Intensifkan Pemadaman, Status Udara 17 Kabupaten/Kota Terpantau Baik

Minggu, 20 Agustus 2017

SIARAN PERS

Nomor : SP.  212/HUMAS/PP/HMS.3/08/2017

Intensifkan Pemadaman, Status Udara 17 Kabupaten/Kota Terpantau Baik

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Minggu, 20 Agustus 2017. Munculnya cuaca panas beberapa hari ini mendukung peningkatan jumlah hotspot  tadi malam (19/08/2017). Pada pukul 20.00 WIB,  12 hotspot  terpantau oleh  Satelit NOAA19, yaitu 6 titik  di Kalimantan Barat (Kabupaten Ketapang, Sekadau), 1 titik di Kalimantan Timur (Kabupaten Kutai Kertanegara), 3 titik di Bangka Belitung (Kabupaten Belitung, Belitung Timur, dan Belitung Barat), 1 titik di Lampung (Kabupaten Waykanan), dan 1 titik di  Jawa Tengah (Kota Semarang).

 Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan satelit TERRA/AQUA (NASA) (confidence level ≥80%), yang memantau 9 hotspot, dan satelit TERRA/AQUA (LAPAN) (confidence level ≥80%) yang menunjukkan 10 hotspot.

 “Tim Manggala Agni KLHK segera melakukan groundcheck intensif ke titik-titik hotspot tersebut”, ujar Djati Wijaksono Hadi, Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK.

 Upaya pemadaman melalui hujan buatan juga masih berlangsung di Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.  Sampai hari ini (20/08/2017),  sudah dilakukan 67 kali  terbang dengan seeding garam 66,6 ton, sedangkan di  Ogan Komering Ilir, tercatat total telah dilakukan water bombing sebanyak  884 kali yang menghabiskan jumlah 3.536.000 liter air.

 Sementara itu di Kalimantan Tengah, terjadi kebakaran lahan masyarakat yang berdekatan dengan areal perkebunan swasta di Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau (19/08/2017). Kebakaran sekitar 5 Ha yang bermula pada pukul 13.45 WIB ini, telah berhasil dipadamkan pada jam 16.30 WIB, oleh Tim gabungan Manggala Agni, Polres Bulik, dan  karyawan perkebunan.

 Sekitar 0,5 Ha lahan masyarakat juga diketahui terbakar di Desa Bentok, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan (19/08/2017). Selama kurang lebih 45 menit, akhirnya api berhasil dipadamkan oleh tim terpadu sejak pukul 14.15 WITA.

 Berbagai upaya pemadaman ini menurut Djati, juga merupakan bentuk pencegahan terjadinya kualitas udara yang memburuk.

 “Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pada bahwa 17 Kabupaten/Kota di provinsi rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) umumnya masih baik, kecuali ada 4 daerah dalam status sedang, yaitu Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, dan Kota Jambi”, Djati menjelaskan.

 Ketigabelas lokasi lainnya, yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kota Dumai, Kota Pontianak, Kabupaten Barito Utara, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kota Palembang, Kabupaten Bulungan, Kota Banjarmasin, Kota Padang, dan Kota Banda Aceh.

 Disampaikan Djati, monitoring hotspot melalui udara juga terus dilakukan di Provinsi Sumatera Utara dan Kalimantan Barat, sedangkan di Riau dan Jambi, patroli terpadu dan sosialisasi juga tidak henti-hentinya dilaksanakan oleh Satuan Daops masing-masing wilayah.

 Sebagaimana diketahui sebelumnya, 9 hotspot yang terpantau satelit TERRA/AQUA (NASA) (confidence level ≥80%),  terdiri dari 1 titik di Kalimantan Barat (Kabupaten Ketapang), 1 titik di Kalimantan Timur (Kabupaten Kutai Kertanegara), 2 titik di Papua (Kabupaten Merauke), 4 titik di Bangka Belitung, dan 1 titik di Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Sumba Timur).

 Sedangkan, 10 hotspot  berdasarkan satelit TERRA/AQUA (LAPAN) (confidence level ≥80%), terdiri dari 2 titik di Kabupaten Ketapang, Sanggau, 1 titik di Kabupaten Kutai Kertanegara (Provinsi Kalimantan Timur), 2 titik di Kabupaten Merauke (Provinsi Papua), 4 titik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan 1 titik di Kabupaten Sumba Timur (Provinsi Nusa Tenggara Timur).

 Dengan demikian, total hotspot berdasarkan satelit NOAA19 per 1 Januari s/d 19 Agustus 2017 dilaporkan sebanyak 1.486 titik. Hal ini menurun sebanyak 690  titik (31,70%), jika dibandingkan tahun 2016 periode yang sama, yaitu semula 2.176 hotspot. Data TERRA/AQUA (NASA) (confidence level ≥80%), juga menunjukkan penurunan sebanyak 2.174 hotspot (80,22%), yaitu semula 2.710 hotspot menjadi 536 hotspot. (*)

 Penanggung jawab berita:

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini