Rabu, 27 November 2019
Bulukumba, 27 November 2019. Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan (BBKSDA) bersama tim Tahura Bontobahari Bulukumba pada hari selasa tanggal 26 november 2019 melakukan penangangan konflik satwa liar jenis Monyet Dare (Macaca maura) bersama terkait laporan Tim Macaca Maura Project yang masuk melalui Call Center BBKSDA Sulsel.
Berdasarkan keterangan yang dilaporkan Tim Macaca Maura Project Fahutan UNHAS bernama Victor “ada se-ekor Macaca maura yang ditangkap oleh warga kemudian mengikat macaca tersebut lalu dijadikan hewan peliharaan oleh seorang warga yang bernama Daeng Siama, Lokasi kejadian ini terjadi di Bira, Taman Hutan Raya (TAHURA) Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba”, Terang Victor yang seorang WNA kebangsaan Spanyol.
Setelah menerima laporan victor tersebut Tim Wlidlife Rescue (WRU) BBKSDA Sulsel segera berkoordinasi dengan Tim Tahura Bonto Bahari untuk menindak lanjuti konflik satwa yang terjadi di Tahura Bonto Bahari. Setelah koordinasi dilakukan, Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) bersama Tim Tahura Bonto Bahari menuju lokasi Tim Macaca Project Macaca di Pantai
kami yang menerangkan bila Satwa yang telah ditangkap Daeng Siama Adalah jenis Satwa Liar dilindungi dan tidak boleh di pelihara bebas masyarakat akhirnya Daeng Siama bersedia melepas dan berjanji tidak lagi menangkap atau memelihara Macaca maura.
Proses evakuasi dan pelepasliaran Macaca Maura ke habitatnya akhirnya bisa dilakukan Bersama Tim dengan dibantu Bira, Bonto Bahari Bulukumba. Selanjutnya ke tiga Tim tersebut bersama melakukan evakuasi Macaca maura yang di tangkap dan di pelihara tersebut di tempat Daeng Siama.
Dari hasil keterangan dari Daeng Siama “Monyet Dare ini telah dipelihara kurang lebih 10 hari, setiap hari menghabiskan satu sisir pisang” Terang Daeng Siama. Setelah berdiskusi dengan Tim oleh Daeng Siama.
Setelah proses pelepasliaran Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Sulsel memasang 2 papan himbauan di sekitar rumah Daeng Siama dan jalan masuk menuju pantai bira untuk tidak memberi makan satwa serta memelihara satwa dilindungi jenis Macaca maura.
Perlu diketahui daerah TAHURA atau Taman Hutan Rakyat Bonto Bahari merupakan habitat Macaca maura dan tidak jarang Macaca maura turun ke daerah sekitaran Pantai Bira. Kamari selaku Anggota TIM WRU dalam keterangannya “Apabila masyarakat sekitar dan pengunjung Pantai Bira sering memberi makan Macaca maura liar itu akan mengancam keberlangsungan hidup macaca maura di habitatnya, salah satunya macaca maura tersebut akan kehilangan sifat liarnya dalam mencari makan di hutan dan ketergantungan dengan manusia alhasil potensi konflik satwa liar manusia juga meningkat.” Terang Kamari yang biasa dipanggil Pak Kem.
Tim Macaca Maura project Fahutan UNHAS yang terdiri dari 3 anggota yaitu Victor, Elisa dan Melara sangat mengapresiasi untuk cepat tanggapnya tim WRU yang berkoordinasi dengan Tim Tahura Bontobahari untuk penyelamatan satwa dilindungi.
Sumber : BBKSDA Sulawesi Selatan
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0