Balai KSDA Kalsel Benchmarking ke Tiga UPT KLHK

Rabu, 22 Desember 2021

Palangkaraya, 17 Desember 2021 – Untuk menambah wawasan anggotanya, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Pelaihari, Mirta Sari, S. Hut., M.P. mengusulkan benchmarking ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Atas arahan Kepala Balai KSDA Kalimantan Selatan, Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M. Sc. diarahkan ke Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) dan Kebakaran Hutan dan Lahan, Balai KSDA Kalimantan Tengah dan Balai Taman Nasional (TN) Sebangau. Selain dapat mempererat silaturahmi lintas UPT KLHK wilayah Kalimantan, kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan terkait Pengelolaan Kawasan, Program Kampung Iklim (PROKLIM) dan Penanganan Konflik Satwa.

Koordinasi pertama dilakukan dengan Kepala Balai TN. Sebangau, Andi M. Kadhafi, S. Hut., M. Si., dan Kepala Subbag TU, Uun Gumilar, S. Hut. dilanjutkan dengan pembelajaran tentang analisis dan manajemen kamera trap yang di fasilitasi oleh Khairul Ikhwan dari Borneo Nature Foundation (BNF). Tim juga mengunjungi Resort Sebangau Hulu Sungai Koran yang dikelola sebagai wisata susur sungai dan pengamatan Orangutan.

2-2021-12-18 at 23.07.10

Selanjutnya tim melakukan koordinasi dengan Kepala Balai PPI dan Karhutla Wilayah Kalimantan, Johny Santoso, S. Hut., M. Agr.  tentang Program Kampung Iklim (PROKLIM) tepatnya ke Desa PROKLIM Kalampangan untuk dapat melihat areal Agro Forestry (tumpang sari) dengan Pengelolaan Lahan Gambut Tanpa Bakar (PLGTB) seluas kurang lebih 2 Ha yang dilakukan oleh Akhamd Tamannudin. Seorang petani yang sudah meninggalkan kebiasaan kupas bakar di areal gambut yang termasuk dalam Pengendalian Iklim Mitigasi dan Adaptasi.

3-2021-12-18 at 23.08.02

Terakhir, koordinasi dilakukan dengan Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah, Nur Patria Kurniawan, S. Hut, M. Sc. didampingi Kepala Subbag Tu, Handi Nasoka, S. Hut. terkait penanganan konflik satwa buaya yang ada di wilayahnya. Tim diarahkan untuk meninjau langsung ke Resort Tangkiling yang merupakan kandang transit buaya dan satwa liar lainnya. Tim rescue Resort Tangkiling menjelaskan, bahwa konflik manusia dan buaya yang sering terjadi di daerah sungai dan muara, salah satu langkah yang dilakukan adalah evakuasi buaya dengan melakukan jebakan/pancing.

 (ryn)

Sumber : Hendar Wibawa - Polhut Seksi Konservasi Wilayah I Pelaihari Balai KSDA Kalimantan Selatan

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini