Balai Besar KSDA Sumatera Utara Gelar Konferensi Pers Penanganan “Besti”

Jumat, 09 September 2022

Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Rudianto Saragih Napitu, S.Si., M.Si. saat menjelaskan kepada awak media penanganan “Besti”

Medan, 9 September 2022. Masih ingat dengan “Besti”, Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berhasil diselamatkan setelah masuk dalam kandang jebak di Sei Sirah, Desa Halaban, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, pada Rabu 31 Agustus 2022 yang lalu, dan kemudian  dilakukan tindakan observasi di Taman Margasatwa Medan.

Untuk mengetahui perkembangan dari observasi serta rencana tindak lanjut ke depan, Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara Rudianto Saragih Napitu, S.Si., M.Si., melakukan konferensi pers dihadapan awak media baik cetak, elektronik maupun media online, pada Kamis 8 September 2022, di kantor Balai Besar KSDA Sumatera Utara.

Dalam paparannya Rudianto menjelaskan bahwa selama dalam proses observasi, dilakukan pemeriksaan kesehatan yang dipimpin dokter hewan (drh). Anhar Lubis beserta dengan tim medis lainnya : drh. Zakia Sheila (dari Balai Besar KSDA Sumatera Utara), drh. Fatimah Sari (Balai Besar KSDA Sumatera Utara) dan drh. Tengku Jeni (dari YOSL-OIC).  Hasil pemeriksaan sampel darah dan kotoran harimau  di laboratorium menyatakan bahwa harimau dinyatakan sehat serta  negatif dari segala penyakit. Demikian juga hasil pemeriksaan rapid distemper hasilnya pun negatif covid. Saat ini tinggal menunggu pemeriksaan sampel serum yang dilaksanakan di laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syahkuala, Aceh. Bila hasilnya nanti juga mengkondisikan harimau dalam kondisi sehat, maka satwa liar ini berpeluang untuk segera dilepasliarkan ke habitat alaminya, yang direncanakan akan dilakukan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Saat ini Tim khusus sedang melakukan survey untuk menentukan lokasi pelepasliaran yang tepat dan aman, baik bagi masyarakat maupun bagi satwa.

Observasi pemeriksaan kesehatan harimau oleh Tim medis disaksikan Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Rudianto juga menjelaskan, bahwa dugaan sementara keluarnya si raja hutan dari habitatnya dan menyambangi permukiman penduduk diakibatkan adanya kegiatan  penggembalaan ternak oleh warga sehingga memancingnya keluar untuk memangsa ternak tersebut. Populasi harimau khususnya di kawasan hutan di Langkat, diperkirakan masih membaik, namun karena ada pilihan mangsa yang mudah didapatkan dibandingkan harus berburu satwa liar yang ada di dalam kawasan, maka harimau pun lebih memilih untuk mencari sumber pakan di permukiman penduduk.

“Berbagai upaya sudah kami lakukan, seperti koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah, Plt. Bupati Langkat, dan pihak-pihak terkait lainnya, serta melakukan edukasi kepada warga khususnya yang berada di sekitar kawasan hutan, dengan harapan nantinya akan tercipta kehidupan yang harmonis antara masyarakat dengan lingkungannya termasuk di dalamnya satwa liar,” ujar Rudianto menjawab pertanyaan awak media.

Rudianto juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah mendukung serta membantu proses evakuasi harimau dari kandang jebak sampai kepada tahap observasi, termasuk juga media massa yang ikut mewartakannya.  Semoga nantinya satwa liar dilindungi ini dapat segera dilepasliarkan hidup dan berkembang biak dengan baik di habitat alaminya.

Kepala Balai KSDA Sumatera Utara saat konferensi pers didampingi Kepala Seksi Perencanaan, Perlindungan dan Pengawetan, Amenson Girsang, SP. MH. dan Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan, Andoko Hidayat, S.Hut., MP. Konferensi pers dihadiri sejumlah awak media dari harian Kompas, Jakarta Pos, Kompas TV, Kompas on-line, CNN Indonesia, Voice of America (VoA), dan media lainnya.

Sumber : Evansus Renandi Manalu – Analis Data Balai Besar KSDA Sumatera Utara

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini