Pembinaan Polisi Kehutanan Lingkup Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu

Rabu, 08 Januari 2020

Makmur,  8 Januari 2019. “Working beyond tupoksi tugas pokok dan fungsi, working with their heart and passion”, dengan hati dengan semangat. Bukan sekedar memenuhi target laporan kegiatan fisik, target laporan keuangan administrasi. Mereka bisa bekerja di luar batas-batas legal-formal seperti itu. Mereka tidak puas hanya sekedar melaksanakan pekerjaan konservasi yang dituangkan dalam tugas-tugas formalnya. Mereka ingin adanya perubahan (change) terjadi di mana mereka bekerja. Mereka ingin merespon perubahan yang cepat dengan respon yang setara.” Kutipan dari tulisan Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Wiratno berjudul “Manusia Unggul” ini dipandang “pas” untuk diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan kerja personil yang bekerja di dunia konservasi termasuk tenaga fungsional Polisi Kehutanan di Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu.

Bertempat di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Tongoa di Desa Makmur dilaksanakan pertemuan dalam rangka pembinaan  Polisi Kehutanan lingkup Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dalam rangka koordinasi, evaluasi, sekaligus “suntikan” semangat bagi Polhut lingkup BBTNLL untuk bekerja lebih baik di tahun 2020 ini. Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Kepala Balai Besar TNLL Ir. Jusman ini juga dihadiri oleh Pejabat Struktural lingkup BBTNLL, Polhut lingkup BBTNLL, serta Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya di SPTNW III Tongoa.

19 orang Polhut lingkup BBTNLL beserta Tenaga Pengamanan Hutan Lain dituntut untuk melaksanakan tugas dengan baik dan berlandaskan nilai-nilai yang postif, “dalam melaksanakan tugas di lapangan harus dilandasi dengan integritas yang tinggi” seperti yang disampaikan oleh Ir. Jusman dalam arahannya. Tantangan Polhut kedepannya tentunya akan semakin meningkat sehingga membutuhkan penanganan dengan kapasitas Sumberdaya Manusia yang memadai, salah satunya dengan menjadi “Manusia Unggul” seperti pada tulisan diatas.

Membangun jaringan atau network yang baik terutama ditingkat tapak juga sangat penting bagi Polhut. Membangun komunikasi yang baik dan bekerjasama dengan masyarakat adalah salah satu jalan menggapai hal tersebut, bagai gayung bersambut Kepala Balai Besar TNLL dalam arahannya juga menyampaikan bahwa hal ini juga didukung oleh pedoman 10 cara baru kelola kawasan konservasi yang diinisiasi oleh Dirjen KSDAE Ir. Wiratno,M.Sc. “salah satu 10 cara baru kelola kawasan konservasi adalah bahwa masyarakat sebagai subyek dalam pengelolaan kawasan konservasi” ujar Jusman. Tentunya kehadiran Polhut yang intens di lapangan adalah “bumbu” utama dalam hal meracik pembangunan network yang baik untuk menuju Polhut yang menjadi garda terdepan mewujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera.

Di era teknologi dan informasi yang berkembang peningkatan kapasitas SDM Polhut dalam pemanfaatan teknologi dan informasi dipandang sangat penting, seperti menyampaikan hasil kerja petugas di media cetak, elektronik maupun media sosial. “kawan-kawan dilapangan diharapkan mampu mendokumentasikan kegiatan dan menyampaikan agar dapat dipublikasikan sehingga masyarakat dan pemerintah pusat dapat melihat kerja kita serta kita juga bisa mempromosikan potensi keindahan kawasan kita” ujar Kepala Balai Besar dalam arahannya. Media juga dapat menjadi tool untuk mensosialisasikan kebijakan dan aturan yang berlaku sehingga kegiatan pengamanan hutan akan semakin optimal pelaksanaannya terutama dari sisi preventifnya.

Sumber : Balai Besar TN Lore Lindu

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini