Road To HKAN 2022, Mengedukasi Rumah Belajar Vlayesha Medan

Selasa, 05 Juli 2022

Peserta mengenal potensi kawasan

Sibolangit, 5 Juli 2022. Mengisi waktu liburan sekolah dengan kegiatan wisata sekaligus belajar konservasi alam saat ini sudah menjadi tren baru. Setidaknya itu juga yang dilakukan oleh 13 orang anggota program Forest School Adventure 2022  dari Medan Outdor School (Rumah Belajar) Vlayesha Medan yang didampingi 4 orang guru, saat mengunjung kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit pada Jumat, 1 Juli 2022.

Rumah Belajar (RB) Vlayesha, yang beralamat di Jl.  Flamboyan IV No.19 Tanjung Selamat, Medan, sebagai tempat bergabungnya pelajar-pelajar dari beberapa sekolah tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di kota Medan, merupakan sarana untuk mengenal sekaligus belajar tentang konservasi alam. Dalam rangkaian program kerjanya, RB Vlayesha telah pula melakukan kunjungan ke beberapa lokasi/objek wisata konservasi alam, seperti : Siantar Zoo (Taman Hewan Pematangsiantar), Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) dan lokasi wisata lainnya.

Kunjungan RB Vlayesha ke TWA Sibolangit, menurut penjelasan dari Desi Barus, ketua rombongan sekaligus Direktur Rumah Belajar,  merupakan bagian dari program kerja yang mengusung tema sekolah hutan, dimana diharapkan peserta program akan mengembangkan pola pikir positif dan kreatif, melatih sosial emosional anak, melatih logika berpikir, life skills, outdoor skills dan sikap cinta/peduli terhadap alam.  Saatnya anak terbiasa dengan kegiatan outdoor skills yang edukatif dan menyenangkan.

Dalam kegiatan pembelajaran di kawasan TWA Sibolangit, Kepala Resort CA/TWA Sibolangit, Samuel Siahaan, menjelaskan  kepada peserta program tentang ragam potensi yang ada di dalam kawasan, arti penting kawasan TWA Sibolangit bagi kelestarian tumbuhan dan satwa serta peran pentingnya sebagai tangkapan air (catchment area) yang menyediakan sekaligus sebagai pemasok air bersih kepada masyarakat sekitar kawasan termasuk juga bagi masyarakat yang ada di kota Medan.

Samuel Siahaan, juga menggunakan kesempatan tersebut untuk  memaparkan secara singkat tentang Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 10 Agustus, sebagai momen penting dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat akan perlunya upaya-upaya konservasi alam yang dilakukan secara berkesinambungan untuk keharmonisan serta kelangsungan kehidupan umat manusia beserta makhluk hidup lainnya.

Dalam pengenalan potensi kawasan peserta yang didampingi petugas Resort CA/TWA Sibolangit dan dibantu mahasiswa praktek kerja lapangan dari fakultas kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU), diajak berkeliling kawasan dan juga melihat Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Sibolangit. Ada temuan unik saat penjelajahan kawasan yaitu  adanya rontokan bulu anakan burung rangkong dan juga bekas kubangan babi hutan. Hal ini menjadi  menarik untuk dipelajari karena peserta belum pernah melihatnya secara langsung, sehingga mendorong keingintahuan untuk memperdalam dan mempelajarinya.

Tidak terasa 3 jam waktu pun berlalu, peserta harus mengakhiri kunjungan. Banyak pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh peserta. Semua berkeinginan untuk datang kembali ke TWA. Sibolangit. Semoga kegiatan edukasi ini menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian alam dan lingkungan hidup.

Sumber : Samuel Siahaan, SP.-PEH Balai Besar KSDA Sumatera Utara dan Cici Zahira-Mahasiswi PKL Fakultas Kehutanan USU

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini