Senin, 17 September 2018
Kuningan, 17 September 2018. Indonesia Enduro (Induro) sebagai salah satu organisasi olahraga balap sepeda gunung di Indonesia yang menggabungkan keterampilan menanjak (“uphill”) dan turunan (“downhill”). Setelah sukses menyelenggarakan seri ketiga, di Patuha Jawa Barat kini perhelatan Indonesia Enduro (Induro) memasuki seri berikutnya yang diselenggarakan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), tepatnya di Desa Seda, Kuningan, Jawa Barat yang berlangsung pada 15 - 16 September 2018
Kolaborasi antara kelompok masyarakat Giri Waluya, dari Seda dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai. Induro seri 4 ini merupakan bagian dari kegiatan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2018 dan “Road to” Festival Gunung Ciremai 2018.
“Race Director” Induro AT Wiryaman mengungkapkan, pada seri ke 4 kejuaraan bergengsi ini dihadiri oleh beberapa atlet dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Singapore, Malaysia, Brunei, Jepang dan New Zealand, membuat perhelatan semakin ketat di antara para riders.
Peserta balap sepeda Induro di lepas langsung oleh Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Kuswandono. Dari 290 peserta terdaftar dibagi dalam delapan kelas atau kategori yaitu: Man Elite, Man Open, Man Junior, Man Master A, Man Master B, Man Master C, Women Elite dan Women Open. Dari delapan kelas yang diikuti hanya diambil lima pembalap tercepat di setiap kelasnya, dengan penentuan pemenang berdasarkan waktu tercepat dari akumulasi perhitungan waktu di setiap “special stage”.
Beberapa peserta Induro salah satunya atlet nasional seperti Nining Porwaningsih peraih mendali perunggu kejuaraan Asian Games 2018 dari cabang “Women Downhill”, menuturkan bahwa trek yang disuguhkan sangat menantang dan membutuhkan tingkat kecermatan dan tehnik yang tinggi dan berharap Taman Nasional Gunung Ciremai menambah jalur-jalur sepeda gunung dan membuat event yang lebih besar lagi.
Kegiatan balap sepeda Induro di tutup sekitar pukul 16.15 WIB dengan pemberian hadiah kepada para pemenang yang di serahkan oleh pihak Balai Taman Nasional Gunung Ciremai bersama panitia.
Seorang pembalap dari New Zealand ketika finish di lapangan desa Seda sempat mengungkapkan, “Trek di sini sangat keren”.
Ketika ditanyakan apakah kamu tahu bahwa jalur yang kamu lalui ini berasa di kawasan Taman Nasional?
“Ya, saya tahu, hutan yang kami lalui sangat cantik dan luar biasa. Akan saya ajak kawan-kawan saya bila diadakan kegiatan seperti ini lagi”.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu atlet sepeda downhill nasional Nining Porwaningsih "Terima kasih kepada Taman Nasional Gunung Ciremai yang telah mensuport tempat yang luar biasa bagus dan indah , semua track lintasan lengkap, dari yang biasa sampai yang ekstrim dan berharap tahun depan track Seda bisa kembali menjadi ajan seri lomba sepeda"
Kegiatan sepeda ini termasuk kegiatan ramah lingkungan. Diperkenankan dilakukan di dalam kawasan hutan konservasi seperti Taman Nasional. Tentunya jalur yang dibuat untuk dilalui harus memperhatikan kaidah konservasi, diantaranya harus berada di zona pemanfaatan. Kegiatan seperti ini juga bermanfaat untuk mempromosikan keindahan alam serta lebih mencintai lingkungan kita.
Ayo sobat Ciremai ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan oleh Taman Nasional Gunung Ciremai. Sampai jumpa di Festival Gunung Ciremai Tahun 2018 pada bulan Desember nanti.
Hasil akhir dari Induro #4 Seda dapat dilihat pada tautan berikut.
www.indonesiaenduro.com/results/2018/4sed/final
[teks © AT & Mendri; foto © hendra & koesz & Induro | 092018]
Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0