Selasa, 01 Juli 2025 BBKSDA Jawa Timur
Kediri, 1 Juli 2025. Di kedalaman Cagar Alam Besowo Gadungan, tepatnya di jalur grid 20 hingga 35, kisah yang nyaris hilang dari lembar-lembar sejarah botani Jawa kembali terkuak. Bukan emas, bukan batu mulia, melainkan Pala Jawa (Myristica teysmannii), pohon langka yang keberadaannya kerap terlewatkan dalam narasi besar keanekaragaman hayati Nusantara.
Tim SMART Patrol Seksi KSDA Wilayah I Kediri, Balai Besar KSDA Jawa Timur, bersama Masyarakat Mitra Polhut melaksanakan patroli selama empat hari, dari 23 hingga 26 Juni 2025, membelah hutan lebat dan menelusuri jejak-jejak alam yang tak banyak disentuh manusia. Dari total 2,7856 hektare yang disisir, 101 batang pohon dan 19 jenis flora berhasil teridentifikasi, namun di antara semuanya, satu nama membangkitkan antara decak kagum dan rasa waspada, Pala Jawa.
Pohon ini bukan sekadar spesies endemik, ia adalah sisa hidup dari masa yang nyaris lenyap. Tak seperti saudaranya, Pala Banda, yang mendunia sebagai komoditas rempah, Pala Jawa hidup dalam kesepian, tumbuh di sudut-sudut hutan yang jarang dikunjungi, dikenal hanya oleh sedikit ahli botani dan penjaga rimba sejati.
Karakteristiknya mencolok dengan kulit kayunya agak kasar, daunnya lebar, dan buahnya kecil dengan warna hijau kekuningan yang khas. Saat masak, aroma bijinya tajam namun lembut, mengingatkan kita pada sejarah panjang rempah Nusantara, sebuah sejarah yang tak semuanya tertulis dengan tinta emas, tapi juga dengan getah, luka kolonialisme, dan pelestarian yang terlambat.
Di balik catatan teknis itu, keberadaan Pala Jawa di Besowo Gadungan adalah pesan ekologi yang tak bisa diabaikan. Ia menandakan bahwa kawasan ini masih menyimpan nilai konservasi tinggi, menjadi genetic reservoir bagi spesies yang telah menghilang dari banyak hutan di Jawa.
Bersanding dengan Pala Jawa, flora lain seperti Kemiri, Bendo, Kadutan, hingga Preh dan Doyo melengkapi mosaik vegetasi kawasan. Satwa liar pun masih setia menghuni dari tupai, babi hutan, katak-terbang jawa, hingga kicau khas Takur Tulung-Tumpuk, burung endemik yang setiap pagi mengantar langkah para petugas.
Namun tak semua yang dijumpai adalah flora dan fauna. Di jalur batas, petugas bertemu warga yang melintasi kawasan untuk berkebun. Pendekatan sosial dilakukan, dengan dialog, edukasi, dan ajakan untuk menjaga hutan dari ancaman kebakaran dan degradasi perlahan. Karena kelestarian bukan hanya tanggung jawab negara, tapi panggilan nurani bersama.
Keberadaan empat fitur non-alami seperti pos jaga, pal batas, dan papan nama yang mulai usang, menandakan bahwa kerja konservasi tidak berhenti di pelestarian hayati saja. Infrastruktur dan simbol-simbol kawasan perlu diperkuat sebagai penanda dan pengingat bahwa tempat ini bukan sembarang rimba, melainkan hutan warisan.
Dan Pala Jawa adalah saksi diamnya.
Di tengah dunia yang terus berubah, dan tekanan terhadap hutan yang tak pernah surut, temuan Pala Jawa di Besowo Gadungan menjadi seruan lirih namun tajam bahwa kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan yang tersisa. Tapi waktu kita tak banyak. (dna)
Sumber: Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun - Balai Besar KSDA Jawa Timur
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 4.8