Senin, 11 November 2024 BTN Bukit Baka-Bukit Raya
Kasongan, 9 November 2024 – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), berkolaborasi dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) dan mitra terkait, kembali melepasliarkan enam orangutan yang telah menjalani proses rehabilitasi intensif di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng. Enam individu orangutan, terdiri dari tiga jantan dan tiga betina, kini resmi kembali ke habitat alaminya di kawasan TNBBBR, Resort Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Wilayah II Kasongan.
Orangutan yang dilepasliarkan ini telah melewati proses rehabilitasi yang panjang agar mampu bertahan di alam liar, sekaligus berperan penting dalam menjaga keseimbangan. Dengan keterampilan yang diasah selama rehabilitasi, mereka kini siap untuk melanjutkan peran sebagai spesies payung di hutan hujan tropis Kalimantan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Persada Agussetia Sitepu, S.Hut., M.Si. mengapresiasi ketangguhan orangutan dalam beradaptasi dengan alam liar, sekaligus menggarisbawahi peran mereka dalam keberlanjutan ekosistem. “Meskipun kami berperan dalam mengembalikan orangutan ke hutan, habitat alaminya, sesungguhnya, pahlawan sejati adalah orangutan itu sendiri. Keenam individu yang kami lepasliarkan hari ini adalah simbol kekuatan dan kemampuan luar biasa mereka dalam menghadapi tantangan alam. Dengan keterampilan yang mereka asah selama rehabilitasi, mereka membuktikan diri sebagai pahlawan yang berjuang untuk kebebasan mereka sendiri.”
Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), Andi Muhammad Kadhafi, S.Hut., M.Si., menambahkan bahwa pelepasliaran ini adalah simbol komitmen bersama dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan habitat alami di kawasan konservasi. “Dalam semangat Hari Pahlawan dan Hari Cinta Puspa Satwa Nasional, pelepasliaran orangutan ini menjadi momentum yang sejalan dengan tujuan kami di Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) dalam menjaga dan melindungi satwa yang terancam punah. Kami berharap bahwa setiap orangutan yang dilepasliarkan dapat menjalani hidup yang bebas, aman, dan terlindungi di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Langkah ini bukan hanya sebagai wujud kepedulian kami terhadap kesejahteraan individu orangutan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat ekosistem. Dengan begitu, kami turut memastikan bahwa keberlanjutan alam ini akan tetap terjaga bagi generasi yang akan datang.”
Ketua Pengurus Yayasan BOS, Dr. Ir. Jamartin Sihite, Msc., menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, organisasi konservasi, hingga masyarakat lokal, dalam menghadapi ancaman terhadap satwa liar. “Pada momen Hari Pahlawan ini, kami diingatkan akan kebutuhan mendesak untuk melindungi satwa liar Indonesia yang terancam punah dan menjaga keseimbangan ekosistem yang mendukung keberlanjutan seluruh makhluk hidup. Dengan dukungan dari seluruh pihak, kami percaya upaya konservasi dapat memberi manfaat jangka panjang, baik untuk satwa maupun untuk manusia. Mari kita bersama berkomitmen menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang menjadi warisan tak bernilai untuk generasi mendatang.”
Yayasan BOS juga menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh mitra global dan pendukung yang telah berkontribusi dalam upaya konservasi ini, termasuk BOS Australia, BOS Jerman, BOS New Zealand, BOS Schweiz, BOS UK, BOS USA, dan Save the Orangutan. Dukungan mereka sangat penting bagi keberhasilan misi konservasi kami di Indonesia. Kami juga berterima kasih atas dukungan dari badan usaha terkemuka seperti PT. Bank Central Asia, Tbk., dan PT. Sawit Sumber Mas Sarana (SSMS), yang turut ambil bagian dalam upaya pelestarian ini. Di samping itu, kami mengapresiasi organisasi konservasi lainnya, termasuk Orangutan Outreach, serta para donor perseorangan dari seluruh dunia yang terus mendukung kami dalam melindungi dan menjaga kelestarian hutan dan satwa liar Indonesia.
Sumber: Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Untuk informasi lebih lanjut: Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK, U. Mamat Rahmat. – 081281331247
Kepala Balai KSDA (BKSDA) Kalimantan Tengah, Persada Agussetia Sitepu, S.Hut., M.Si. – 082238667543
Kepala Balai TNBBBR Andi Muhammad Kadhafi, S.Hut., M.Si. - 082158564609 (Call Centre)
Program Manager PROKT Nyaru Menteng BOSF: Denny KurnIawan - 08115202123
Komunikasi BOS Foundation: Lalita Tri Adila - 085772398019
CATATAN EDITOR:
TENTANG YAYASAN BOS
Didirikan pada 1991, Yayasan BOS adalah sebuah organisasi non-profit Indonesia yang didedikasikan untuk konservasi orangutan kalimantan dan habitatnya, bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, masyarakat setempat, dan organisasi mitra internasional.
Yayasan BOS selain melakukan berbagai kegiatan yang mencakup konservasi habitat, pengembangan masyarakat yang berkelanjutan, dan program pendidikan lingkungan, saat ini merawat lebih dari 300 orangutan di dua pusat rehabilitasi orangutan. Hal ini dapat terlaksana dengan dukungan dari 400 karyawan yang berdedikasi tinggi, serta juga para ahli di bidang primata, keanekaragaman hayati, ekologi, rehabilitasi hutan, agroforestri, pemberdayaan masyarakat, komunikasi, edukasi, dan kesehatan orangutan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.orangutan.or.id
TENTANG PELEPASLIARAN ORANGUTAN
Sejak 2012, Yayasan BOS sampai hari ini telah melepasliarkan 533 orangutan ke dua lokasi pelepasliaran di Kalimantan Tengah (Hutan Lindung Bukit Batikap dan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya) dan satu di Kalimantan Timur (Hutan Kehje Sewen).
Pelepasliaran ini adalah yang ke-44 kali di Kalimantan Tengah. Pelepasliaran ini menjadikan jumlah orangutan yang dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya 214 individu
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0