Kamis, 25 Juli 2019
Bandung - 25 Juli 2019, Sebagai salah satu satwa primata endemik pulau jawa, Owa Jawa dengan nama ilmiah Hylobates moloch saat ini masuk dalam daftar satwa terancam punah (endangered). Dengan estimasi sekitar 2.500 individu yang tersebar di beberapa kawasan konservasi dan hutan lindung di Jawa Barat serta sebagian kecil di kawasan hutan di Jawa Tengah, Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan menetapkan satwa ini sebagai satwa yang perlu ditingkatkan populasinya.
BBKSDA Jawa Barat menetapkan satwa dengan ciri khas memiliki bulu berwarna abu ini sebagai spesies kunci yang populasinya akan ditingkatkan sebanyak 10% sepanjang pelaksanaan Rencana Strategis 2015-2019. Berbagai upaya dilakukan diantaranya bekerjasama dengan sebuah Lembaga Konservasi The Aspinall Foundation yang fokus pada rehabilitasi primata endemik jawa.
Upaya yang dilakukan secara bersama untuk mendukung kegiatan peningkatan populasi Owa Jawa salah satunya adalah dengan melakukan pelepasliaran sebagaimana yang dilakukan pada hari ini tanggal 25 Juli 2019 di Cagar Alam Telaga Patengan.
Pada sambutannya Ammy Nurwati selaku Kepala Balai Besar KSDA Jawa Barat menuturkan bahwa upaya peningkatan populasi Owa Jawa tidak bisa dilakukan oleh BBKSDA Jawa Barat sendiri, namun perlu dukungan para pihak. Dengan dilepasliarkannya Boris dan Inge di CATP Ammy berharap keduanya dapat berkembang biak sehingga meningkatkan populasi Owa Jawa di Jawa Barat dan kepada masyarakat sekitar kawasan Ammy juga menyampaikan agar keberadaan Boris dan Inge di CATP dapat diterima.
Hal yang sama juga disampaikan Dadang Wardhana kasubdit peredaran tumbuhan dan satwa liar Direktorat Keanekaragaman Hayati bahwa untuk mencapai target peningkatan populasi sebagaimana terdapat pada Renstra perlu dukungan banyak pihak, bukan saja lembaga konservasi namun butuh peran swasta lainnya. Dadang juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kegiatan pelepasliaran. Kepada seluruh yang hadir Dadang menyampaikan acara ini merupakan salah satu sarana sosialisasi dan edukasi, serta menunjukkan bukti nyata kerjasama antara Ditjen KSDAE dengan The Aspinall Foundation.
Sebagai Lembaga Konservasi yang konsen terhadap rehabilitasi primata endemik jawa TAF telah merehabilitasi sebanyak 45 individu Owa Jawa sepanjang tahun 2011 – 2019, tutur Made Wedana selaku Direktur The Aspinall Foundation. Masih dalam penuturannya dalam 10 tahun terakhir sebanyak 35 Individu telah dikembalikan ke habitat aslinya dan pelepasran Boris dan Inge yang dilakukan hari ini merupakan individu ke 36 dan 37 yang dilepasliarkan. Sebagai lokasi pelepasliaran TAF memilih tiga kawasan sebagai lokasi pelepasliaran yaitu Cagar Alam Gunung Tilu, Hutan Lindung Kanaan dan Cagar Alam Telaga Patengan.
Pada kesempatan yang sama Disril sebagai perwakilan PT. Biofarma Persero menyampaikan dukungannya terhadap upaya konservasi satwa yang dilakukan secara bersama-sama seperti saat ini.
Dengan dukugan para pihak selain The Aspinall Foundation, dan beberapa pihak lain seperti PT. Bio Farma (persero) dan Bali zoo sepasang Owa Jawa Boris dan Inge dilepasliarkan. Drh. Sugih dari Bali Zoo yang merawat Boris dari lahir hingga berumur 8 tahun hingga menyerahkan Boris kepada Aspinall pada 2018 lalu, menyampaikan rasa bahagia dan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah mengantarkan Boris yang saat ini berumur 9 tahun ke Habitat Aslinya.
Tentunya bukan tanpa alasan mengapa keduanya dilepasliarkan, melalui tangan dingin Head Keeper dan tim medis TAF selama proses rehabilitasi ± 1 tahun, mulai mengenalkan Boris kepada Inge sang owa betina yang berumur 5,5 tahun sampai menunjukkan ketertarikan. Proses mengenalkan (pairing) antara Boris dan Inge dilakukan selama 3 bulan, setelah memperlihatkan interaksi kertarikan yang terus menerus barulah sepasang Owa Jawa ini dikandangkan bersama.
Dari pengamatan tim TAF kedua Owa Jawa tersebut menunjukkan layaknya sebagai pasangan sehingga untuk memberikan kehidupan yang seharusnya, maka sepasang primata tersebut dinilai layak untuk dikembalikan ke habitat aslinya.
Pasca pelepasliaran, selama setahun kedepan BBKSDA Jawa Barat dengan The Aspinall Foundation serta mahasiswa volunteer akan melakukan pemantauan secara intensif perkembangan sepasang primata ini. Pelepasliaran ini tentunya menunjukan tren positif terhadap capaian peningkatan populasi Owa Jawa di Jawa Barat, sehingga kedepannya butuh dukungan semua pihak. Diakhir acara Ammy menyampaikan pesan konservasi untuk semua yang hadir “ Jadilah Manusia yang Sayang dengan Alam”.
Sumber: BBKSDA Jawa Barat
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0