Membentuk Pemandu Handal Untuk Meningkatkan Mutu Wisata Alam

Rabu, 01 Desember 2021

Bogor, 01 Desember 2021 - Wisata alam menjadi menjadi tren pada beberapa tahun terakhir. Kebutuhan manusia atas udara bersih dan sehat, suasana segar dan menenangkan, serta lingkungan alami yang jauh dari polusi dan kebisingan menyebabkan lokasi-lokasi wisata alam banyak diburu oleh masyarakat. Belakangan aktivitas wisata tidak hanya dicari oleh masyarakat perkotaan namun oleh seluruh kalangan masyarakat. Kesadaran akan manfaat dari kegiatan rekreasi yang tidak hanya mencari kesenangan namun juga kesehatan dan pengetahuan menjadi motivasi dan meningkatkan antusiasme masyarakat terhadap wisata alam. Sosial media yang sudah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat menambah semangat untuk memperoleh kepuasan yang tercipta setelah menunjukkan pengalaman “eksplorasi” kepada dunia melalui jendela sosial media masing-masing.

Motivasi masyarakat atas aktivitas wisata alam yang beragam ini menjadi peluang bagi para penggerak wisata alam untuk dapat ditangkap semaksimal mungkin. Memahami motivasi pengunjung adalah salah satu kunci utama bagi para penggerak wisata, khususnya para pemandu wisata. Dengan memahami motivasi dari setiap pengunjung, kita dapat menentukan pelayanan apa yang dapat kita berikan kepada pengunjung sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Pada akhirnya tersimpan kesan dan kenangan baik yang menumbuhkan keinginan untuk menyebarluaskan pengalamannya tersebut dengan ulasan positif dan keinginan untuk kembali berkunjung lagi.

Penyediaan sarana yang memadai dan pelayanan yang optimal untuk memenuhi kebutuhan pengunjung salah satunya diwujudkan dalam penyediaan pemandu wisata alam yang baik. Pemandu yang baik ini adalah pemandu yang memenuhi kode etik pemandu, memiliki keterampilan pemanduan yang baik dan memahami obyek wisata yang berada di area wisata alam tersebut. Seorang pemandu wisata juga perlu mengusasai pengetahuan umum dan keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam aktivitas di alam seperti pertolongan pertama pada kecelakaan dan etika-etika yang patut dilakukan Ketika berada di alam. Pemandu wisata juga harus memiliki kemampuan “public speaking” yang baik sehingga bahasa dan intonasi dalam menyampaikan pesan-pesan wisata dapat menarik hati pengunjung dan tidak membosankan.

Untuk mempersiapkan pemandu wisata alam di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang handal dan dapat memenuhi beberapa kriteria sekaligus mampu memenuhi motivasi dan tujuan pengunjung, maka diperlukan program-progam peningkatan kapasitas pemandu wisata alam. Beranjak dari hal tersebut, pada hari Selasa tanggal 30 November 2021 Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melaksanakan kegiatan Pelatihan Pemandu Wisata di lingkup Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah III Bogor.

Peserta kegiatan pelatihan ini terdiri dari masyarakat sekitar kawasan yang dibina oleh Balai Besar TNGGP untuk bergerak di bidang wisata alam baik di dalam kawasan maupun di sekitar kawasan TNGGP, khususnya yang berada di Bidang PTN Wilayah III Bogor. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan wisata alam di Kawasan TNGGP dan wilayah sekitarnya merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat sekitar Kawasan. 

Kegiatan pelatihan ini dipandu oleh lima narasumber yang memiliki kapasitas sesuai dengan materi yang disampaikan, diantaranya berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Himpunan Pemandu Indonesia, BEST, Paguyuban Outbond Bogor, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor. Dalam kesempatan Pelatihan Pemandu Wisata kali ini materi yang disampaikan antara lain:
1.    Kebijakan Sertifikasi Profesi Pemandu Wisata Alam, 
2.    Kode Etik Pemandu Wisata Alam, 
3.    Interpretasi dan Pengembangan Paket Wisata, 
4.    Public Speaking dan Teknik Ice Breaking, dan 
5.    Penanganan Kecelakaan Pengunjung.

Dadang Suryana, Kepala Bidang PTN Wilayah III Bogor yang mewakili Kepala Balai Besar TNGGP dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemandu wisata alam tidak ubahnya bagaikan pramugari yang memandu dan melayani penumpang di dalam pesawat. "Begitupun halnya seorang pemandu wisata, yang bertugas untuk memandu dan melayani kebutuhan pengunjung baik kebutuhan informasi dan ilmu, juga dituntut untuk mampu melayani kebutuhan pengunjung sesuai dengan perannya. Oleh sebab itu untuk membentuk pemandu wisata yang tangguh, maka perlu untuk selalu ditempa dan dilatih hingga mampu memberikan pelayanan wisata dengan baik," ujarnya.

Kendala yang dihadapi oleh masyarakat penggerak wisata alam adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan wisata dan hanya berbekal pengetahuan yang diperolehnya berdasarkan pengalaman. Kendala lain yang disampaikan oleh peserta adalah jaringan pemasaran dan akses terhadap konsumen wisata, apakah dapat difasilitasi oleh organisasi wisata yang hadir dalam kegiatan pelatihan ini. Pihak HPI dan BEST dengan positif menyampaikan bahwa mereka dapat memfasilitasi pemasaran wisata dan menjalin komunikasi dengan kelompok-kelompok penggerak wisata alam di Bidang PTN Wilayah III Bogor. Para peserta sangat antusias dan bersemangat dengan niat ingin mengembangkan diri. Banyak pertanyaan dan diskusi yang disampaikan oleh peserta baik mengenai kebijakan pemerintah mengenai kegiatan wisata alam, serta teknik-teknik dalam kegiatan pemanduan wisata alam.

Pada sesi materi pertolongan pertama, narasumber memberikan pembekalan dasar mengenai teknik dan sikap yang tepat dalam melakukan pertolongan pertama pada kejadian kecelakaan pengunjung wisata. Materi utama pada sesi ini ialah pertolongan pertama untuk membantu korban patah tulang, korban pingsan dan penanganan luka pendarahan. 

Semoga dengan adanya kegiatan Pemanduan Wisata Alam ini dapat membuka wawasan, menambah pengetahuan dan keterampilan peserta serta memperluas jaringan pemasaran dan informasi wisata bagi para masyarakat penggerak wisata di Bidang PTN Wilayah III Bogor. Dengan demikian, kegiatan wisata alam di TNGGP dan wilayah sekitarnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang secara simultan akan meningkatkan kelestarian Kawasan TNGGP.

 

Sumber : Woro Hindrayani (PEH Balai Besar TNGGP)

Foto : Agung Gunawan (PEH) dan Ilham Syahida (PPNPN) Balai Besar TNGGP

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini