Aksi Resort Kampung Kerora Lestarikan Penyu di TN Komodo

Jumat, 30 Juli 2021

Petugas Resort Kampung Kerora dan Warga Dusun Kerora bekerjasama memindahkan telur penyu dengan bak pasir dari Pulau Muang

Labuan Bajo, 30 Juli 2021. Resort Kampung Kerora Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Balai Taman Nasional (TN) Komodo melestarikan ekosistem dengan melakukan relokasi telur penyu dari Pulau Muang bersama masyarakat. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk inisiatif petugas dalam melestarikan penyu di Taman Nasional Komodo serta untuk menunjang pelaksanaan ecoedutourism di wilayah kerja Resort Kampung Kerora kedepannya.

Banu Widyanarko, Kepala Resort Kampung Kerora; Suwendi Bubang, Petugas Resort Kampung Kerora dan Nurdin, Warga Dusun Kerora melakukan inisiatif relokasi telur penyu sejak awal Bulan Juli 2021. Tim relokasi menempuh 60 menit perjalanan untuk mencapai Pulau Muang dengan kapal tradisional ketinting karena gelombang tinggi akibat adanya musim angin tenggara.

Pulau Muang memiliki 5 sampai dengan 62 titik sarang bertelur penyu aktif maupun pasif dengan tingkat paling kepadatan yang tinggi. Dibuktikan dengan banyaknya ditemukan bekas galian sarang dan jejak tukik yang menetas bergerak menuju pesisir laut. Sarang aktif dan pasif dapat dibedakan dengan melihat jejak/kerapatan vegetasi yang berada di permukaan pasir tempat galian tersebut berada. Untuk memetakan bekas galian sarang, masing-masing bekas galian sarang diambil titik koordinatnya.

Tim menggali salah satu sarang dan menemukan 124 butir telur penyu hijau. Tim juga mendata bobot telur dengan kisaran 48-54 gram, keliling berkisar antara 14-15,5 cm. Tim juga melakukan pengukuran dimensi sarang bertelur penyu. Diperoleh data diameter bawah dan atas masing-masing 27 dan 30 cm, tinggi sarang bawah dan atas masing-masing 36 cm dan 57 cm. Sarang berada 8 meter dari jarak pasang tertinggi. Pendataan sarang selesai dalam waktu 30 menit.

Setelah pengambilan data selesai dilakukan, tim kemudian memindahkan telur tersebut ke bak pasir yang dipersiapkan untuk membantu transportasi telur dari Pulau Muang ke sarang semi alami di Resort Kampung Kerora. Tim telah menyiapkan sarang semi alami yang dipantau secara berkala untuk memastikan tidak dirusaknya area sarang oleh komodo atau satwa lainnya. Telur penyu ini akan menetas dalam + 60 hari waktu inkubasi. Petugas akan mencatat suhu sarang dengan thermometer tanah sebanyak empat kali pengambilan (06:00, 12:00, 18:00, dan 24:00) untuk dapat memperkirakan jenis kelamin tukik yang akan menetas

Selain melestarikan populasi penyu di Taman Nasional Komodo, kegiatan relokasi dan pelestarian penyu ini juga dapat memberikan nilai edukasi tambahan bagi masyarakat Dusun Kerora dan calon wisatawan mengenai pentingnya keberadaan satwa penyu di kawasan. Kepala Balai Taman Nasional Komodo (Lukita Awang Nistyantara) berharap agar aksi inisiatif ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan sebagai sebuah kegiatan rutin resort-based management di tingkat tapak. 

Sebagai informasi, Pulau Muang merupakan pulau kecil menawan yang berada dalam lingkup wilayah SPTN Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo yang memiliki luas sebesar 34.27 Ha dengan panjang pantai mencapai 276 meter. Pulau ini menjadi tempat peneluran utama bagi penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmychelys imbricata) dalam lingkup wilayah Pulau Rinca. Oleh karena letak Pulau Muang yang berada di tengah-tengah jalur kapal masyarakat, pencurian telur penyu oleh oknum tidak bertanggungjawab kerap terjadi.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Banu Widyanarko, S.Si. | Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini