Konsistensi Jagawana Dalam Kegiatan Riset Satwa Liar Di Tepi Barat Pulau Komodo

Senin, 04 Oktober 2021

Pemantauan Kakatua kecil jambul kuning dengan metode Vantage point oleh petugas

Labuan Bajo, 1 Oktober 2021. Taman Nasional Komodo merupakan habitat bagi satwa kunci kakatua kecil jambul kuning dengan nama ilmiah Cacatua sulphurea occidentalis. Burung ini memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring sebagai bentuk komunikasi dengan sesamanya. Kakatua hidup berkelompok dan biasanya menggunakan pepohonan dengan ketinggian > 10 meter untuk beraktivitas, termasuk tidur dan bersarang. Kakatua Kecil Jambul Kuning termasuk ke dalam kategori “Terancam Punah” berdasarkan IUCN Red List of Threatened Species. Merujuk kepada status kelangkaan populasi satwa tersebut, Balai Taman Nasional Komodo berkomitmen untuk giat melaksanakan pendataan populasi kakatua kecil jambul kuning di Taman Nasional Komodo secara berkelanjutan.

Balai Taman Nasional Komodo menyelenggarakan monitoring populasi kakatua kecil jambul kuning di tujuh lokasi lembah, antara lain: Poreng, Loh Baes, Loh Sebita, Loh Lawi, Banu Nggulung, Sok Keka, dan Sok Pure. Kali ini monitoring dilaksanakan di lembah Sok Pure dan Sok Keka yang termasuk ke dalam wilayah kerja Resort Loh Wenci – Sape pada tanggal 22 – 28 September 2021. Kegiatan monitoring ini dikoordinir oleh Kepala Resort Loh Wenci – Sape (Rawuh Pradana) bekerjasama dengan Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Komodo (Ande Kefi dan Dinda Hamasiya Karima Khash) sebagai bentuk supervisi kegiatan teknis monitoring populasi satwa liar di dalam kawasan. Monitoring populasi kakatua kecil jambul kuning ini juga secara rutin dilakukan oleh petugas di tingkat tapak mengacu pada pola kerja Resort- Based Management (RBM) yang berlangsung di Balai Taman Nasional Komodo. Pengamatan rutin oleh petugas di tingkat tapak dimaksudkan untuk memperkuat kontinuitas data yang diperoleh berdasarkan monitoring populasi periodik yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Metode yang digunakan dalam monitoring populasi kakatua kecil jambul kuning adalah Vantage Point dimana burung kakatua dihitung dari titik pengamatan dengan ketinggian tertentu. Metode ini memudahkan pengamat untuk dapat melakukan perhitungan populasi burung kakatua secara akurat menyesuaikan dengan kontur dan landskap ekosistem di Taman Nasional Komodo.

Survei pohon sarang Kakatua kecil jambul kuning dan dilakukan pengukuran pada pohon Gebang (Corypha utan)

Monitoring populasi kakatua kecil jambul kuning dilakukan selama 7 (tujuh) hari dengan 2 kali pengulangan (pagi: 05:00 – 07:00 dan sore: 17:00 – 18:30) setiap harinya. Nilai estimasi populasi diperoleh berdasarkan pada angka sensus populasi tertinggi setiap waktu pengamatan harian. Tim juga melakukan survei pohon pakan dan pohon sarang kakatua kecil jambul kuning. Jenis- jenis pohon pakan yang disurvei antara lain: Gebang (Corypha utan), Asam (Tamarindus indica), Klumpang (Sterculia foetida), Nita (Sterculia oblongata), Nunang (Cordia dichotoma), Kesambi (Schleichera oleosa) dan Kelor (Moringa pterygosperma). Sedangkan untuk pohon sarang sendiri hanya terpantau pada pohon gebang yang sudah mati di wilayah Resort Loh Wenci – Sape.

Estimasi populasi kakatua kecil jambul kuning di lembah Sok Pure dan Sok Keka pada tahun 2021 berturut-turut adalah + 90 ekor + 40 ekor. Berdasarkan data 5 tahun terakhir (2015, 2017- 2020), populasi kakatua kecil jambul kuning di lembah Sok Pure antara lain: + 62 ekor (2015), 84 ekor (2017), 49 ekor (2018), 73 ekor (2019), dan 92 ekor (2020). Sementara populasi kakatua di lembah Sok Keka (2015, 2017 – 2020) berkisar antara + 33 ekor (2015), 12 ekor (2017), 12 ekor (2018), 27 ekor (2019), dan 60 ekor (2020). Monitoring populasi kakatua tahun 2016 hanya diselenggarakan di 2 lokasi, yaitu: Loh Sebita dan Loh Baes karena dinamika penganggaran pengelolaan tahunan.

Monitoring kakatua kecil jambul kuning di Sok Keka dan Sok Pure tahun 2021 turut melibatkan jurnalis Vera Bahali sebagai representasi awak media. Hal ini merupakan terobosan baru bagi Balai Taman Nasional Komodo dengan memberikan kesempatan bagi awak media untuk lebih memahami teknis pengelolaan kawasan dan pola kerja jagawana di tingkat tapak.

Monitoring populasi ini kontinu dilakukan setiap tahunnya sebagai bentuk upaya pelestarian satwa kunci kakatua kecil jambul kuning oleh Balai Taman Nasional Komodo. Data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang krusial bagi penyempurnaan pengelolaan satwa liar di Taman Nasional Komodo serta turut memberikan kontribusi praktik keilmuan dari tingkat tapak bagi the body of knowledge ilmu pengetahuan di dunia.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penulis: Rawuh Pradana, S.H. | Penyunting: Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S.

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini