TN Bukit Baka Bukit Raya Kembali Menjadi Rumah Baru Bagi 5 Individu Orangutan

Senin, 10 Februari 2020

Nanga Pinoh, 09 Februari 2020 - Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat dan mitra Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) kembali akan melakukan pelepasliaran 5 individu orangutan (Pongo pygmaeus) di dalam kawasan TNBBBR, tepatnya di  wilayah kerja Resort Mentatai SPTN Wilayah 1 Nanga Pinoh pada 11 Februari 2020. Tim pelepasliaran yang terdiri dari staf BTNBBBR, BKSDA Kalbar, YIARI, serta anggota Koramil Kecamatan Menukung telah berangkat menuju titik pelepasan sejak tanggal 9 Februari 2020.

Taman Nasional yang terletak di provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah ini kembali dipilih menjadi tempat pelepasliaran orangutan karena kondisi hutannya yang masih alami dan bagus. Hasil survey dari tim YIARI juga menunjukkan jumlah pohon pakan orangutan yang berlimpah. Dari kajian yang pernah dilakukan, di resort Mentatai tidak ditemukan keberadaan orangutan liar, sehingga ideal untuk kegiatan pelepasliaran.

Oleh karena itu upaya untuk pelepasan orangutan sangat penting sekali untuk menjaga populasi orangutan Kalimantan sekaligus mengembalikan eksistensi orangutan di dalam kawasan ini. Sampai saat ini Balai TNBBBR bersama mitra YIARI telah melepaskan 41 orangutan sejak tahun 2016. Selain itu statusnya sebagai kawasan taman nasional akan lebih mampu menjaga orangutan ini dan habitatnya sebagai kawasan konservasi.

Kelima orangutan yang dilepaskan ini bernama Merah, Ujang, Utat, Monti dan Anggun. Kelimanya merupakan orangutan korban pemeliharaan illegal satwa liar dilindungi di Kabupaten Ketapang. Setelah diselamatkan, kelima orangutan ini menjalani proses rehabilitasi di pusat rehabilitasi orangutan IAR Indonesia. Rehabitasi ini dilakukan untuk mengembalikan sifat alami orangutan karena orangutan yang dipelihara sejak bayi tidak mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup sebagai orangutan. Proses rehabilitasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan sifat dan kemampuan alaminya sebagai orangutan. Orangutan ini akan mempelajari kemampuan bertahan hidup seperti memanjat, mencari makan, dan membuat sarang.

Proses rehabilitasi sampai pelepasliaran ini bisa memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Saat ini IAR Indonesia menampung lebih dari 90 individu orangutan untuk direhabilitasi. Proses rehabilitasi juga tidak bisa dibilang singkat. Proses ini dapat mencapai 7-8 tahun tergantung kemampuan masing-masing individu.

Perjalanan panjang menuju titik pelepasan di jantung Kawasan TNBBBR ini memerlukan waktu tempuh 3 hari. Perjalanan yang dimulai pada tanggal 8 Februari ini diawali dengan menempuh perjalanan darat sejauh lebih dari 700 kilometer ini dilanjutkan dengan menggunakan perahu mesin dan berjalan kaki sejauh 8 kilometer.

Karena orangutan yang dilepaskan merupakan orangutan hasil rehabilitasi, IAR Indonesia menerjunkan tim monitoring untuk melakukan pemantauan perilaku dan proses adaptasi orangutan ini di lingkungan barunya. Tim monitoring yang terdiri dari warga desa penyangga kawasan TNBBBR ini akan mencatat perilaku orangutan setiap 2 menit dari orangutan bangun sampai tidur lagi setiap harinya. Proses pemantauan ini berlangsung selama 1-2 tahun untuk memastikan orangutan yang dilepaskan bisa bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Agung Nugroho saat melepas keberangkatan Tim Pelepasliaran dari Kantor SPTN Wilayah I Nanga Pinoh mengatakan bahwa kegiatan pelepasliaran ini dilakukan dengan melalui serangkaian kegiatan dan kajian. “Semua kegiatan dan kajian ini dilakukan untuk memastikan semua orangutan yang telah dilepasliarkan dapat hidup aman dan nyaman. Ketika pelepasliaran dilakukan bukan berarti kerja kita selesai. Tim monitoring akan bekerja tetap selama lebih kurang tiga bulan untuk memastikan setiap orangutan yang dilepasliarkan dapat beradaptasi dengan habitat barunya. Harapannya, orangutan yang dilepaskan di dalam kawasan TNBBBR ini mampu membentuk populasi baru dan mempertahankan eksistensi spesiesnya,” tutupnya.

Sumber   :   Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

  • Purwadi, S.Hut. MP. (Kepala  SPTN Wilayah I Nanga Pinoh TNBBBR).
  • Humas Dan Publikasi Balai TN Bukit Baka Bukit Raya

Contact Person           :    Dudy Kurniawan

Call Centre                   :    082158564609

e-mail                           :    bukitbakabukitraya@gmail.com

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini