Selasa, 18 September 2018
Singkawang 18 September 2018, Balai KSDA Kalimantan Barat melalui Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang mendapatkan informasi awal mengenai keberadaan penyu yang terdampar di Tanjung Api, Sambas. Informasi ini diperoleh dari sdr Hermanto (Pak Itam/enumerator BPSPL Pontianak) yang datang ke kantor Resort Paloh hari kamis 13/09/2018 sekitar pukul 12.30 WIB. Beliau menyampaikan informasi bahwa terdapat penyu yang terdampar di pantai Tanjung Api sekitar pukul 22.30 WIB. Penyu tersebut merupakan penyu hijau dengan panjang 83 cm dan lebar 71 cm. Kondisi saat ditemukan, kerapas penyu sebelah kiri dalam keaadan hancur. Melihat kondisi penyu yang terluka, sdr hermanto berinisiatif membawa penyu tersebut ke camp BPSPL untuk dirawat sementara waktu. Ketika Mendapat informasi tersebut, anggota KPHK segera menuju camp BPSPL untuk mengecek keberadaan penyu tersebut. Setelah sampai di camp, tim mencoba mengecek kondisi penyu, serta melakukan tindakan sementara dengan melakukan pembersihan luka.
Tanggal 14 september 2018, Tim WRU Balai KSDA Kalbar melalui Drh. Stephanus Wahyu Nugroho melakukan pengecekan satwa penyu di Paloh sesuai dengan arahan tindak lanjut dari Bapak Kepala Balai KSDA Kalbar. Setibanya di Paloh, bersama tim RKW Paloh melakukan pemeriksaan terhadap penyu dimaksud. Hasil pengecekan fisik menunjukkan bahwa penyu dalam kondisi dehidrasi dan ditemukan beberapa parasit dikerapas penyu. Sedangkan pecah pada kerapas bagian kiri telah menyebabkan luka yang mulai menunjukkan gejala infeksi. Penyu kemudian diberi perlakuan berupa pemberian mulivitamin dan antibiotik serta cairan NaCl untuk memulihkan kondisi dehidrasinya. Melihat kondisi penyu yang memerlukan perawatan lebih lanjut, penyu tersebut kemudian dirujuk ke klinik Flying Vet yang berada di Pontianak.
Tanggal 15 september 2018, penyu di bawa ke klinik Flying Vet Pontianak dan saat tiba, tim medis segera melakukan tindakan awal melalui penilaian kondisi penyu secara umum dan disimpulkan bahwa penyu memerlukan rekonstruksi struktur karapas dengan menggunakan fiber. Sebelum melakukan tindakan rekonstruksi, dilakukan penilaian lab mengenai kondisi penyu yang meliputi pemeriksaan darah dan pemeriksaan rontgen guna mengetahui bentuk luka/trauma pada pecahan kerapas di tubuh penyu sebagai dasar penanganan luka dan rekonstruksi nantinya.
Sekitar pukul 16.00 kondisi penyu semakin memburuk, hingga pada akhirnya penyu tersebut mati. Tim BKSDA Kalbar, Tim BPSPL, dan Tim Flyingvet segera melakukan diskusi guna tindak lanjut dan memutuskan untuk melakukan rontgen untuk mengetahui bentuk trauma pada tubuh penyu dan memastikan tidak adanya benda asing yg menyebabkan kematian. Pada malam harinya, dilakukan rontgen pada penyu, hasil menunjukan trauma pada kerapas penyu yang mengakibatkan pecahnya kerapas sehingga menyebabkan gangguan pada organ dalam penyu khususnya paru-paru kiri tidak dapat bekerja optimal. Kondisi ini juga diperparah dengan adanya infeksi dan miasis pada tubuh penyu.
Penyu tersebut kemudian dikuburkan di lingkungan kantor Balai KSDA Kalbar, disaksikan oleh pihak Balai KSDA Kalbar, BPSPL, dan Flying vet.
Sumber : Tim Wildlife Rescue Unit Seksi Konservasi Wilayah III Singkawang
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0