Selasa, 07 September 2021
Sintang, 2 September 2021 – Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), Ditjen KSDAE, Kementerian LHK menggelar peningkatan kapasitas intepreter wisata alam di kawasan konservasi, di Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang, Selasa (31/8/2021).
Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari ini, diikuti 30 pelaku wisata yang berasal dari 13 Desa di beberapa kabupaten/kota lingkup Kalimantan Barat mulai dari Kabupaten/Kota Sintang hingga Kabupaten Kayong Utara.
Kadispora Kabupaten Sintang, Dr. Dr. Hendrika Ika mengatakan, pelatihan yang digelar oleh Kementerian LHK menjadi bentuk kolaborasi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat dalam pengelolaan kawasan konservasi di Kabupaten Sintang. Pengelolaan kawasan konservasi yang menunjang perekonomian masyarakat dari bentuk wisata alam ini diharapkan dapat menopang dan meningkatkan sejahteraan masyarakan sekaligus melestarikan kawasan konservasi.
“Kegiatan peningkatan kapasitas intepreter wisata alam ini dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi pengelola usaha homestay atau pondok wisata, agar lebih profesional dan berkualitas dalam memberikan pelayanan pada pengujung wisata di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam” tambah Yohan Hendratomoko, selaku ketua pelaksana kegiatan dari Kementerian LHK.
Dalam hal ini Kementerian LHK mendatangkan narasumber dari unsur praktisi wisata alam, himpunan pramuwisata, profesional hingga pelaku wisata alam yang ahli sebagai narasumber dan pembicara.
Sementara itu, menurut Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Agung Nugroho yang turut hadir menyampaikan bahwa pelatihan ini memiliki korelasi terhadap pemulihan iklim pariwisata, terutama dalam penyediaan jasa layanan usaha wisata alam khususnya di kawasan konservasi.
Dengan begitu, baik pemerintah daerah, pemerintah pusat maupun pengelola kawasan konservasi berupaya bersama menjadikan wisata alam yang ada di Kalimantan Barat memiliki kualitas dan standar sesuai kebutuhan wisatawan saat ini.
Menurut Nandang Prihadi, Direktur PJLHK yang ditemui pada kesempatan lain wisata alam di dalam kawasan konservasi khususnya Taman Nasional dan Taman Wisata lebih ditujukan kepada segmentasi wisata minat khusus, bukan wisata massal.
“Jadi kegiatan wisata alam di taman nasional maupun taman wisata alam lebih pada pemanfaatan yang lestari dan memiliki nilai edukasi bagi para pengunjungnya. Sehingga upaya pembatasan pengunjung dengan daya dukung atau kuota menjadi ciri khas wisata alam di kawasan konservasi” katanya.
Pelaksanaan kegiatan peningkatan kapasitas intepreter wisata alam ini menargetkan agar para peserta memiliki peningkatan dan pengetahuan pelaksanaan wisata alam yang sesuai standar operasionalnya. Mulai dari tahap persiapan hingga pelaksanaan, dalam menyiapkan bahan interpretasi, dalam cara peyampaikan pesan/edukasi kepada pengunjung hingga dalam pengemasan serta pengemasan produk wisata yang ditawarkan.
Para peserta juga berharap kegiatan peningkatan kapasitas ini dapat berlangsung secara berkelanjutan sehingga pembekalan materi ajar dapat mereka terapkan dan diskusikan kembali sebagai inovasi pengembangan wisata alam pada peretemuan selanjutnya.
“Perjalanan wisata alam ke Desa kami di Desa Rantau Malam memiliki banyak cerita dan pasti memberikan pengalaman yang luar biasa dan menjadi awal perjalanan melihat keindahan Gunung Bukit Raya. Pelatihan seperti ini kami harap dapat terus berlangsung dan mejalar ke desa seperti desa Rantau Malam” cerita Budiono, pelaku wisata intepreter pendakian TN Bukit Baka Bukit Raya.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dalam masa, pandemi Covid-19 ini, telah mendapatkan izin dari Tim Gugus Penanganan Covid 19 Kabupaten Sintang. Dan berdasarkan hasil Sidak tim Gugus Penanganan COVID19 Kab. Sintang kegiatan pelatihan ini sudah sesuai protokol dengan menerapkan 5M dan dilengkapi uji swab antigen sebelum pelaksanaan kegiatan.
“Kami berharap melalui pelatihan ini peserta membawa ilmu dan pengalamannya ke desa masing-masing serta menyebarkan dan mengimplementasikannya, sehingga bermunculan inovasi produk wisata alam yang berkualitas yang siap mendukung sektor pariwisata di Kalimantan Barat,” ujar Agung pada acara penutupan pelatihan, Rabu (1/09/2021).
Sumber : Dewi RPN - Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0