Kamis, 13 Februari 2020
MEDAN, 9 Februari 2020 – Kegiatan ke BBTNGL dan BBKSDA Sumut dalam rangka Lesson Organization terkait pengembangan pariwisata berbasis masyarakat diikuti oleh pejabat struktural BKSDA Kalsel. Pembelajaran ini menurut Kepala Balai KSDA Kalsel Dr. Ir. Mahrus Aryadi, M.Sc penting dalam rangka melihat langsung keberhasilan TNGL dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat oleh organisasi masyarakat lokal Lembaga Pariwisata Tangkahan (LPT). Proses pembelajaran ini dilakukan untuk menggali lebih dalam proses keberhasilan perubahan para pelaku illegal logging menjadi para pelaku wisata di Tangkahan TNGL.
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan selama 4 hari dengan mengunjungi Kantor BBKSDA Sumut bertemu dengan Kababes KSDA Sumut Ibu Hotmauli Sianturi, M.Sc.For didampingi Kepala Bagian Tata Usaha Teguh Setiawan, S.Hut, M.Sc. disana Bapak Kepala BKSDA Kalsel menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami. TWA Sibolangit yang akan kami kunjungi dalam kesempatan ini merupakan lokasi role model BBKSDA Sumut dengan tema edukasi konservasi dan lingkungan (ekoling). Kunjungan ke TWA Sibolangit didampingi Kepala resort TWA/ CA Sibolangit Bapak Samuel Siahaan dan tim.
Kunjungan dilanjutkan ke kantor BBTN Gunung Leuser diterima oleh Kababes TNGL Bapak Ir. Jefry Susyafrianto, M.M. beserta jajarannya. Bapak Mahrus menyampaikan maksud dan tujuannya kunjungan kali ini yaitu untuk belajar penanganan konflik melalui pendekatan pengembangan wisata berbasis masyarakat lokal di Tangkahan.
Perjalanan dilanjutkan berkunjung ke Kantor Bidang Pengelolaan TN Wilayah III Stabat disana bertemu dengan Kepala Bidang Wilayah III Rusdianto, S.P dan Kepala SPTN VI Besitang Bpk. Johannes Octo P Manik ,S.Sos berdiskusi tentang Tangkahan dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Tangkahan dan tim bermalam di homestay milik Bpk.Okor. Malam harinya tim berdiskusi dengan Bapak Rutkita Sembiring Ketua LPT dan Ika local guide di Ecovillage Tangkahan.
Pagi hari berikutnya tim mengikuti kegiatan wisata memandikan gajah kemudian berdiskusi kembali dengan tokoh masyarakat Bpk.Okor. Bapak Okor ini merupakan pendiri eco lodging Tangkahan. Tokoh-tokoh masyarakat yang ditemui semuanya merupakan mantan pelaku illegal logging yang saat ini bekerja sebagai penggiat wisata alam.
Perjalanan keesokan harinya dilanjutkan ke TWA Sibolangit dengan didampingi oleh Kepala Bidang KSDA Wilayah I Kabanjahe Mustafa Imran Lubis, SP. Di TWA Sibolangit tim disambut oleh Kepala Resortnya Bpk. Samuel Siahaan, SP dan anak-anak SMPN 2 Sibolangit binaan BBKSDA Sumut.
Keterlibatan penuh masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata Tangkahan TNGL dapat diadopsi di TWA Pelaihari karena karakteristik masalah dan kondisi masyarakatnya yang hampir sama. Desa yang terhimpit oleh kawasan hutan, masyarakatnya sangat tergantung dengan kawasan, potensi wisata yang dapat dikembangkan, hanya saja membawa masyarakat sekitar TWA Pelaihari menjadi kuat kelembagaan dan kesadarannya seperti warga desa Tangkahan ecovillage menjadi tantangan tersendiri bagi BKSDA Kalsel.
Pengembangan wisata edukasi konservasi dan lingkungan di TWA Sibolangit juga dapat diadopsi di TWA yang ada di BKSDA Kalimantan Selatan. Di TWA Pelaihari bisa dimodifikasi dalam program Rumah GERBACA di Desa Batakan. Demikian juga di TWA Pulau Bakut dan TWA Pulau Kembang serta TWA Pulau Burung & Pulau Suwangi di Tanah Bumbu. (ryn)
Source & Doc. by : Mirta Sari, S.Hut, M.P (Kepala SKW I Pelaihari) BKSDA Kalimantan Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0