Senin, 31 Mei 2021
Kampung Menarbu, 31 Mei 2021. Kawasan konservasi merupakan kawasan yang bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya. Kelestarian sumber daya alam tersebut untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan. Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) sebagai unit pengelola terus melakukan pendampingan kepada masyarakat proses ekologis dapat terjaga. Partisipatif dari masyarakat lokal dalam pengelolaan sangat dibutuhkan karena merupakan kekuatan utama dalam mengelola kawasan konservasi.
Pengelolaan kawasan konservasi selalu berhubungan dengan banyak pihak (multistakeholder) agar proses pencapaian tujuan berjalan sesuai visi dan misi. Manajemen pengelolaan harus sesuai kondisi di lapangan dan peraturan yang ada. Kebijakan dalam pengelolaan kawasan terus berkembang, seiring dengan kondisi saat ini. Berbagai kegiatan yang memberikan ruang bagi masyarakat terlibat dalam pengelolaan kawasan TNTC menjadi penting supaya mereka memiliki rasa tanggung jawab menjaga kelestarian kawasan TNTC.
Pembentukan kelompok-kelompok masyarakat oleh BBTNTC merupakan salah satu upaya memberikan peran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan. Di kampung Menarbu, Distrik Roon, Kabupaten Teluk Wondama, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTN) III Aisandami, kelompok yang sudah terbentuk yaitu Kelompok Bumka Yenui. Pada 25-26 Mei 2020, BBTNTC melakukan kegiatan Inventarisasi dan Verifikasi Wilayah Kemitraan serta Pendampingan Penyusunan RKT kepada kelompok tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mendampingi kelompok desa binaan dalam penyusunan rencana kerja serta menginventarisasi dan memverifikasi akses kelola masyarakat dalam kawasan TNTC. Di samping itu, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari rangkaian Road to HKAN (Hari Konservasi Alam Nasional) 2021 untuk mengkampanyekan pentingnya konservasi alam dan mengajak masyarakat dalam pelestarian ekosistem sumber daya alam.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Kampung Menarbu
Kegiatan dilaksanakan di balai kampung yang dihadiri 40 orang peserta, terdiri dari Sekertaris Kampung, Majelis Gereja, Ketua dan Anggota Kelompok Bumka Yenui. Kegiatan dibuka oleh Kepala Kampung, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh tim pelaksana kegiatan.
Peserta dibagi berdasarkan kelompok kerja untuk mendiskusikan rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun ke depan. Diskusi kelompok berjalan dengan penuh semangat dan menghasilkan poin-poin rencana kerja sebagai berikut:
Diskusi Masing-Masing Kelompok Kerja
Kelompok Nelayan ini telah berhasil menjual produknya yaitu ikan asin dan ikan-ikan dalam kondisi masih segar atau yang dibekukan menggunakan es. Rencananya mereka akan menambah hasil tangkapan lain seperti teripang dan beberapa hasil laut lainnya yang tidak termasuk biota yang tidak dilindungi.
Kelompok kerja Keterampilan ini bergerak di bidang kerajinan tangan yang bahannya berasal dari alam. Mereka pernah mengikuti pelatihan pembuatan kue berbahan dasar singkong dan pisang.
Kelompok Kerja Keterampilan Memperlihatkan Beberapa Hasil Kerajinan Tangan yang Telah Dibuat
Dalam poin-poin perencanaannya, kelompok kerja Ekowisata merencanakan pengelolaan ekowisata yang disinergikan dengan beberapa destinasi wisata di Kampung Menarbu tentunya sesuai dengan prinsip-prinsip konservasi.
Kelompok ini telah melakukan penjualan secara langsung dan tak jarang juga melakukan sistem barter dengan masyarakat kampung lainnya. Kedepan kelompok jual beli berencana untuk melakukan promosi pemasaran melalui media sosial.
Masing-masing kelompok kerja berkomitmen untuk terus melaksanakan apa yang telah mereka kerjakan, dan rencana kerja yang dibuat diupayakan untuk dikerjakan dengan pendampingan dari BBTNTC.
Kegiatan inventarisasi dan verifikasi wilayah kemitraan serta pendampingan penyusunan RKT Kampung Menarbu yang telah disusun secara partisipatif oleh para anggota kelompok diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sehingga perlindungan sistem penyangga kehidupan yang menunjang kelangsungan kehidupan dapat mensejahterakan masyarakat.
Sumber: Krisensia Yayuk Mangguali, S.Hut - Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0