Ecoedutourism : Observasi Anggrek Di Resort Loh Wenci - Sape

Selasa, 04 Januari 2022

Anggrek (Dendrobium faciferum) di Resort Loh Wenci - Sape

Labuan Bajo, 4 Januari 2022. Anggrek merupakan tumbuhan berbunga yang habitatnya banyak ditemukan di daerah tropis seperti di Asia Tenggara khususnya di Indonesia dan beberapa diantaranya juga tumbuh alami di kawasan Taman Nasional Komodo. Mahasiswa magang D-IV Manajemen Pengaturan Perjalanan STP Bandung berkesempatan untuk mempelajari anggrek di Resort Loh Wenci – Sape, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Balai Taman Nasional Komodo.

Mahasiswa magang yang berjumlah 2 (dua) orang, Samuel Tan dan Hanif Nugroho berkesempatan untuk meninjau langsung habitat anggrek yang tersebar di wilayah kerja Resort Loh Wenci – Sape, Kamis (30/12). Adapun jenis- jenis tumbuhan anggrek yang ditemukan antara lain: Dendrobium faciferum, Vanda limbata, dan Dischidia major.

Spesies Dendrobium faciferum pertama kali diperkenalkan oleh Johannes Jacobus Smith pada tahun 1908. Tumbuhan ini berasal dari Kepulauan Sunda Kecil, Maluku, dan Sulawesi dan biasanya hidup di habitat hutan mangrove dan ekosistem pesisir, tepi danau dan dataran banjir pada ketinggian 350 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan hasil identifikasi anggrek jenis Dendrobium faciferum bersama Kepala Resort Loh Wenci – Sape (Rawuh Pradana) diketahui bahwa tumbuhan tersebut tergolong ke dalam tumbuhan epifit yang dapat berukuran sedang hingga besar, dapat tumbuh mencapai 100 cm, bertubuh ramping atau kokoh dan tegak kaku, berwarna coklat keabu-abuan, bergaris kuning kehijauan, dan menggembung pada bagian bawah tumbuhan. Pada umumnya tumbuhan ini memiliki bunganya dengan ukuran panjang 1,3 cm. Warna bunga didominasi warna kecerahan seperti kuning hingga jingga, serta memiliki kelopak punggung oval (lonjong) yang runcing.

Jenis anggrek lain yang ditemukan mahasiswa adalah Vanda limbata yang biasanya ditemukan di wilayah Kepulauan Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Filipina. Pada umumnya tumbuhan ini didominasi warna merah dengan bercak kuning dan pada bagian kepalanya berwarna merah maroon. Vanda limbata mengeluarkan aroma yang mirip dengan kayu manis dan sangat kuat ketika pagi hari (Sarwono, 2002). Anggrek Vanda limbata juga dikenal sebagai jenis anggrek yang sangat toleran terhadap iklim kering dan sangat cocok tumbuh pada wilayah dataran rendah.

Flora menarik lainnya yang ditemukan adalah Malayan urn vine dengan nama ilmiah Dischidia major yang merupakan tumbuhan dalam genus Dichidia. Tumbuhan ini membawa  daun  yang dimodifikasi  dan  seringkali  menjadi  habitat  bagi  semut menciptakan simbiosis mutualisme. Tumbuhan ini mendapatkan manfaat dari kehadiran koloni semut dengan memperoleh makanan dari peningkatan kadar karbon dioksida dan nitrogen dan memperoleh sistem perlindungan eksternal dari hewan dan tumbuhan berbahaya atas kehadiran koloni semut. Simbiosis mutualisme ini dikenal sebagai myrmecophily.

Ketiga flora tersebut ditemukan mahasiswa saat melaksanakan kegiatan patroli daratan menuju Puncak Satalibo yang jaraknya cukup jauh dari Resort Loh Wenci – Sape. Petugas kemudian mengambil sedikit bagian dari flora-flora tersebut untuk diidentifikasi dan dipelajari lebih lanjut. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam rangka melestarikan tumbuhan anggrek yang terdapat dalam kawasan. Observasi anggrek di Resort Loh Wenci – Sape sangat berpotensi menjadi aktivitas ecoedutourism bagi kelompok wisatawan minat khusus yang tertarik pada observasi anggrek dan tumbuhan epifit lainnya di Taman Nasional Komodo.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Samuel Tan (Mahasiswa STP Bandung) | Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini