa hutan di negara lain dapat memakmurkan rakyat, kenapa hutan kita tidak? Itu harus dikoreksi, hutan harus memberikan manfaat bagi lingkungan”, tutur Presiden Joko Widodo.

Berbagai bentuk pengelolaan hutan, seperti agroforestry dan silvopastur, menurut Presiden Joko Widodo, selama ini belum optimal, sehingga ke depannya perlu dilakukan lebih serius, untuk mewujudkan ketahanan pangan dan ketahanan energi terbarukan, serta memberikan manfaat ekonomi kepada rakyat.

Adapun, terkait tema HLH Tahun 2017 yaitu “Menyatu dengan Alam”, menurut Presiden Joko Widodo sangat tepat dengan budaya Indonesia yang tidak bisa lepas dengan alam, sehingga tema ini mengingatkan agar orang Indonesia tidak boleh lupa dengan alam.

Senada dengan arahan Presiden Joko Widodo, Menteri LHK sebelumnya juga menyampaikan bahwa kebijakan ekonomi berkeadilan, dengan formulasi diantaranya peran sumberdaya lahan, masyarakat dan kesempatan yang diberikan atau akses masyarakat, terus diaktualisasikan oleh KLHK, melalui pengakuan hutan adat secara resmi, aktivitas aktual hutan-hutan desa di berbagai wilayah di Indonesia, serta Hutan Tanaman Rakyat yang sedang terus menggeliat.

“Langkah corrective measures, kebijakan, implementasi, praktek dan pendekatan, terus menerus diperbaiki bagi kepentingan rakyat banyak. Implementasinya harus terus menerus berkesinambungan, agar tujuan nasional bisa dicapai dan cita-cita nasional bisa diwujudkan, yaitu untuk masyarakat sejahtera, demikian yang  ditekankan Bapak Presiden kepada kami dan Menteri lainnya”, tutur Menteri LHK Siti Nurbaya menutup sambutannya dalam puncak peringatan HLH 2017.

Sebagai  Landmark Hutan untuk Rakyat Indonesia, dalam acara ini dilakukan penanaman pohon pohon Jati (Tectona grandis) oleh Presiden Joko Widodo, dan Menteri LHK Siti Nurbaya menanam pohon Pala (Myristica fragrance), di Arboretum Lukito Aryadi. Selanjutnya, Presiden Joko Widodo juga melakukan penandatanganan prasasti Landmark Hutan untuk Rakyat Indonesia, pada fosil kayu Jati yang ditemukan di Provinsi Lampung, pada bulan Juli 2014, 12 meter di bawah tanah.

Sebanyak 10 Kalpataru, 16 Adipura, 6 Adipura Kencana, 24 Adiwiyata, dan 9 Nirwasita Tantra telah disampaikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya didampingi Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution. Sebelum acara berakhir, Presiden Joko Widodo berkesempatan melakukan dialog dengan penerima penghargaan Kalpataru asal Sumatera Utara dan Papua. Adapun seruan untuk terus menjaga dan melindungi lingkungan dan hutan kepada semua stakehoder, menjadi pesan penutup Presiden Joko Widodo kepada seluruh peserta HLH Tahun 2017. (*)

Penanggung jawab berita:

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini