Kisah Baru Kehidupan Tiga Keluarga Owa Jawa di Hutan Lindung Malabar

Rabu, 06 Juli 2022

Malabar, Juli 2022. Episode kehidupan baru tiga keluarga owa Jawa ini adalah kisah lanjutan tujuh individu owa Jawa yang telah menjalani tahapan habituasi selama 8 bulan di hutan lindung Malabar. Primata endemik pulau Jawa yang masing-masing bernama Bobby, Jolly, Lala, Delon, Susi, Rambo dan Suci ini merupakan owa Jawa hasil rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center / JGC), Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 

Selama tahapan habituasi, semua individu telah menunjukan perkembangan perilaku dan kondisi kesehatan yang baik, sehingga dapat dinyatakan siap untuk dilepasliarkan. Calon lokasi pelepasliaran yang berada di wilayah hutan lindung Malabar pada RPH Logawa BKPH Banjaran, KPH Bandung Selatan, Perum Perhutani Divre Jawa Barat dan Banten kemudian dilakukan kajian singkat (rapid assesment) untuk menghimpun data prakondisi kelayakan. Prakondisi ini dilakukan oleh Yayasan Owa Jawa, dan didukung oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango serta Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

Satwa siap, lokasi pelepasliaran siap, dan akhirnya tiba waktu owa Jawa untuk dilepasliarkan. Hari Selasa tanggal 5 Juli 2022, tujuh individu owa Jawa dilepasliarkan di hutan lindung Malabar. Episode kehidupan baru telah dimulai. Pelepasliaran owa Jawa ini dilakukan oleh Yayasan Owa Jawa dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani Divre Jawa Barat dan Banten, dan Yayasan Konservasi Indonesia (dulu: Conservation International Indonesia), serta didukung oleh PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field. Pada kesempatan yang sama, agenda ini juga dihadiri Polsek Cimaung, Persaudaran Gunung Puntang Indonesia (PGPI) dan Lemaga Masyarakat Desa (LMDH) Bukit Amanah serta Babinsa setempat.

Episode kehidupan primata langka ini di Malabar akan terus berlanjut. Monitoring perkembangan pasca pelepasliaran akan dilakukan untuk memastikan owa Jawa mampu bertahan hidup, bahkan berkembang biak dengan baik, agar populasinya meningkat dan mencapai posisi stabil di habitatnya, serta terhindar dari kepunahan.

Tahukah kalian bahwa populasi owa Jawa kini diperkirakan hanya sebanyak 4.000 individu tersebar di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Owa Jawa  adalah satwa setia terhadap pasangannya? Ya, di habitat alaminya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mereka hanya berpasangan satu kali selama hidupnya. Saat berpasangan, jika salah satunya mati, biasanya satu lainnya akan “menjomblo” seumur hidup, atau bahkan tidak dapat bertahan hidup. Karena kehilangan pasangan akan membuat owa Jawa menjadi stres. Dampaknya? Jumlah owa Jawa menjadi berkurang, perkembangbiakan terhambat, dan populasi menjadi sedikit. Namun pada owa Jawa yang direhabilitasi dapat dicarikan pasangan baru, tapi butuh waktu yang sangat lama dan pastinya memerlukan biaya rehabilitasi yang tidak sedikit. 
Stop perburuan owa Jawa! Stop memelihara satwa liar di rumah. Jangan biarkan mereka menjomblo. So, buat kalian yang tidak setia sama pasangannya, belajarlah dari owa Jawa.

Sebagai informasi, Pusat Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center) atau lebih dikenal dengan JGC dibangun pada tahun 2003 di Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan tujuan untuk pelestarian owa Jawa dan habitatnya melalui upaya penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi. JGC dikelola secara bersama oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Yayasan Owa Jawa, Yayasan Konservasi Indonesia dan Universitas Indonesia. JGC juga didukung oleh Silvery Gibbon Project (SGP) dan PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field. Tercatat sebanyak 37 individu owa Jawa telah dilepasliarkan di kawasan hutan lindung Malabar sejak tahun 2013 hingga saat ini.

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Penulis : Ayi Rustiadi, S.Si. (PEH Muda) - @ayiexxx
Foto : Yoga A. Pratama

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini