Untuk ke-200 kalinya, Chainsaw Jatuh Kepelukan Balai TANAGUPA dan ASRI

Senin, 19 April 2021

Kayong Utara, 19 April 2021. Hari pertama bulan Ramadhan, Pak Budi Harmoko sebagai anggota POLHUT dari Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) bersama Pak Agus Novianto (Koordinator UMKM Chainsaw Buyback) Yayasan ASRI mendatangi mantan logger (13/04). Dalam foto diatas, Pak Gedung (46 tahun) yang berada ditengah mengenakan kaos oblong pendek berwarna abu  dari desa Benawai Agung Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara menyerahkan mesin gergajinya dan berkomitmen untuk tidak lagi menebang hutan. Menurut informasi pak Budi Harmoko, Pak Gedung merupakan mantan penebang pohon akan beralih mata pencaharian sebagai pedagang Bahan Bakar Minyak dan pedagang keliling. Pak Gedung merupakan logger ke-200 yang telah menyerahkan mesin gergajinya yang berarti sampai saat ini pihak Balai TANAGUPA dan ASRI telah menerima sebanyak 200 chainsaw atau mesin gergaji dari mantan logger.

“Program Chainsaw Buyback ini tidak hanya mengambil chainsaw/mesin gergaji milik para logger, tetapi memberi kesempatan kepada mantan logger untuk beralih mata pencaharian  dengan memberikan dukungan modal usaha sesuai keterampilan yang dimiliki. Untuk memastikan dana modal tidak dipakai untuk kegiatan yang konsumtif, ASRI tidak memberikan dana cash, melainkan belanja bahan untuk set-up usaha bersama dengan mitra.  Program Chainsaw Buyback ini juga salah satu upaya untuk mengurangi kerusakan hutan dari ancaman para logger yang menebang pohon untuk dijual sebagai sumber penghidupannya” ucap Pak Rusda sebagai salah satu staf Yayasan ASRI. 

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung, “Program Chainsaw Buyback turut membantu dalam menurunkan aktivitas logging dalam kawasan. Dari program tersebut diperkirakan telah melindungi lebih dari 35.000 pohon besar dalam Kawasan TANAGUPA. Pohon-pohon yang menopang hutan diharapkan akan memberikan manfaat yang berkepanjangan bagi kehidupan. Tentunya turut menjaga keberlangsungan kehidupan satwa seperti Orangutan dan burung Enggang ”.

“Jika saja program Chainsaw Buyback ini bisa diterapkan di tempat lain, tentunya tingkat kerusakan hutan dapat ditekan di kawasan konservasi manapun, namun tentunya perlu dukungan berbagai pihak agar program tersebut dapat berjalan” tambahnya.

Sumber : Siti Roqayah, S.Si - PEH Ahli Pertama Balai Taman Nasional Gunung Palung

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini