Selasa, 07 September 2021
Bengkulu, 6 September 2021 - Anggota KPHK dan Resort KSDA Seblat menemukan 12 ekor bangkai Babi Hutan (Sus scrofa) di dalam kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat (27/8/2021). Tim mulai dikerahkan untuk melakukan nekropsi (bedah bangkai) sebagai langkah awal dalam diagnosa penyakit. Sebelumnya, tim juga telah melakukan koordinasi dengan Balai Veteriner Lampung, Kementerian Pertanian dalam hal protokol pengambilan sampel dan penanganan bangkai babi hutan yang mati guna mencegah penularan penyakit lebih lanjut ke populasi babi hutan lainnya di dalam kawasan TWA Seblat.
Pada lokasi kejadian, tim yang dikomandoi oleh drh. Erni Suyanti, melakukan bedah bangkai dan mengambil beberapa sampel terdiri dari organ (jantung dan paru), otot, tulang dan darah dari babi hutan yang mati dan selanjutnya mengirimkan sampel tersebut untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi dan virologi dengan Uji Polymerase Chain Reaction (PCR) ke Balai Veteriner Lampung guna penegakan diagnosa.
Berdasarkan Surat Kepala Balai Veteriner Lampung nomor: 01012/PK.310/F.5.C/09/2021 tanggal 1 September 2021 perihal Hasil Uji Laboratorium, hasil diagnosa laboratorium menunjukkan bahwa sampel babi hutan yang diuji positif terpapar African Swine Fever (ASF). Sehingga dengan hasil ini BKSDA Bengkulu melakukan koordinasi dengan Balai Veteriner untuk penanganan bangkai untuk mencegah penularan lebih lanjut. Selain itu, BKSDA Bengkulu juga mendapatkan laporan dari masyarakat/ kepala desa/ tim patroli hutan/ pihak swasta terkait temuan kematian babi hutan di luar kawasan konservasi yang diduga karena terpapar wabah ASF, yakni di hutan produksi, sekitar areal Hak Guna Usaha (HGU) dan areal perkebunan masyarakat.
Sumber : Balai KSDA Bengkulu
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0