Pekan Ilmiah di Balai Taman Nasional Komodo

Selasa, 13 Desember 2022

Labuan Bajo, 13 Desember 2022. Balai Taman Nasional Komodo membuka kesempatan magang dan penelitian bagi siswa dan mahasiswa yang ingin melaksanakan kegiatan pendidikan di Taman Nasional Komodo. Sebagai bentuk perwujudan keseriusan UPT dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan para peserta didiknya, Urusan Program Anggaran Kerja Sama dan Pelayanan, Balai Taman Nasional Komodo menyeleksi ketat permohonan yang masuk dan mewajibkan  mahasiswa  untuk  dapat  mempresentasikan  sebelum  dan  sesudah  kegiatan  pendidikan tersebut dilakukan baik secara daring maupun luring dihadapan seluruh jajaran pimpinan dan staf Balai Taman Nasional Komodo.

Setidaknya  tiga  mahasiswa  dari  perguruan  tinggi  yang  berbeda  telah  diterima  dan  menyelesaikan rangkaian kegiatan pengumpulan data di kawasan Taman Nasional Komodo. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Mukti Aryo Wicaksono (S1 Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, IPB University), Ni Kadek Sri Ayu Wijayani (S1 Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta), dan Malkrina Ule Penga (DIV Kehutanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang). Judul penelitian Mukti adalah Kekayaan Jenis dan Aktivitas Satwa Liar di Jalur Wisata di Loh Liang, Taman Nasional Komodo Menggunakan Camera Trap, Ayu  berjudul  Pengembangan Video Pembelajaran Keanekaragamana Hewan Berbasis Potensi Lokal Labuan Bajo Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Konservasi Peserta Didik SMA Kelas X, sementara Irna berjudul Valuasi Ekonomi Kunjungan Wisata Sebelum dan Selama Pandemi Covid – 19 di Loh Liang Taman Nasional Komodo. Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama, Muhammad Ikbal Putera, memandu jalannya sesi presentasi secara daring melalui aplikasi Zoom hingga kegiatan selesai.

Penelitian yang dilakukan oleh Mukti menunjukan bahwa jenis satwa liar yang ditemukan di sepanjang jalur trekking wisata Resort Loh Liang sebanyak 1 jenis reptil, 3 jenis mamalia, dan 7 jenis aves. Varanus komodoensis menggunakan jalan setapak untuk berjalan sedangkan babi hutan (Sus scrofa) dan rusa timor (Rusa timorensis) lebih banyak berada di pinggir/sekitaran jalan setapak untuk berjalan. Keberadaan komodo di siang hari pada jalur trekking diduga berpengaruh terhadap fluktuasi kehadiran rusa pada sekitar jalur trekking, namun tidak berpengaruh terhadap babi hutan. Mempertimbangkan temuan  ilmiahnya  secara  menyeluruh,  Mukti  merekomendasikan  beberapa  hal,  diantaranya:  perlu dilakukan penelitian lanjutan pada saat jumlah kunjungan mulai meningkat sebagai data pembanding dan perlu dilakukannya pemantauan di lokasi jalur wisata dan non jalur wisata untuk melihat perbedaan gangguan manusia terhadap pola penggunaan ruang dan waktu oleh satwa liar. Menurutnya, metode pengamatan dengan menggunakan camera trap sesuai untuk mengamati frekuensi kehadiran, perilaku, serta pola penggunaan ruang dan waktu, namun kurang unggul untuk melihat kekayaan jenis satwa harian.

Sesi pemaparan kedua dilakukan oleh Irna. Hasil penelitian Irna menyimpulkan bahwa karakteristik pengunjung di Loh Liang pada waktu pengumpulan data didominasi wisatawan berjenis kelamin laki-laki (63%), asal Indonesia (84%), berprofesi sebagai wiraswasta (43%), dan berpenghasilan tinggi (87%). Irna  menunjukan  adanya  penurunan  jumlah  pengunjung  baik  Nusantara  maupun  Mancanegara berdampak pada penurunan nilai ekonomi Resort Loh Liang. Biaya perjalanan pun meningkat sebesar 1% dengan  berkurangnya frekuensi  kunjungan  wisatawan  ke  Taman  Nasional  Komodo.  Adapun  tren penurunan nilai ekonomi Taman Nasional Komodo mencapai Rp591.724.235.245,29 (2018), Rp380.949.421.454 (2019), Rp50.005.957.160 (2020), dan Rp45.271.475.642 (2021). Penelitian Irna juga menunjukan  tingkat  peran  dan  keberadaan  Taman  Nasional  Komodo sangat  berpengaruh  bagi stabilitas ekonomi masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat.

Sesi pemaparan yang ketiga dibawahkan oleh Ayu. Ayu memaparkan hasil perkembangan penyusunan video pembelajaran sebagai bentuk produk penelitian tingkat Sarjana yang sedang digarapnya. Ayu menargetkan beberapa konsep yang harus disajikan dalam video pembelajaran agar para pelajar dapat dengan mudah memahami pesan yang ingin disampaikan. Adapun konsep yang disajikan antara lain: konsep keanekaragaman genetik, spesies, ekosistem, potensi ancaman dan ragam upaya pelestarian/konservasi yang dibutuhkan dalam kompetensi dasar pembelajaran untuk siswa SMA kelas X. Ayu menekankan bahwa pembuatan video pembelajaran ini belum rampung dan memerlukan waktu tambahan untuk menyelesaikannya karena perlu melewati beberapa tahapan proses dan penyempurnaan substansi dari dosen pembimbing dan jagawana Balai Taman Nasional Komodo.

Seluruh staf Balai Taman Nasional Komodo mengapresiasi penuh hasil kerja keras mahasiswa dan memberikan banyak saran penyempurnaan. Ikbal berharap dengan ilmu dan pengalaman yang diperoleh mahasiswa, ketiga pelajar tersebut dapat terus mengasah kemampuan dirinya dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ikbal juga berharap agar hasil penelitian ketiga mahasiswa dapat memberikan  rekomendasi  praktis  bagi  penguatan  pengelolaan  kawasan Taman Nasional Komodo kedepannya.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Mahasiswa Manajemen Destinasi Pariwisata Politeknik Pariwisata NHI Bandung - Yudha Pamungkas (+6282210465828)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini