Jumat, 12 Oktober 2018
Kuningan, 11 Oktober 2018. Keanekaragaman hayati di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) sangatlah unik dan menarik. Salah satu jenis flora yang mudah dijumpai di gunung Ciremai adalah dari kelompok paku. "Nephrolepis" atau lebih dikenal dengan nama Paku Pedang merupakan kelompok tumbuhan paku yang mudah dikenali. Karena "entalnya" (daun yang tumbuh dengan proses yang khas tumbuhan paku, red) memanjang berbentuk seperti pedang. Tepi daunnya sedikit bergerigi dan memiliki batang yang menjalar diatas atau dibawah permukaan tanah. "Nephrolepis exaltata" yakni satu dari sekian banyak jenis tumbuhan Paku Pedang yang memiliki peran penting dalam ekosistem.
Paku Pedang mampu berperan sebagai penyerap zat "polutan". Polutan yakni bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan seperti air dan udara. Pada habitatnya, tumbuhan ini efektif menyerap "karbon monoksida" di udara sekitarnya akibat pembakaran tidak sempurna seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor serta asap kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan ini mampu menyerap bau cat tembok dan kayu yang sangat menyengat.
Jadi tumbuhan ini dapat menetralkan zat "polutan". Zat berbahaya tersebut diubah menjadi "oksigen" melalui proses "fotosintesis" sehingga menghasilkan udara yang aman untuk dihirup makhluk hidup lainnya. Selain itu, Paku Pedang mudah beradaptasi dengan lingkungannya karena bersifat "epifit" (tumbuh menumpang pada tumbuhan lain, red) serta memiliki "rhizoma" atau rimpang atau batang menjalar yang tahan kering dan menjalar kemana-mana.
Di gunung Ciremai, sejak tahun 2015, Paku Pedang sudah diidentifikasi oleh petugas Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TNGC. Habitat tumbuhan ini umumnya di dataran tinggi, daerah kering, daerah berair dan area terbuka. Selain itu, Paku Pedang dijumpai mulai di hutan rindang yang memiliki celah permukaan berkarang, khususnya yang terlindung dari sinar matahari hingga daerah rawa dan tergenang air serta tumbuh sebagai "epifit".
Jadi bila mengacu pada uraian tadi, Paku Pedang bisa tumbuh dimanapun dan termasuk tumbuhan perintis. Penasaran melihat langsung tumbuhan ini? Berkunjunglah ke wisata alam Batu Nyongclo, Curug Cipeuteuy dan Bumi Perkemahan Leles. Lantas hiruplah "oksigen" hasil kerja Paku Pedang sepuasnya disana. So, ayo lestarikan alam gunung Ciremai agar kita dapat terus menikmati udara sehat yang berasal dari keanekaragaman hayatinya [Teks © Asep Uus, Foto © Robi Gumilang-BTNGC | 092018]
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0