Dewan Pembina Rare Belajar Tentang Kemitraan Konservasi di Taman Nasional Wakatobi

Senin, 02 Maret 2020

Wakatobi, 28 Febuari 2020 - Pada tanggal 27 Februari 2020, 25 orang yang terdiri dari Dewan Pembina (Board of Trustees) dan Jajaran Eksekutif (Executive Management) Rare, mengunjungi masyarakat di Bajo Mola dan Kadie Liya untuk belajar bagaimana masyarakat, pemerintah dan pengelola taman nasional membangun kemitraan konservasi. Sebelum kunjungan, bertempat di Hotel Wisata, dilaksanakan talk show antara Bapak Hartono (Ketua Kelompok Nelayan Padakauang Sama), Bapak La Ode Agusrianto, S.P, M.A (Kepala Bidang Perizinan dan Pengelolaan TPI) yang mewakili Dinas Keluatan dan Perikanan Kabupaten Wakatobi, dan Bapak Union, S.P. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wakatobi Wilayah I Wangi-wangi. Dalam talk show ini banyak diangkat bagaimana masyarakat Bajo di Mola mau berkelompok dan berubah perilakuknya untuk turut menjaga dan memanfaatkan secara berkelanjutan wilayah Karang Kapota, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah kabupaten dan taman nasional, dan kemitraan konservasi antara masyarakat dan Taman Nasional Wakatobi.

Selanjutnya, dalam penyampaiannya, Bapak Union yang mewakili Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, mengatakan bahwa kemitraan konservasi yang difasilitasi oleh Rare melalui Program PAAP telah berhasil membantu Taman Nasional Wakatobi dalam mencapai 3 hal. “Yang pertama adalah pencapaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) luasan kawasan taman nasional yang dikelola melalui kemitraan dengan masyarakat, saat ini ada 10 ribu ha lebih kawasan, dimana sekitar 100 ha nya adalah Kawasan Larang Ambil, yang pengelolaannya dikerjasamakan dengan kelompok Padakauang Sama di Mola dan Posa’asa di Liya. Yang kedua, meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat dan nelayan khususnya kepada taman nasional sehingga meningkatkan kepatuhan kepada aturan di taman nasional. Yang ketiga, munculnya ide-ide pengelolaan kolaborasi antara taman nasional dan kelompok masyarakat. Selain kerjasama dengan Kelompok Posa Asa, Padakauang Sama, ada juga kerjasama dengan kelompok Derawa dan lain sebagainya” ujar Pak Union.

Dewan Pembina dan Jajaran Eksekutif Rare juga berkesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan masyarakat Bajo di Desa Mola yang merupakan salah satu dari beberapa desa yang terdampak oleh program PAAP dan berdiskusi langsung tentang kemitraan dengan taman nasional, dalam melindungi sumber daya laut di TN Wakatobi. Selain itu, mereka juga melihat secara langsung bagaimana dukungan pemerintah khususnya Balai Taman Nasional Wakatobi kepada kelompok nelayan mulai mendukung peningkatan kondisi perekonomian rumah tangga nelayan. Salah satu contohnya adalah melalui bantuan 4 unit mesin pendingin (refrigerator) dan pembuat es (freezer) yang digunakan untuk membuat es dan memudahkan penangangan hasil tangkapan ikan mereka.

Selain ke Mola, para tamu juga berkesempatan mengunjungi dan berinteraksi dengan masyarakat adat Kadie Liya di Benteng Liya Togo. Meantu’u –  Ketua Adat Kadie Liya – dalam sambutannya menyampaikan  kearifan tradisional masyarakat Kadie Liya dalam menjaga ekosistem laut dan sumberdaya ikannya sejak tahun 1500-an dan peran kelompok nelayan Posa Asa sebagai unit masyarakat yang langsung menjaga dan memanfaatkan secara berkelanjutan kawasan laut mereka untuk generasi sekarang dan yang akan datang. Dalam sambutan baliknya, Bret Jenks –  Presiden dan CEO Rare – menyampaikan ungkapan terimakasih yang tak terhingga kepada masyarakat adat Kadie Liya bersama pemerintah yang telah menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Ia juga menyampaikan penghargaan yang luar biasa atas kearifan lokal yang tetap terpelihara, juga kepada pemerintah yang merangkul masyarakat untuk bersama melestarikan ekosistem laut, yang dampaknya bukan hanya di tingkat lokal tetapi juga melestarikan bumi secara keseluruhan.

Ke depannya, Balai Taman Nasional Wakatobi dan Rare berharap bahwa Program PAAP atau yang sejenis yang bertujuan mendorong konservasi dan perikanan berkelanjutan seperti ini dapat terus dilakukan. Harapan yang sama juga kepada masyarakat agar dapat terus bersemangat dalam menjaga sumber daya alam yang ada, karena semua keuntungan nantinya akan kembali kepada masyarakat.

 

Sumber: Balai TN Wakatobi

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini