Patroli Padam Api Di Loh Letuho dan Loh Seloka

Selasa, 25 Oktober 2022

Labuan Bajo, 22 September 2022. Resort Loh Wenci – Sape Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Balai Taman Nasional Komodo turut berkontribusi memastikan agar dampak negatif pemanasan global mikro di kawasan Taman Nasional Komodo tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Sebagai salah satu bentuk upaya rutin dalam menanggulangi dampak pemanasan global, petugas giat melaksanakan kegiatan patroli resort untuk meminimalisir adanya gangguan atau ancaman kerusakan lingkungan dalam kawasan Taman Nasional Komodo pada tanggal 19 September 2022 di wilayah kerja Resort Loh Wenci. Petugas yang melaksanakan patroli kali ini merupakan Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Wenci – Sape yang beranggotakan Muhammad H. Densi, Asry, Sudarman, dan Fatrah Wahyudi.

Tim melakukan penyisiran wilayah perairan dengan menggunakan speedboat Ranger II dari Loh Wenci – Pulau Komodo menuju ke arah selatan di Loh Letuho – Pulau Komodo. Terlihat adanya titik api yang menyala dan membakar area sabana di Loh Seloka siang harinya. Tim kemudian sigap turun dan melakukan upaya pemadaman api di sekitar lokasi tersebut dengan daun lontar dan dahan pohon kesambi yang ditemukan di lingkungan sekitarnya. Petugas berusaha mematikan dan memastikan agar api tidak menyebar ke area hutan yang dapat membahayakan keselamatan satwa maupun tumbuhan liar yang hidup di dalamnya.

Setelah hampir tiga jam proses pemadaman berlangsung, petugas menyisir dan memeriksa setiap   lembah   dan   tebing   untuk   memastikan   tidak   adanya   titik   api   yang   masih menyala/terlewati. Petugas menduga total luas area yang terbakar mencapai 26 Ha dan tidak ditemukan adanya satwa liar yang mati akibat kebakaran di kedua wilayah perbukitan tersebut. Setelah  dipastikan  aman,  tim  bergegas  melanjutkan  patroli  ke  wilayah  lainnya  untuk memastikan kemanan kawasan Taman Nasional Komodo.

Kegiatan patroli tingkat resort yang dilakukan oleh Petugas Resort Loh Wenci-Sape selama melakukan penjagaan rutin kawasan penting untuk selalu dilakukan. Kegiatan ini bukan hanya bertujuan untuk memastikan kelestarian flora dan fauna yang hidup di wilayah lembah dan kepulauan, namun juga dapat dimanfaatkan petugas untuk melakukan pendataan potensi keanekaragaman hayati Taman Nasional Komodo yang menyeluruh. Petugas menghimbau agar masyarakat  (wisatawan  dan  penduduk  sekitar)  dapat  bersama-sama menjaga keutuhan kawasan dan kelestarian biodiversitas yang hidup di dalamnya.

Sebagai informasi, ekosistem terrestrial di Taman Nasional Komodo didominasi oleh ekosistem sabana dengan luas mencapai 33.788,36 Ha atau mencakup 70% dari total keseluruhan wilayah daratan Taman Nasional Komodo. Iklim taman nasional yang memiliki penjenamaan (branding) World’s Hidden Paradise ini termasuk dalam klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe F atau sangat kering dengan bulan kering berkisar antara bulan April – Oktober dan bulan basah antara Bulan November – Maret setiap tahunnya. Pemanasan Global (Global Warming) tentu terjadi hampir di seluruh wilayah dunia, termasuk di Taman Nasional Komodo. Musim kemarau yang berlangsung pada periode bulan kering menimbulkan beberapa dampak terhadap lingkungan, diantaranya banyaknya satwa liar mati karena kesulitan mencari sumber air di alam dan meningkatnya probabilitas kebakaran hutan pada ekosistem sabana yang kering.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo 

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Polisi Kehutanan Ahli Pertama - Banu Widyanarko, S.Si. (+628569891069)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini