Pendampingan Kelompok Mutiara Dusun Kukusan Desa Pasir Panjang

Rabu, 09 Juni 2021

Anggota Kelompok Mutiara melakukan pemeriksaan kesehatan rumput laut di petak budidaya Dusun Kukusan.

Labuan Bajo, 9 Juni 2021. Balai Taman Nasional Komodo melakukan pendampingan Kelompok Mutiara di Dusun Kukusan untuk budidaya rumput laut sebagai upaya mata pencaharian tambahan. Kegiatan ini diinisiasi Dusun Kukusan sejak bulan November 2020 dengan pendampingan Fahri Ikhlas (Penyuluh Kehutanan Balai Taman Nasional Komodo) bersama dengan tim pada tanggal 7 – 8 Juni 2021.

Kelompok Mutiara dikoordinir oleh Zainudin (Kepala Dusun Kukusan) dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang. Masing-masing anggota setidaknya memiliki satu petak area budidaya rumput laut dengan ukuran 4 x 6 meter. Rumput laut dapat dipanen setiap 45 hari sekali dan menghasilkan 500 – 1000 Kg rumput laut kering dengan harga jual berkisar antara Rp11.000 – Rp15.000 per kilogram. Dalam satu kali musim panen, anggota Kelompok Mutiara dapat menghasilkan 6000 Kg rumput laut kering dengan pendapatan bruto mencapai Rp66.000.000,00 – Rp90.000.000,-.

Pelaksanaan budidaya rumput laut di alam sangat dinamis dan tidak terlepas dari adanya risiko gangguan. Bentuk-bentuk gangguan yang dapat mempengaruhi kesehatan tumbuh rumput laut diantaranya adalah aktivitas mencari makan (foraging) penyu dan ikan baronang serta serangan penyakit kutu putih. Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam menangani gangguan tersebut khususnya serangan penyakit kutu putih menjadi alasan Tim mendatangkan juga narasumber ahli guna menyampaikan tata cara penanganan penyakit kutu putih dan cara menjaga kualitas rumput laut pasca panen.

Narasumber ahli merekomendasikan masyarakat untuk melakukan hal-hal diantaranya: (1) membuat kalender musiman agar terhindar dari serangan penyakit kutu putih yang cenderung terjadi saat musim kemarau, (2) memotong bagian rumput laut yang terkena gejala serangan kutu putih (misalkan: adanya bintik hitam) dan mengangkat rumput laut ke daratan selama satu malam, (3) membuat model penjemuran gantung untuk menjaga kualitas rumput laut, (4) membuat bibit dari rumput laut yang telah berusia 30 hari dan memaksimalkan penggunaan bibit hanya 3 kali pembibitan, dan (5) memahami karakteristik pasang surut air laut dan kandungan substrat dasar kaitannya dengan kesesuaian pemilihan jenis rumput laut tertentu.

Balai Taman Nasional Komodo menargetkan adanya pelatihan pengolahan rumput laut lebih lanjut bagi Kelompok Mutiara dan masyarakat Dusun Kukusan agar nilai jual rumput laut yang dihasilkan dapat ditingkatkan dan tidak hanya fokus pada penjualan rumput laut dalam kondisi kering saja. Selain itu, Balai Taman Nasional Komodo juga berencana untuk melakukan pendampingan dan pembentukan kelompok rumput laut di Pulau Rinca, khususnya di Dusun Bajo, Dusun Beringin Baru, Dusun Beringin Jaya, dan Dusun Komodo, kedepannya. Pendampingan masyarakat ini dilakukan Balai Taman Nasional Komodo sebagai bentuk upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan tak hanya dilakukan di Dusun Kukusan.

Berbeda dengan Dusun Bajo, Dusun Beringin Baru, Dusun Beringin Jaya, Dusun Komodo, dan Dusun Kerora yang lokasinya berada di dalam kawasan, Dusun Kukusan merupakan salah satu dusun di Desa Pasir Panjang yang berada di luar kawasan Taman Nasional Komodo. Total kepala keluarga yang ada di Dusun Kukusan mencapai 65 Kepala Keluarga dengan mayoritas mata pencaharian sebagai nelayan. Sebagian besar masyarakat di sekitar Kabupaten Manggarai Barat yang menggantungkan diri pada industri pariwisata kembali berprofesi menjadi nelayan akibat pandemi COVID-19. Maraknya perubahan profesi ini menyebabkan tingginya persaingan antar nelayan dalam mencari ikan yang dapat berdampak negatif pada kelestarian populasi jenis ikan maupun ekosistem perairan Taman Nasional Komodo.

Sebagai informasi, kegiatan ini juga melibatkan Yosefina Dewi Soleman dan Ferawati (Penyuluh Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Manggarai Barat), Djunius Buky (Kepala SPTN Wilayah I), Aliifatus Syahiidah (Pengendali Ekosistem Hutan Pertama), Ikhwan Syahri (Polisi Kehutanan Pertama), serta Gunardi dan Muhamad Fajrin (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Kampung Rinca) dan dilakukan secara tatap muka langsung serta tetap memperhatikan pemberlakuan protokol kesehatan. 

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Ikhwan Syahri, S.Hut dan Fahri Ikhlas, S.Hut.

Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini