Plunyon Sebagai Kawasan Konservasi Berbasis Tapak Menjadi Lokasi Kunjungan Rapat Kerja

Minggu, 25 Juni 2023 BTN Gunung Merapi

Artikel ini sudah tayang disini dengan judul “Plunyon, Taman Nasional Gunung Merapi, Kawasan Konservasi Berbasis Tapak”

Sleman, 23 Juni 2023 - Obyek Wisata Alam (OWA) Plunyon, di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), menjadi lokasi kunjungan lapangan para peserta Rapat Kerja Pengendalian Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ekoregion Jawa Tahun 2023.  Kawasan konservasi ini merupakan salah satu contoh pengelolaan kawasan konservasi berbasis tapak di Pulau Jawa.  

Kunjungan lapangan ini dilaksanakan pada Jumat, 23 Juni 2023, sebagai rangkaian Rapat Kerja Pengendalian Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ekoregion Jawa Tahun 2023 di Yogyakarta, sehari sebelumnya. Rapat Kerja tersebut dihadiri oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK),  Dinas LHK Provinsi, BAPPEDA Provinsi, di seluruh Pulau Jawa serta Perguruan Tinggi. 

Kegiatan dimulai dengan trekking bersama dengan para peserta Rapat Kerja, dan dipaparkan lebih detail tentang kondisi OWA Plunyon yang disampaikan oleh Akhmadi, S.Hut, M.Sc, selaku Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II, Sutris Haryanta, S.H., selaku Kepala SPTN Wilayah I serta Suwiknya, Kepala Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Cangkringan. 

Selanjutnya, peserta mendapat penjelasan dari Dr Ruky Umaya, S.Hut, M.Si, PEH Muda BTNGM, tentang zonasi TNGM, potensi wisata di TNGM, keanekaragaman hayati TNGM dan potensi  bioprospeksi yang ada di TNGM, melalui paparan infografis.

Muhammad Wahyudi, Kepala Balai TNGM, menyampaikan apresiasinya karena wilayah Plunyon, dijadikan tempat untuk kunjungan lapangan para peserta Rapat Kerja.  Pemilihan lokasi ini sebagai lokasi benchmaking karena dianggap sudah melakukan pengelolaan sampai tingkat tapak, dengan model Resort Based Management (RBM) dimana semua data dan infornasi di tingkat lapangan diambil dan dikumpulkan untuk diolah yang selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan pengelolaan kawasan, tutup Muhammad Wahyudi.


Sumber : Balai TN Gunung Merapi

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini