Catatan Tersisa Di Tahun 2021 Fenomena Pahlawan Peduli Satwa Liar

Kamis, 06 Januari 2022

Inneke Lestari Sihombing menyerahkan anak Siamang kepada petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Medan, 6 Januari 2022. Inneke Lestari Sihombing, warga Dusun Meranti, Desa Sibuntuon, Kecamatan Sijamapolang, Kabupaten Humbang Hasundutan menemukan 1 anak Siamang (Symphalangus syndactylus) di halaman rumahnya berada dalam pelukan induknya yang mati akibat ditembak oleh orang yang tidak dikenal, pada 5 September 2020. Terdorong dari rasa  kasihan, anak Siamang tersebut kemudian dirawat dan dipelihara selama 4  bulan. Mengetahui satwa ini termasuk jenis yang dilindungi, Inneke berusaha mencari informasi dari media sosial tentang lembaga atau institusi yang menangani masalah satwa liar, dan akhirnya mendapatkannya. Tepat pada Minggu 10 Januari 2021, petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara menyambangi kediaman Inneke untuk kemudian mengevakuasi satwa tersebut.

Selanjutnya, bermula pada Jumat 30 Juli 2021, Surya Dharma, 38 tahun, warga jl. Kol. Yos Sudarso Lingkungan IV Martubung, Medan Labuhan, akademisi/dosen muda pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Utara, tepatnya di Universitas Negeri Medan (Unimed),  program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada Fakultas Ilmu Sosial, menemukan 1 individu Elang Bondol (Haliastur indus) di halaman rumahnya dalam keadaan lemah. Mengetahui satwa tersebut termasuk jenis yang dilindungi, Surya Dharma, yang meraih gelar Doktor di bidang Pendidikan Kewarganegaraan dari Universitas Pembinaan Indonesia (UPI) Bandung, pada Senin 2 Agustus 2021 berinisiatif mengunjungi kantor Balai Besar KSDA Sumatera Utara untuk menyerahkan Elang Bondol tersebut.

Dr. Surya Dharma, S.Pd., M.Pd.,  akademisi muda, menyerahkan Elang Bondol kepada petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikutnya, Dimas Mahendra, warga Pasar X Tembung, Deli Serdang, masih muda belia berumur 18 tahun, berprofesi sebagai mekanik pada sebuah bengkel kendaraan bermotor, tergerak hatinya ketika melihat seorang warga menjual 1 individu Kucing Hutan (Felis bengalensis) seharga Rp. 100 ribu kepada pemilik bengkel tempatnya bekerja. Mengetahui satwa tersebut jenis yang dilindungi, Dimas menebus Kucing Hutan tersebut sebesar Rp. 100 ribu dari pemilik bengkel dan menyerahkannya kepada petugas Balai Besar KSDA Sumatera Utara di kediamannya, pada Senin 13 Desember 2021.

Ketiga sosok di atas mewakili puluhan orang lainnya yang layak dinobatkan sebagai Pahlawan Peduli Satwa Liar, yang dengan kesadaran  tinggi terpanggil untuk ikut menyelamatkan satwa liar termasuk jenis yang dilindungi. Tercatat dari rekaman pemberitaan website Balai Besar KSDA Sumatera Utara sepanjang tahun 2021, sedikitnya ada 31 orang termasuk komunitas/lembaga, dengan berbagai status dan profesi, menyerahkan satwa liar kepada Balai Besar KSDA Sumatera Utara.

Dimas Mahendra anak muda peduli satwa liar menyerahkan Kucing Hutan kepada petugas

Ada sebanyak 37 individu satwa liar baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi diserahkan, diantaranya : 7 individu Kucing Hutan (Felis bengalensis), 6 individu Trenggiling (Manis javanica), 5 individu Burung Kuau Kerdil Sumatera (Polyplectron chalcurum), 2 individu Beruang Madu (Helarctos malayanus), 2 individu Lutung Kelabu (Trachypithecus cristatus), 2 individu Kukang (Nycticebus caucang), 1 individu Siamang (Symphalagus syndactylus), 1 individu Kakatua Maluku (Cacatua molluccensis), 1 individu Burung Hantu (Tyto alba), 1 individu Elang Black Hawk (Spizaetus tyrannus), 1 individu Elang Ular Bido (Spilornis cheela), 1 individu Kura-kura Pipih Putih (Siebenrockiella crassicollis), 1 individu Buaya Muara (Crocodylus porosus), 1 individu Elang Bondol (Haliastur indus), 1 individu Owa (Hylobates agilis), 1 individu Tuntong Laut (Batagur borneoensis), 1 individu Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), 1 individu Baning Coklat (Manoura emys) dan 1 individu Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus).

Setidaknya ada 2 catatan penting dari fenomena ini, pertama, pemahaman masyarakat tentang arti penting menyelamatkan satwa liar semakin bertumbuh dengan baik sehingga mendorong kepeduliannya untuk ikut ambil bagian meskipun dengan cara-cara yang sederhana, merawat serta menyerahkan satwa tersebut kepada Balai Besar KSDA Sumatera Utara guna dilepasliarkan ke habitatnya.

Kepedulian yang bersumber dari hati nurani yang tulus tentunya sudah sepatutnya untuk diapresiasi dengan menjadikan sosok-sosok pahlawan ini sebagai duta dan teladan. Mempublikasikan serta mempromosikan para pahlawan peduli satwa liar dalam berbagai bentuk serta kegiatan, adalah manifestasi apresiasi atas kepedulian yang mulia tersebut.

Kedua, dalam banyak  testimoni/kesaksian, sebagian satwa liar yang diserahkan kepada Balai Besar KSDA Sumatera Utara diperoleh/didapatkan melalui perjumpaan di sekitar permukiman warga. Ini juga menjadi catatan yang menarik untuk dicermati dan diamati. Keberadaan satwa liar di permukiman menjadi suatu indikasi atau pertanda adanya permasalahan kerusakan di habitatnya, sehingga sumber pakan semakin menipis dan selanjutnya mendorong satwa liar keluar dari habitatnya mencari pakan sampai kepermukiman / perkampungan.

Tentunya menjadi urgent untuk melakukan inventarisasi dan identifikasi kawasan-kawasan yang merupakan habitat dari satwa-satwa tersebut, kemudian mengambil langkah-langkah penyelesaian baik dalam bentuk non litigasi berupa pemulihan kawasan melalui pola kemitraan konservasi dan perhutanan sosial, maupun dalam bentuk litigasi berupa penegakan dan penerapan peraturan perudang-undangan.

Akhirnya sebagai catatan penutup, tahun 2021 telah berlalu dan saatnya memasuki tahun yang baru 2022. Ekspektasi kedepan tentunya berharap sosok para pahlawan peduli satwa liar di tahun 2021 menjadi inspirasi bagi warga lainnya untuk ikut peduli dan ambil bagian dalam menyelamatkan dan melestarikan satwa liar. Demikian halnya dengan penyelesaian masalah kerusakan kawasan hutan yang menjadi habitat dari satwa liar, ada langkah-langkah konkrit sehingga satwa liar tidak harus turun lagi ke permukiman/perkampungan hanya untuk mencari pakan.

Sumber : Evansus Renandi Manalu - Analis Data Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini