Senin, 21 Agustus 2017
Bogor, 21 Agustus 2017. Integrated Patrol Pogram (IPP) adalah program patroli yang terintegrasi antar fungsional tertentu baik Polisi Kehutanan (Polhut), Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), dan Penyuluh Kehutanan di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Pada prinsipnya IPP ini merupakan suatu bentuk kerja bersama dan saling mengisi antar fungsional tertentu di TNGGP selanjutnya menjadi bahan masukan terhadap manajemen pengelolaan TNGGP.
Sabtu, 19 Agustus 2017. Polisi Kehutanan Bidang PTN Wilayah III Bogor, di bawah komando Kepala Unit (Kanit) Bidang PTN Wilayah III Bogor, Ida Rohaida bersama tim yang terdiri dari Tugiman, Komar, Nidya Opinta, Eric, dan Mukti melaksanakan patroli tindak lanjut adanya potensi flora Rafflesia rochussenii di Resort Tapos yang harus dijaga jangan sampai adanya aktivitas illegal seperti perburuan, penebangan maupun pendakian yang dapat mengganggu keberlangsungan habitat flora tersebut. Kegiatan patroli ini Pak Komar sebagai Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL) menemukan individu Rafflesia rochussenii yang sedang mekar pada ketinggian 1.196 mdpl di Blok Pasir Banteng.
Kegiatan seperti ini yang diharapkan Balai Besar TNGGP adanya Integrated Patrol Program (IPP) dari hasil patroli mendapatkan informasi keberadaan potensi sumber daya alam yang selanjutnya dilakukan penelitian dan analisis lebih lanjut oleh fungsional PEH dan hasil olahan data yang didapat dikemas menjadi sebuah informasi yang dapat disampaikan oleh fungsional Penyuluh Kehutanan dan bagian humas. Jenis Rafflesia rochussenii ini dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta mengajak masyarakat dalam melestarikan jenis Rafflesia rochussenii di TNGGP.
Marga atau genus Rafflesia di dunia berjumlah 25 jenis, 12 jenis diantaranya dijumpai di Indonesia (Susatya, 2011). Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua jenis dari genus Rafflesia adalah dilindungi. Satu dari 12 jenis Raflesia ditemukan hidup di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sampai sekarang, yaitu jenis Rafflesia rochussenii.
Rafflesia rochussenii memiliki sejarah panjang, namun hanya mempunyai sedikit informasi struktur morfologi dan populasinya. Spesimennya pertama kali dikumpulkan dari kawasan Cibodas, Gunung Gede Pangrango yang sekarang adalah TNGGP dan dideskripsikan oleh Teijsmann dan Binnendijk tahun 1850 (Meijer, 1997).
Jenis ini paling dikhawatirkan sedang menuju kepunahan. Bahkan pada tahun 1941 Rafflesia rochussenii dinyatakan punah, namun pada tahun 1990 jenis ini ditemukan kembali oleh sekelompok mahasiswa pencinta alam dari IPB (Lawalata IPB) di Gunung Gede. Pernah juga ditemukan di Gunung Salak dan Gunung Leuser (Zuhud dkk, 1998). Sampai Bulan September tahun 2016, Rafflesia rochussenii yang termonitoring oleh Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di TNGGP khususnya hanya di Bidang PTN Wilayah III Bogor tersebar di 2 Resort yaitu Resort Cimande dan Resort Tapos.
Rafflesia rochussenii tumbuh pada ketinggan sekitar 1.000 - 1.200 m dpl. Masa hidupnya diperkirakan membutuhkan waktu selama 27,3 bulan untuk sebuah kuncup sampai mekar. Waktu mekarnya selama 7 hari (Zuhud dkk, 1994). Tumbuhan inangnya adalah liana dari genus Tetrastigma.
Pada Bulan Oktober tahun 2016, pernah ditemukan di Resort Bodogol pada ketinggian 1.350 m dpl. Titik inilah yang merupakan lokasi tertinggi perjumpaan sampai saat ini (http://ksdae.menlhk.go.id/berita/556/lokasi-baru-rafflesia-rochussenii--di-taman-nasional-gunung-gede-pangrango.html). Hasil monitoring tahun 2017 pada Bulan Mei di Resort Cimande dan Resort Tapos yang tersebar pada 5 titik ditemukan sebanyak 2 mekar sehat, 26 mekar busuk, 35 knop sehat, dan 9 knop busuk. Pada Bulan Juli 2017 ditemukan titik lokasi baru (masih di Resort Tapos) Rafflesia rochussenii di ketinggian 1.180 mdpl dengan jumlah 17 knop sehat, 5 knop busuk, dan 9 knop mekar.
Melihat sebarannya yang terbatas, langka dan menuju kepunahan, serta statusnya dilindungi undang-undang, maka sudah selayaknya kita meningkatkan penjagaan dan melestarikannya dari kepunahan. Untuk efektifitas dan efisiensi pengelolaannya, jika ada temuan terbaru jenis ini di luar TNGGP, harapannya bisa saling berbagi informasi. Integrated Patrol Program (IPP) merupakan salah satu terobosan pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dan efisien dalam pelestarian sumber daya alam.
Rafflesia rochussenii di Blok Pasir Banteng, Resort Tapos yang ditemukan saat patroli
Sumber Info : Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0