Jumat, 17 Juni 2022
Sapo Padang, 16 Juni 2022. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrae) kembali menyambangi pemukiman warga di Dusun Sapo Padang, Desa Batu Jonjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Atas keresahan warga tersebut, Kepala Desa Batu Jongjong menyurati Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara yang memohon agar dilakukan evakuasi terhadap gajah. Lokasi konflik di Dusun Sapo Padang, Desa Batu Jonjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, merupakan enclave kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Leuser.
Menerima laporan kepala desa tersebut, Balai Besar KSDA Sumatera Utara melalui petugas Seksi Konservasi Wilayah II Stabat, didampingi pemerintahan Desa Batu Jonjong, telah melakukan mitigasi (penanganan) konflik pada tanggal 9 s/d 12 Juni 2022, berupa kegiatan identifikasi, patroli di sekitar jalur gajah, penghalauan dengan menggunakan petasan, serta pendampingan masyarakat yang melakukan aktifitas di kebun/ladang. Selama pelaksanaan mitigasi petugas tidak menemukan satwa gajah yang masuk ke areal perladangan masyarakat. Hanya ditemukan kotoran gajah di beberapa titik.
Konflik manusia dengan satwa di Dusun Sapo Padang berpotensi cukup tinggi karena lokasinya berada di enclave TN Gunung Leuser, yang merupakan habitat satwa liar dilindungi, termasuk Harimau Sumatera, Orangutan Sumatera dan Gajah. Dalam pengumpulan bahan dan keterangan dari Kepala Dusun Sapo Padang, Kemaleman Sembiring, diperoleh informasi bahwa di Dusun Sapo Padang terdapat 33 KK, namun yang tinggal dan menetap hanya 19 KK, dengan jumlah jiwa 80 orang. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah petani pekebun dengan luas keseluruhan kebun ± 300 Ha., yang ditanami dengan tanaman karet, kemiri dan pinang.
Upaya mitigasi dan pendampingan yang dilakukan oleh petugas Seksi Konservasi Wilayah II Stabat memberikan ketenangan kepada warga, dan berharap adanya patroli rutin yang dilakukan oleh petugas serta adanya solusi untuk menyelesaikan permasalahan konflik ini. Petugas juga menghimbau agar warga tetap berhati-hati dan waspada. Apabila melakukan aktifitas sehari-hari baik di kebun maupun di ladang, agar dilakukan secara berkelompok.
Sumber : Ainy Amelya Utami, S.Hut.-Penyuluh Kehutanan Balai Besar KSDA Sumatera Utara
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0