Selasa, 08 April 2025 BBKSDA Jawa Timur
Sidoarjo, 30 Maret 2025. Di bawah rimbunnya hutan tropis yang menyimpan sejuta misteri, para Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) berjuang tanpa kenal lelah. Mereka bukan hanya pengawas ekosistem, tetapi juga benteng terakhir yang melindungi keanekaragaman hayati Indonesia dari ancaman perburuan liar, perusakan habitat, hingga perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa. Namun, di balik tugas mulia itu, tersimpan kisah suka dan duka yang jarang diketahui publik.
Matahari baru saja menyemburatkan cahayanya di balik kanopi hutan ketika sekelompok PEH memulai perjalanan mereka. Berbekal peralatan seadanya, mereka menembus medan berat, melewati sungai deras, mendaki tebing curam, dan berjibaku dengan lebatnya hutan hujan. Bagi mereka, ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan jiwa untuk menjaga kelestarian alam.
"Kadang kami harus menginap di tengah hutan berhari-hari. Tidur beralaskan tanah, makan seadanya, dan selalu waspada terhadap ancaman hewan buas atau cuaca ekstrem. Namun, melihat anak harimau yang kembali ke habitatnya atau burung langka yang masih berkicau di dahan, semua lelah itu terbayar lunas," ujar seorang Endro Setiawan yang telah mengabdi lebih dari satu dekade.
Namun, tugas mereka bukan hanya soal memantau hutan. PEH ditempat lain juga terlibat dalam monitoring pasar burung, penangkaran satwa liar, hingga menertibkan perdagangan ilegal tumbuhan dan satwa dilindungi. Berhadapan langsung dengan pelaku perdagangan ilegal bukanlah hal yang mudah. "Ada momen di mana kami harus menghadapi ancaman dari oknum yang merasa terganggu dengan kehadiran kami. Tapi tugas kami jelas: melindungi alam dan memastikan hukum berjalan," tambahnya.
Dampak dari kerja keras para PEH bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Tanpa mereka, keseimbangan ekosistem bisa terganggu, yang berujung pada bencana ekologis seperti banjir, tanah longsor, dan kepunahan spesies kunci. Selain itu, mereka juga berkontribusi besar dalam menjaga sumber daya alam yang menjadi aset strategis bangsa, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi.
Lebih dari itu, keberadaan PEH membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat sekitar kawasan hutan agar lebih sadar akan pentingnya konservasi. "Kami sering melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada warga agar mereka menjadi mitra konservasi, bukan ancaman bagi hutan," kata Mbak Ning seorang PEH senior yang bertugas di Jawa Timur.
Di tengah tantangan yang semakin besar, para Pengendali Ekosistem Hutan tetap berdiri tegak sebagai garda terdepan perlindungan alam. Mereka bukan hanya pelindung hutan, tetapi juga penjaga masa depan keanekaragaman hayati Indonesia. Sebab tanpa hutan yang lestari, kehidupan kita pun akan kehilangan keseimbangan. Sungguh, tugas mereka bukan sekadar profesi, tetapi pengabdian untuk bumi dan generasi mendatang.
Sumber: Fajar Dwi Nur Aji - Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda - Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5