Aksi Resort Loh Wau Relokasi Telur Penyu Di Pulau Lengah

Senin, 04 Oktober 2021

Jagawana Loh Wau (Muhlas) mengajarkan mahasiswa STP Bandung dan Politeknik Elbajo Commodus Mengukur Dimensi Sarang dan Telur Penyu

Labuan Bajo, 1 Oktober 2021. Balai Taman Nasional Komodo mengadakan kegiatan relokasi telur penyu di wilayah kerja Resort Loh Wau Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah III pada Kamis silam (23/9). Kegiatan relokasi telur penyu mandiri ini dikoordinir oleh Kepala Resort Loh Wau (Ikhwan Syahri) bersama 2 anggota Resort Loh Wau (Muhlas dan Asry) bersama 4 orang mahasiswa dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (Bunga Cinta Evangelin dan Mohammad Rizqi Afreza) dan Politeknik Elbajo Commodus (Nevasius Antur dan Adelgonda Tasina Naul). Adapun latar belakang yang menekankan pentingnya pelaksanaan relokasi telur penyu di Pulau Lengah, antara lain: pencurian telur oleh oknum masyarakat, tumpang tindih telur penyu antar sarang yang berdekatan, posisi sarang yang terpengaruh signifikan pasang surut air laut, dan belum tersedianya data dan informasi terbarukan terkait satwa penyu di Taman Nasional Komodo.

Tim relokasi perlu melakukan pengamatan pesisir pantai sebelum melakukan pemindahan telur penyu ke sarang semi alami di Resort Loh Wau. Tim perlu terlebih dulu mengidentifikasi status sarang telur penyu (pasif/aktif) untuk dapat memperkirakan keberadaan telur di dalam sarang tersebut. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim karena indukan penyu memiliki kecenderungan membuat sarang kamuflase untuk mengelabui predator yang berusaha memangsa telur-telur penyu.

Lokasi yang pertama yang menjadi area pengamatan tim relokasi adalah Pantai Teluk Loh Wau. Pada lokasi ini kami hanya menemukan jejak segar indukan penyu, namun tidak berhasil menemukan keberadaan sarang telur penyu tersebut. Tim kemudian memutuskan untuk beranjak ke lokasi kedua yaitu Pulau Lengah. Pulau Lengah merupakan pulau kecil dengan pesisir pantai sempit yang memiliki tingkat kepadatan sarang penyu yang tinggi.

Tim menemukan setidaknya 8 sarang penyu baik aktif maupun pasif di pesisir pantai Pulau Lengah. Tim akhirnya berhasil menemukan telur penyu setelah menggali salah satu sarang aktif dengan tipe sarang tengah yang berjarak 5-meter dari pepohonan. Kami memindahkan telur-telur tersebut dengan sangat hati-hati ke dalam bak sampah plastik berukuran 25 cm x 25 cm yang sebelumnya sudah diisi dengan pasir pantai dari sekitar sarang penyu tersebut. Tim berhasil merelokasi 59 dari 116 butir telur penyu hijau (Chelonia mydas) yang ditemukan dengan keliling rata-rata + 14 cm dan berat rata-rata + 40 gram. Sebanyak 57 butir telur ditemukan sudah dalam kondisi rusak karena alam.

Tim meletakan telur tersebut ke dalam sarang semi alami yang berada di Resort Loh Wau. Merujuk kepada Rencana Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Sarang Bertelur Penyu Balai Taman Nasional Komodo (2021), suhu sarang semi alami dipantau secara periodik dengan melakukan pengukuran sebanyak 4 kali dalam sehari, antara lain pada pukul 06:00, 12:00, 18:00, dan 24:00. Pencatatan suhu sarang dilakukan setiap hari selama masa inkubasi (+ 60 hari) sampai dengan menetas. Hal ini dilakukan petugas untuk dapat memperkirakan probabilitas jenis kelamin tukik yang akan menetas dengan kemungkinan kelahiran jantan pada suhu < 29oC, sedangkan kelahiran betina pada suhu sarang > 29oC. Adapun suhu rata- rata sarang semi alami di Resort Loh Wau berkisar antara 29-30  Celsius.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Bunga Cinta Evangelin (Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung) | Penyuting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini