Tingkatkan Kapasitas Kelompok Binaan, BBTN Teluk Cenderawasih Gelar Pelatihan Kewirausahaan

Selasa, 18 Mei 2021

Kampung Yomakan, 18 Mei 2021. Geliat perekonomian pedesaan seringkali dinilai lambat dibanding pembangunan ekonomi perkotaan. Penataan ekonomi pedesaan perlu segera dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya desa secara optimal dengan cara yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Untuk mencapainya, diperlukan dua pendekatan yaitu: (a) Kebutuhan masyarakat dalam melakukan upaya perubahan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan; dan (b) Political will dan kemampuan pemerintah desa bersama masyarakat dalam mengimplementasikan perencanaan pembangunan yang sudah disusun. Potensi sumber daya desa selama ini belum termanfaatkan secara optimal, jika ada yang dimanfaatkan, cenderung eksploitatif dan tidak mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan akibat eksploitasi sumber daya desa.

Salah satu solusi penting yang mampu mendorong gerak ekonomi desa adalah mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat desa. Pengembangan desa wirausaha menawarkan solusi untuk mengurangi kemiskinan, migrasi penduduk, dan pengembangan lapangan kerja di desa. Kewirausahan menjadi strategi dalam pengembangan dan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat, dimana sumber daya dan fasilitas yang disediakan secara spontan oleh (komunitas) masyarakat desa untuk menuju perubahan kondisi sosial ekonomi perdesaan. Apabila desa wirausaha menjadi suatu gerakan massif, maka merupakan hal yang sangat mungkin untuk mendorong perkembangan ekonomi perdesaan.

Dalam upaya peningkatan kapasitas kelompok binaan memanfaatkan potensi alam dalam bidang kewirausahaan, Balai Besar Taman Nasional Teluk  Cenderawasih (BBTNTNC) mengadakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok Binaan di Bidang Pengelolaan Pengelolaan Taman Nasional (BPTN) Wilayah III  tahun 2021 di Kampung Yomakan. Kegiatan dilakukan mulai tanggal 7 – 8 Mei 2021 dengan pemateri Simon Tabuni yang merupakan Owner dari AnggiMart yang bergerak dibidang penjualan hasil pertanian, kerajinan dan hasil olahan laut dari masyarakat lokal di Kabupaten sekitar Manokwari. Simon  membawakan materi tentang Peningkatan Kapasitas Kewirausahaan bagi Kelompok Desa Binaan di Kampung Yomakan BPTN III Yembekiri dan juga tim dari BBTNTC dan SPTN V Rumberpon.

Kampung Yomakan merupakan satu dari beberapa kampung yang berada dalam kawasan TNTC, yaitu pada Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah 5 Rumberpon, Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Yembekiri. Lokasi Kampung ini terletak di Pulau Rumberpon dan termasuk dalam wilayah administrasi Distrik Yembekiri. Di Kampung Yomakan terdapat 92 Kepala keluarga dan berpenghuni sebanyak 312 jiwa. Hampir semua penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap, selebihnya merupakan PNS aktif/pensiunan dan lain-lain. Wilayah perairan Kampung Yomakan sangat kaya akan sumber daya alam berupa terumbu karang, ikan serta beberapa biota laut lainnya seperti kima (Tridacna sp.) yang merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi. Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan sangat penting dalam membantu pelaksanaan tugas Balai Besar TNTC sehingga keberadaan sumber daya alam dan ekosistem di kawasan TNTC dapat terjaga dan masyarakat di dalam dan kawasan TNTC dapat sejahtera.

Kampung Yomakan sendiri memiliki 3 kelompok binaan antara lain; Kelompok Mama Ira, Kelompok Somus dan Kelompok Tapapai. Tugas dan fungsi kelompok masing masing berbeda antara lain:

  1. Tugas Kelompok Ibu “ Mama Ira” sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Kepala Balai Besar TN Teluk Cenderawasih adalah pembuatan model upaya rehabilitasi habitat kima (Tridacna sp) berbasis gender di kampung Yomakan dan menjaga komitmen jangka panjang untuk mendukung konservasi kawasan TN Teluk Cenderawasih
  2. Tugas Pokok Kelompok Masyarakat Pengawas “Somus” sebagaimana yang dimaksud adalah membantu melaksanakan pengawasan di wilayah perairan Kampung Yomakan Distrik Rumberpon. Pokmaswas Somus ini dipimpin oleh Andrias Torey sebagai Ketua Umum
  3. Tugas Pokok Kelompok Nelayan “Tapapai” Dalam melakukan aktivitas pemanfaatan sumber daya alam menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, tidak menggunakan alat tangkap dan teknik pemanfaatan yang merusak ekosistem (destructive fishing technique) misalnya bom atau dopis (nama lokal), bius atau akarbore (nama lokal), penggunaan kompresor, dll

Kegiatan ini dibuka oleh kepala Kampung Yomakan Bapak Melkianus Sawasemariai, beliau berpesan agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik. Kegiatan ini diawali dengan penyampaian materi oleh Simon Tabuni tentang cara berwirausaha, Mulai dari menentukan produk unggulan yang akan dijual, proses pengolahan, perhitungan biaya produksi hingga proses pemasaran hasil produksi.

Adapun hasil diskusi kelompok masing – masing antara lain:

  • Kelompok Mama Ira

Kelompok Mama Ira yang seluruhnya merupakan kaum ibu – ibu mengambil inisiatif untuk memproduksi minyak kelapa VCO dalam kegiatan kewirausahaan. Mengingat Kampung Yomakan memiliki potensi kelapa yang melimpah, sehingga dapat dimanfaatkan dengan membuat minyak kelapa yang proses pembuatan nya tidak terlalu sulit dan tidak membutuhkan biaya yang besar.

 

Pemasaran hasil produksi tersebut akan dipasarkan di kota Manokawari, mengingat permintaan akan minyak kelapa VCO masih sangat tinggi. Kelompok Mama Ira sendiri untuk Kota Manokwari, telah memiliki penampung minyak kelapa vco yang mereka produksi. Harapan nya, kelompok Mama Ira dapat segera menjalankan rencana mereka untuk dapat memproduksi minyak kelapa dalam jumlah yang besar, sehingga dapat mewujudkan tujuan kegiatan kewirausahaan ini.

  • Kelompok Somus

Kelompok Somus memiliki anggota kelompok seluruhnya adalah kaun bapak yang berprofesi sebagai nelayan. Hasil diskusi kewirausahaan kelompok Somus, akan memproduksi ikan asin / ikan garam yang akan di jual di sekitar kampung Yomakan, Wasior, Ransiki hingga Manokwari. Kebiasaan masyarakat mencari ikan yang membuat setiap anggota kelompok tidak kesulitan untuk membuat ikan asin dalam jumlah yang besar. Selama ini permintaan ikan asin masih sangat tinggi, khususnya untuk Kabupaten Manokwari Selatan dan Manokwari, sehingga produksi ikan asin dari Kampung Yomakan sangat berpeluang besar untuk dapat meningkatkan ekomi masyarakat.

  • Kelompok Tapapai

Kelompok tapapai yang kebanyakan berprofesi sebagai nelayan dan memiliki anggota kelompok mayoritas kaum bapak. Hasil diskusi kewirausahaan kelompok Tapapai, telah sepakat untuk menjual hasil laut berupa ikan segar sebagai kegiatan kewirausahaan kelompok Tapapai. Hasil ikan segar akan di kumpulkan dalam memperoleh mesin pendingin atau freezer box  dan akan di jual di ke Manokwari.

Setelah kegiatan ini dilakukan, diharapkan masyarakat Kampung Yomakan menjalankan kegiatan kewirausahaan yang telah direncanakan dan disepakati oleh masing -  masing anggota kelompok agar, kelompok binaan dapat memanfaatkan potensi alam yang ada dan dapat juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Yomakan. Desa wirausaha merupakan program yang dapat dikembangkan untuk mengatasi pengangguran, pendapatan rendah, dan menambah keragaman jenis usaha di desa. Kewirausahaan masyarakat desa pun dapat bermakna mengorganisir struktur ekonomi perdesaan. Seluruh aset desa seperti tanah, air, lingkungan, dan tenaga kerja dapat menjadi modal pengembangan usaha baru yang digerakkan bersama-sama oleh seluruh elemen desa.

Sumber: Yoel Suranta Bangun, S.Pi - Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini