Jumat, 29 Juni 2018
Jayapura, 29 Juni 2016. Sekitar tiga puluh warga Kampung Baru, APO Gunung, Kelurahan Bayangkara, Kota Jayapura, berkumpul di kediaman Yehuda Seseray, S.Sos, salah satu warga Kampung Baru. Mereka memenuhi undangan kepala Resort Port Numbay, Victory Karubaba, untuk kegiatan Penyuluhan Pencegahan Kebakaran Hutan. Dalam kegiatan tersebut sekaligus dilakukan sosialisasi pertanian vanili, kerja sama Balai Besar KSDA (BBKSDA) Papua dengan LSM USAID Lestari. Pertanian vanili merupakan salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat di kawasan penyangga C.A. Pegunungan Cycloop.
Di antara materi yang disampaikan penyuluh BBKSDA Papua, Septi Pascaisnawati, S.Hut, mengenai peran serta masyarakat dalam menjaga hutan. Hal ini didasarkan pada pasal 62, 69, dan 70 UU 41/1999 tentang kehutanan. Masyarakat memiliki kewajiban turut serta menjaga hutan, berperan aktif dalam rehabilitasi dan pembangunan kehutanan, selain memanfaatkan hutan dan hasil hutan. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban mendorong peran serta yang dilakukan masyarakat.
Di sela diskusi, Ketua RT 25 Kampung Baru menyampaikan himbauan supaya warga lebih waspada terhadap segala kemungkinan terjadinya kebakaran hutan. Bahkan ia berpesan agar para orang tua menjaga dan memberikan pengertian kepada anak-anak mereka agar tidak sembarangan bermain api. Mengingat terjadinya berbagai kasus kebakaran di Jayapura beberapa waktu ini. Ketua RT 25 Kampung Baru juga menyampaikan pandangannya mengenai keharusan menjaga Cycloop.
Sementara ketua MMP (Masyarakat Mitra Polhut), Ishak Wenda, menuturkan, “Kita ini benar-benar merasakan manfaat mata air dari Cycloop. Kita bisa mandi, minum, mencuci, dan sebagainya, itu karena mata air dari Cycloop masih mengalir hari ini. Oleh sebab itu, kita jaga yang ada supaya kita tetap bisa merasakan manfaatnya sampai anak cucu kelak. Jangan sampai hutan di Cycloop ini semakin gundul dan kita beli air galon untuk mandi”.
Sejak zaman nenek moyang masyarakat Jayapura dan sekitarnya memegang filosofi bahwa Cycloop adalah mama, yang menyediakan segala kebutuhan dasar hidup, terutama sumber air. Menilik filosofi itu, sejatinya mereka telah memiliki nilai kearifan lokal tentang pelestarian lingkungan. Mereka mengerti bagaimana pentingnya menjaga “Sang Mama” agar tetap lestari dan terus mengalirkan air hingga di kehidupan generasi-generasi yang akan datang.
Salah satu mata air yang dicurahkan Cycloop terletak di kawasan APO Gunung, Kelurahan Bayangkara, Kota Jayapura. Masyarakat memasang selang-selang kecil,dengan panjang mencapai seribu meter dari mata air dialirkan ke rumah-rumah warga. Selang-selang itu menjadi pemandangan yang khas, bertumpan-tindih di pinggir jalan kampung yang menanjak tajam. saat menuju Kampung Baru. Airnya sangat jernih dan segar, mencitrakan air pegunungan yang alami.
Usai penyampaian materi Pencegahan Kebakaran Hutan, Yohanes Dwi Handoko dari LSM USAID Lestari menyampaikan sosialisasi tentang pertanian vanili. Sosialisasi mencakup penyiapan lahan, penanaman, perawatan, pemanenan, hingga pemasaran. Saat ditemui usai kegiatan, Yohanes menyampaikan, pertanian vanili adalah alternatif bagi warga agar tidak melakukan perambahan hutan. Lokasi penanaman vanili dicanangkan di daerah penyangga, atau bahkan memanfaatkan halaman rumah warga. “LSM Lestari dan BBKSDA Papua memiliki tujuan yang sama, menjaga Cycloop. Kegiatan-kegiatan yang membuat kita bersinergi seperti ini sangat bagus,” ungkap Yohanes.
Sumber : Dzikry el Han - Balai Besar KSDA Papua
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0