Rekonstruksi Rangka Komodo ‘Jesica’ Dan ‘Mr. X’

Rabu, 20 April 2022

Labuan Bajo, 18 April 2022. Populasi biawak komodo di Taman Nasional Komodo mengalami dinamika yang berbeda dari waktu ke waktu. Dinamika populasi ini berada pada rentang stabil yang disebabkan oleh adanya faktor mortalitas (kematian) dan natalitas (kelahiran) alami. Sebagai studi kasus, terdapat dua individu komodo yang telah dipantau secara longitudinal yakni: komodo betina bernama ‘Jesica’ (28 tahun) dan komodo jantan bernama ‘Mr. X’ (perkiraan usia antara 26 – 29 tahun). Nama-nama ini diberikan oleh ranger Balai Taman Nasional Komodo guna memudahkan petugas dalam mengamati karakteristik khas dari masing-masing satwa yang tinggal pada wilayah pengelolaan resort-resort tertentu.

‘Jesica’ dan ‘Mr. X’ ditemukan mati alami di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. ‘Jesica’ ditemukan mati akibat faktor usia lanjut pada tanggal 20 Mei 2020 di Resort Loh Buaya, begitupun juga dengan ‘Mr. X’ yang ditemukan mati akibat faktor usia lanjut di Resort Loh Liang tanggal 8 Mei 2021. Komodo dengan usia lanjut biasanya mengalami kemunduran tingkat kesehatan dikarenakan sulit untuk berkompetisi mencari makan jika dibandingkan dengan komodo remaja/dewasa lainnya. Hal ini membuat komodo usia lanjut mengurus dan mengalami defisiensi nutrisi sehingga semakin memperkecil kemampuannya untuk menyergap satwa mangsa.

Ranger Balai Taman Nasional Komodo segera mengevakuasi kedua kadaver komodo ‘Jesica’ dan ‘Mr. X’ dengan menguburkannya dalam keadaan utuh di masing-masing resort yang menjadi tempat tinggalnya. Kadaver dibiarkan terdekomposisi secara alami selama lebih dari satu tahun, namun lokasi kuburnya dibuatkan pagar pembatas dan dipantau secara rutin oleh ranger agar tidak diganggu oleh satwa liar lainnya. Kedua kadaver komodo ini kelak akan digunakan sebagai bahan interpretasi pada Pusat Informasi di Resort Loh Buaya Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo.

Tim ranger Balai Taman Nasional Komodo menyelenggarakan rekonstruksi rangka kadaver ‘Jesica’ dan ‘Mr. X’ pada tanggal 11 – 30 Maret 2022 di Resort Loh Liang dan Resort Loh Buaya. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan dukungan tenaga ahli rekonstruksi rangka satwa yaitu: Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. (Dosen Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada) dan F.X. Sugiyo Pranoto, S.Si. (Teknisi Museum Biologi, Universitas Gadjah Mada). Tim ranger yang mengoordinir kegiatan rekonstruksi rangka komodo antara lain Yunias Jackson Benu (PEH Mahir), Novita Yanti Sidabutar (Polhut Ahli Pertama), dan Ayatullah Buathi (Polhut Ahli Pertama) bekerjasama dengan Petrus Cornelius Paulus Laa (PEH Terampil), Muhammad Iqbal Prayogo (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Liang), Marselinus Helmanto (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Buaya), dan beberapa masyarakat Kampung Komodo dan masyarakat Kampung Rinca. Dalam teknis pelaksanaannya, kegiatan ini turut didampingi oleh tim peneliti dari Yayasan Komodo Survival Program yang dalam jadwal bersamaan sedang melakukan pemasangan camera traps pada beberapa titik lokasi di kedua resort tersebut.

Tahapan yang dilaksanakan pada kegiatan rekonstruksi rangka yaitu penggalian, pembersihan rangka, pengurutan letak/posisi rangka, dan penyusunan rangka. Penggalian kadaver satwa (ekskavasi) dilakukan selama 1-2 hari pada masing-masing titik kubur. Proses penggalian dan pembersihan kadaver di Resort Loh Liang lebih mudah dibandingkan dengan pekerjaan di Resort Loh Buaya dikarenakan tekstur tanah pada titik kubur di Resort Loh Liang cenderung berpasir. Selanjutnya, tim melakukan pencucian seluruh bagian rangka menggunakan air sabun guna membersihkannya dari tanah, pasir dan sisa lemak yang menempel pada tulang. Setelah dicuci, rangka tersebut dijemur dibawah panas matahari sembari dilakukan pengurutan  letak/posisi  rangka untuk memudahkan  proses rekonstruksi setelahnya. Proses penjemuran dimaksudkan untuk mengeringkan rangka dari sisa air dan sabun untuk meminimalisir munculnya jamur pada rangka.

Tahapan penyusunan rangka ‘Jesica’ dan ‘Mr. X’ dimulai dari merekonstruksi tulang rahang bawah, tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan ruas tulang belakang. Setelah menyatukan tulang belakang dan tulang rusuk, dilanjutkan dengan penyusunan bagian tungkai depan dan tungkai belakang. Pada saat tim menyusun rangka tulang belakang tepatnya pada bagian ekor komodo ‘Mr. X’, diketahui bahwa 6 – 7 ruas tulang belakang hilang. Hal ini besar kemungkinan disebabkan oleh adanya gangguan satwa liar lain yang menggali titik kubur komodo ‘Mr. X’.

Sebagai bentuk aksi pamungkas dalam kegiatan rekonstruksi rangka ini, Tim Balai Taman Nasional Komodo melakukan pemeriksaan tulang pada bagian tengkorak dan pelvis menggunakan alat Computarized Tomography (CT Scan) di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo yang bertujuan untuk melihat kemungkinan posisi kelenjar bisa (venom) pada area rahang dan mengamati perbedaan struktur tulang antara komodo jantan dan betina. Hasil pemeriksaan CT Scan diserahkan oleh dr. Rai (Pengawas Lab Radiologi Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo) untuk kemudian dianalisa lebih lanjut oleh tim Balai Taman Nasional Komodo dan para tenaga ahli.

Balai Taman Nasional Komodo berharap agar kegiatan rekonstruksi rangka komodo ini dapat memberikan pengalaman dan informasi baru bagi para ranger Balai Taman Nasional Komodo serta turut memberikan kontribusi positif bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan di dunia, khususnya terkait anatomi satwa biawak komodo. Kegiatan rekonstruksi rangka komodo pertama kali dilakukan pada tahun 2000 oleh tim Balai Taman Nasional Komodo bersama dengan Universitas Gadjah Mada. Komodo jantan tersebut dulu ditemukan mati karena usia lanjut di wilayah kerja Resort Loh Sebita pada Bulan September 1998. Rangka komodo tersebut masih terpasang kuat sebagai obyek interpretasi pada lobi kantor Balai Taman Nasional Komodo.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Polisi Kehutanan Ahli Pertama - Novita Yanti Sidabutar, S.Hut. (+6281210396563)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6282145675612)

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini