Selasa, 07 Desember 2021
Kuningan, 7 Desember 2021. Sosialisasi Penyelamatan dan Pelepasliaran Satwa Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) di kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2021 di J N J Restoran yang dihadiri 67 orang diantaranya Bupati Kuningan, Acep Purnama dan jajarannya, ADM KPH Kuningan, Dekan Fakultas Kehutanan Polres Kuningan, Polsek Mandirancan, Polsek Cilimus, Koramil Mandirancan, Koramil Cilimus, Camat Mandirancan, Camat Cilimus, Pasawahan, Kepala Desa Trijaya, Kepala Desa Cibeureum, kelompok masyarakat desa penyangga dan Pejabat serta fungsional Balai TN Gunung Ciremai.
Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari hasil monitoring macan tutul di kawasan TN Gunung Ciremai yang telah dilakukan sejak tahun 2011 dan berhasil merekam macan tutul jawa berjenis kelamin jantan pada beberapa camera trap pada tahun 2013. Kemudian dianalisa detail oleh para pakar dan menyimpulkan gambar macan tutul jawa yang terekam pada beberapa kamera trap merupakan individu yang sama dengan jumlah 1 individu. Sebagai bentuk upaya pengembangbiakan macan tutul jawa, pada tahun 2019 bekerjasama dengan BBKSDA Jawa Barat dan PPS Cikananga melepasliarkan 1 individu macan tutul jawa jantan yang diberi nama “Slamet Ramadhan” dan terpasang GPS Colar. Kondisi Slamet Ramadhan berdasarkan rekaman kamera trap pada Bulan Oktober 2021 menunjukkan pertumbuhannya yang baik sehingga GPS Colarnya perlu dilepaskan agar dapat berkembang lebih baik.
Diskusi dengan beberapa pakar macan tutul jawa, cara untuk melepaskan GPS Colar Slamet Ramadhan dengan menjebak menggunakan betina sebagai pancingan. PPS Cikananga sebagai lembaga konservasi telah menerima satwa liar dari masyarakat umum atau pihak lain melalui BBKSDA Jawa Barat, termasuk diantaranya macan tutul betina. Sebagai salah satu rangkaian pelepasliaran macan tutul jawa berjenis kelamin betina perlu dilakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat dengan tujuan memberikan pemahaman dan informasi mengenai pentingnya menjaga keberadaan populasi macan tutul jawadi kawasan TN Gunung Ciremai.
Kepala Balai TN Gunung Ciremai, Teguh Setiawan membuka acara sekaligus memberikan gambaran singkat mengenai keberadaan macan tutul jawa di Kawasan TN Gunung Ciremai. “Icon logo TN Gunung Ciremai adalah Macan Tutul Jawa, apabila macan tutul jawa hilang maka logonya pun akan berubah” canda Teguh. Pada kesempatan yang sama, Acep Purnama juga ikut memberikan semangat dan arahannya kepada peserta yang hadir untuk mendukung upaya Balai TN Gunung Ciremai dalam penyelamatan dan pelepasliaran satwa Macan Tutul Jawa yang akan dilakukan. “Pentingnya menjaga flora fauna yang ada di sekitar kita, khususnya di kawasan TN Gunung Ciremai sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta. Manusia harus menjaganya dengan baik” pesannya.
Materi pada sosialisasi ini diberikan oleh Toto Supartono, LPPM Universitas Kuningan, Didik Raharyono dari Peduli Karnivora Jawa, Erwin Wilianto dari SINTAS Indonesia dan Ilham Nugraha Kader Konservasi Ciamis. Toto Supartono menyebutkan bahwa perbanyakan populasi macan tutul jawa sebagai top predator dapat menanggulangi gangguan satwa liar Monyet Ekor Panjang dan Babi Hutan yang kerap mengganggu masyarakat. “Babi Hutan dan Monyet Ekor Panjang yang saat ini mengganggu masyarakat dikarenakan tidak adanya jumlah macan tutul jawa yang sepadan sehingga perkembangbiakannya menjadi tidak terkendali” tambahnya.
Hal Senada juga disampaikan Didik Raharyono bahwamacan tutul jawa juga punya perasaan yang seharusnya dapat dipahami oleh manusia. “Mimiknya dapat menunjukkan kondisi perasaannya, apakah sedih, marah, senang atau khawatir. Mungkin hanya sebagian manusia yang dapat melihat perasaan macan tutul jawa dari mimik mukanya”. Erwin menambahkan “Peran Balai TN Gunung Ciremai dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian Macan Tutul Jawa menjadi kunci, salah satunya melalui platform media sosial yang dimiliki Balai TN Gunung Ciremai. Ilham Nugraha sepakat bahwa macan tutul jawa merupakan salah satu jenis top predator yang tidak ingin berkonflik dengan manusia, hal ini terbukti dengan tidak adanya kasus macan tutul jawa yang menyerang manusia.
Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai sebagai kawasan pelestarian alam memberikan ruang bagi sumberdaya alam hayati untuk hidup dan berkembangbiak. Salah satu yang berperan penting dalam keseimbangan ekosistem adalah top predator. Top predator adalah pemangsa tertinggi dalam rantai makanan dalam suatu ekosistem yang memiliki pengaruh besar terjadinya keseimbangan ekosistem. Ekosistem dikatakan seimbang apabila semua komponen biotik dan abiotik berada pada takaran yang seharusnya dalam jumlah maupun peranannya dalam lingkungan. Salah satu Top predator yang ada di kawasan TN Gunung Ciremai adalah Macan Tutul (Panthera pardus melas), yang juga menjadi satwa kunci (key spesies) yang menjadi indikator kualitas ekosistem TN Gunung Ciremai.
Dukung penyelamatan dan pelepasliaran macan tutul jawa di kawasan TN Gunung Ciremai sebagai wujud peran nyata dalam ikut melestarikan kawasan TN Gunung Ciremai. Kalau ekosistem hutannya terjaga, maka tidak akan lagi terjadi gangguan satwaliar terhadap manusia. (*)
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
SIARAN PERS Nomor : SP.31/T.33/TU/HMS/12/2021
Penanggung Jawab berita: Koordinator Urusan Promosi, Pemasaran, Kehumasan dan Pendakian: 081214307383
Website: tngciremai.menlhk.go.id
Youtube: gunung ciremai
Facebook: Gunung Ciremai
Instagram: @gunung_ciremai
Twitter: TN Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0