Gigi Kukang

Senin, 07 Agustus 2023 BBKSDA Jawa Timur

Tahun 2023, BBKSDA Jatim menerima penyerahan satwa liar jenis Kukang sebanyak 3 ekor. Seekor dari penyerahan masyarakat, sedangkan 2 ekor lainnya merupakan hasil penertiban penjualan satwa liar oleh POLDA Jatim. 

Primata yang memiliki gerakan lambat ini, kadang disebut pula malu-malu. Penampilannya yang lucu dan menggemaskan membuat masyarakat menjadikan primata ini sebagai satwa peliharaan. Tak heran, semua jenis kukang saat ini terancam punah. 

Kukang telah dilindungi oleh hukum Indonesia, sehingga memperdagangkannya tergolong melanggar hukum dan kriminal. Enam dari delapan spesies kukang yang masih ada, dapat dijumpai di Indonesia, seperti di pulau-pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan. 

Bagi Kukang, gigi bukan sekedar organ pencernaan. Gigi juga berfungsi juga sebagai alat pertahanan diri dari berbagai ancaman dan grooming karena bentuknya yang mirip sisir. Tanpa keberadaan gigi, kukang nyaris tidak dapat bertahan hidup di alam. 

Bayangnya, para pemburu dan penjual seringkali mencabuti atau memotong gigi mereka. Hal ini biasanya dilakukan agar kukang tidak bisa mengigit manusia. Itulah sebabnya kukang-kukang yang sudah dijual secara ilegal kemungkinan besar tidak dapat dikembalikan lagi ke alam,  dan bisa tinggal selamanya di pusat rehabilitasi.

Mungkin ada yang belum tahu, kalau Kukang adalah satu-satunya primata yang berbisa. Menurut Purbo dalam akun twitter @piyopikavet, saat Kukang merasa terancam, mereka akan menjilat minyak di kelenjar pada sikunya.  Bercampur dengan air liur gigitan Kukang ke sasaran bisa membuat jera pemangsanya. Giginya terkenal tajam serta kuat, serupa dengan gunting kuku.

Onky, seorang ASN-PPPK Balai Besar KSDA Jawa Timur membagikan ceritanya saat terkena gigitan Kukang beberapa tahun yang lalu. Saat itu ia masih bergabung dengan Pusat Rehabilitasi Lutung Jawa di Coban Talun, Batu.

“Sekitar tahun 2020, saat itu sedang memindahkan kukang ke kandang lain, dan tangan kanan yang terkena gigitan di bagian jari tengah beberapakali di tempat yang sama sehingga lukanya melebar,” ujar Onky via whatsapp.

Selang beberapa menit saja, efek dari jari yang terkena gigitan mulai terasa. Jari membengkak, terasa nyut-nyutan, dan perih. Lalu kepala terasa pusing, demam, mual, serta muntah-muntah. 

“Penanganan pertamanya saya tekan secara berulang-ulang pada bagian luka agar mengeluarkan darah sebanyak mungkin untuk mengurangi racunnya, kemudian saya minum air kelapa muda”, tambah pria berkacamata ini.

Alhamdulillah beberapa jam kemudian efek sakit kepala, demam, dan mualnya mulai reda. Namun tidak untuk jari bengkak dan nyut-nyutan. Sepekan kemudian efeknya baru mereda dan hilang.

Masih menurut Purbo, @piyopikavet dalam twitnya, akibat gigitan Kukang terhadap manusia bisa berakibat lebih fatal karena ada yang bereaksi dari gigitan menjadi pingsan bahkan mati, karena bikin syok anafilaktik.

Wow, jadi meski satwa ini terlihat lambat namun ternyata memiliki senjata pertahanan diri yang cukup mengerikan. 

Sumber : Agus Irwanto, BBKSDA Jawa Timur


Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 4.3

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini