Training dan Coaching Pengembangan Usaha Ekonomi KTH TNGGP

Selasa, 14 Desember 2021

Cianjur, 8 Desember 2021. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) kembali menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat di Sarongge Valley yang diikuti 30 (tiga puluh) orang peserta dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Anca Raya, Sauyunan Lestari dan Raksa Alam, serta petugas pendamping. Pelatihan ini dibuka oleh Plh. Kepala Bidang PTN Wilayah I Cianjur, Johanes Wiharisno, S.Hut., M.P. yang menyampaikan agar peserta dapat mengikuti rangkaian kegiatan dengan perasaan senang dan gembira serta adanya keberlanjutan dari hasil pelatihan ini. 

Dengan mengusung tema “Pentingnya Kebersamaan dalam Menyusun Rencana Usaha Kelompok” menggunakan pendekatan Training dan Coaching. Fasilitator yang dihadirkan dalam kegiatan pelatihan kali ini yaitu Siti Indriasari Galuh Sekar Arum, S.Hut., M.S. dan Muhamad Muslich, M.Si. (praktisi konservasi dan pemberdayaan masyarakat), serta Agustina Widi Palupi Ningrum, S.P., M.P. (dosen kelas bisnis IPB). Selama proses pembelajaran berlangsung, para peserta harus mengikuti aturan main yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu semangat, aktif, gembira, fokus pada tujuan dan menerapkan protokol kesehatan.

Materi pertama disampaikan oleh Siti Indriasari Galuh Sekar Arum, S.Hut., M.S. mengenai dinamika kelompok yaitu bagaimana cara membangun kerjasama dan hubungan interpersonal. Ukuran keberhasilan materi ini yaitu peserta memiliki harapan positif dari keikutsertaan pelatihan, peserta juga dapat memahami, menyadari dan menuliskan perannya di dalam forum serta aktif membagi gagasan selama pelatihan. Pada sesi ini para peserta terlihat begitu antusias menuliskan hal baik yang ingin didapatkan dari pelatihan ini serta hal apa saja yang harus/ akan dilakukan setelah mengikuti pelatihan. Peserta menuliskan dan membacakan harapan tersebut pada kertas metaplan berwarna dan ditempelkan pada kertas plano.
 
Selanjutnya yaitu materi tentang motivasi diri dengan ukuran keberhasilan peserta yaitu dapat mengenali kekuatan diri untuk berkontribusi di dalam kelompok. Pada sesi ini peserta secara acak membagi diri menjadi 3 kelompok dengan tema “BERBEDA”, peserta diarahkan untuk dapat mengenali kekuatan diri yang dapat digunakan untuk membuat kelompok lebih aktif dan apa yang akan diperkuat agar kelompok semakin maju.
 
Materi berikutnya yaitu menemukenali potensi dan solusi dalam konteks usaha kelompok. Ukuran keberhasilan dari materi ini yaitu kelompok memiliki kesadaran akan potensi yang dimiliki dan bagaimana mengembangkannya menjadi sumberdaya dan kekuatan kelompok. Materi ini disampaikan oleh Muhamad Muslich, M.Si. dengan menggunakan metode Goal – Reality – Options – Way Forward (G.R.O.W). Pada sesi ini para peserta kembali pada KTH masing-masing dan berdiskusi untuk lebih menemukenali potensi dan solusi dari kelompoknya yaitu:
1. Goal : apa tujuan kelompok Anda? atau Apa tujuan pembentukan KTH?
3. Reality: bagaimana realita kelompok Anda (tantangan dan peluang)?
5. Option: Pilihan-pilihan apa yang mungkin kelompok lakukan  agar mencapai tujuan?
6. Way Forward: Apa yang benar-benar akan kelompok lakukan?

Materi selanjutnya yaitu mengenalkan teori Bisnis Model Canvas (BMC) dan bagaimana mengisinya serta inspirasi sebagai jembatan untuk praktek membangun model bisnis kelompok yang dipandu oleh Agustina Widi Palupi Ningrum, S.P., M.P. Ukuran keberhasilannya yaitu kelompok sepakat dan menginisiasi satu rencana usaha dengan menggunakan BMC. Setelah para peserta diberikan penjelasan tentang apa itu BMC, selanjutnya yaitu membersamai kelompok mengisi BMC sesuai dengan jenis usaha yang disepakati. Kelompok menuliskan beberapa hal sesuai aspek – aspek dalam menyusun rencana usaha menggunakan BMC pada kertas meta plan untuk selanjutnya ditempel pada template BMC. Rencana usaha kelompok dengan menggunakan BMC yang telah disusun kemudian di presentasikan oleh perwakilan kelompok dengan metode Role Play, dimana kelompok berperan sebagai pelaku usaha harus menawarkan dan meyakinkan investor agar mereka tertarik untuk berinvestasi.

Sesi terakhir yang juga penting pada pelatihan ini yaitu “Mengikat Komitmen antara KTH dan TNGGP sebagai bagian dari penguatan kemitraan”. Pada sesi mengikat komitmen ini BBTNGGP menyampaikan dukungan yang akan diberikan untuk memperkuat rencana usaha kelompok yang telah disusun dan apa yang akan dilakukan untuk mengetahui rencana usaha tersebut dilanjutkan dan berhasil diantaranya yaitu membersamai kelompok atau mendampingi, melakukan monitoring dan evaluasi.

Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pengetahuan/ wawasan peserta terhadap materi yang diberikan, para peserta diharuskan mengikuti pre test dan post test. Selain itu, para peserta juga mengisi lembar evaluasi pelaksanaan kegiatan sebagai pengendali dalam ketepatan penentuan sasaran peserta dan materi pelatihan serta sebagai bahan perbaikan yang diperlukan.

Semoga dengan adanya pelatihan ini kelompok masyarakat mendapatkan ilmu dan pengetahuan guna meningkatkan dan mengembangkan usaha ekonomi yang dijalankan. Dan masyarakat turut serta untuk terus menjaga kelestarian kawasan.

Leuweung Hejo, Masyarakat Ngejo.

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Teks : Wita Puspitaningrum dan Diah Eka
Dokumentasi : Tim Publikasi Bidang PTN Wilayah I Cianjur

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini