Menelisik Potensi Daya Tarik Wisata Alam Resort Kampung Rinca

Senin, 12 Desember 2022

Labuan Bajo, 12 Desember 2022. Mahasiswa Magang dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Yudha Pamungkas, Andreas Yudha Pratama Pah, Joy Filip Oktavianus, dan Dewi Meisya Maulidda mengikuti kegiatan penjagaan pada tanggal 21 - 31 Agustus 2022 di Resort Kampung Rinca, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I, Balai Taman Nasional Komodo. Mahasiswa yang lolos seleksi program magang Junior Park Ranger tersebut mendapatkan tugas untuk mengikuti seluruh aktivitas resort-based management (RBM) Resort Kampung Rinca dan menyelisik potensi wisata desa yang ada di Desa Pasir Panjang - Pulau Rinca.

Berdasarkan SK Bupati Manggarai Barat No: 106/KEP/HK/2021 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Bupati Manggarai Barat No: 237/KEP/HK/2020 Tentang Penetapan Desa/Kelurahan Wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Desa Pasir Panjang ditetapkan sebagai salah satu dari 94 desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat. Hal ini tentunya mendorong pemerintah Desa Pasir Panjang dan Balai Taman Nasional Komodo untuk menelisik lebih lanjut potensi daya tarik wisata alam di sekitar wilayah administrasi Desa Pasir Panjang – Pulau Rinca guna menentukan model pengembangan wisata desa pesisir di dalam kawasan konservasi yang paling sesuai.

Mahasiswa magang Politeknik Pariwisata NHI Bandung memiliki inisiatif untuk melakukan pemetaan jalur trekking wisata Desa Pasir Panjang dan menghitung daya tampung wisata dalam setiap jalur trekking tersebut. Mahasiswa berupaya memetakan dua jalur trekking yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan wisata yaitu jalur trekking ke Batu Balok dan jalur trekking ke Gua Kalong. Pada kedua jalur trekking tersebut, wisatawan juga dapat mengamati sarang biawak komodo dari dekat dan berkesempatan untuk menjumpai biawak komodo yang melintas di sepanjang jalur trekking tersebut. 

Selain menyelisik potensi obyek daya tarik wisata alam (ODTWA) di sekitar wilayah desa, mahasiswa juga melakukan mini assessment untuk mengetahui kualitas pemanduan naturalist guide yang mendampingi wisatawan berwisata di Desa Pasir Panjang serta membuat analisa SWOT terhadap rencana pengembangan Desa Wisata Kampung Rinca di Desa Pasir Panjang. Mahasiswa juga menyampaikan bahwa pengelolaan desa wisata bukan hanya menitikberatkan pada keindahan alam, namun juga menekankan pentingnya diversifikasi atraksi sosial budaya yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat berkunjung ke wilayah desa. Pariwisata harus bisa menjadi instrumen penguat nilai budaya masyarakat, sehingga nilai kearifan lokal tetap lestari dan dapat dihargai oleh wisatawan yang berkunjung.

Desa Pasir Panjang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Wisatawan yang berkunjung ke Desa Pasir Panjang dapat menjumpai biawak komodo (Varanus komodoensis), kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), rusa timor (Rusa timorensis), kerbau air (Bubalus arnee), kalong besar (Pteropus vampyrus), kelelawar kubu nusa tenggara (Dobsonia peronii), elang laut perut putih (Haliaeetus leucogaster), dan berbagai jenis ular berbisa yang kerap mendiami serasah daun di pedalaman hutan. Selain kekayaan biodiversitas, Desa Pasir Panjang juga memiliki beberapa ODTWA yang unik, diantaranya: Batu Balok, Gua Kalong, Strawberry Stone, dan Pulau Kalong. Lebih lanjut, masyarakat Desa Pasir Panjang dengan pendampingan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berhasil membentuk sebuah komunitas seni bernama Animal Pop Komodo yang menampilkan berbagai tarian modern (modern dance) bagi wisatawan.

Menurut jadesta.kemenparekraf.go.id status Desa Pasir Panjang merupakan Desa Wisata Rintisan. Menariknya, meskipun merupakan Desa Wisata Rintisan, desa ini sudah memiliki Kelompok Sadar Wisata  (POKDARWIS)  bernama  Native  Rinca  yang  kerap  menerima kunjungan  wisatawan mancanegara secara rutin yang berpotensi mengubah status desa menjadi Desa Wisata Mandiri secara bertahap. Dalam rangka mendukung perubahan status tersebut, mahasiswa juga turut berkontribusi dengan menyusun bentuk model pengembangan desa wisata mandiri yang dapat diterapkan di Desa Pasir Panjang. Lebih lanjut, mahasiswa juga telah membantu menghubungkan ragam ODTWA yang ada di sekitar desa dalam bentuk itinerary atau rencana perjalanan yang terpetakan untuk ditawarkan sebagai salah satu bentuk paket perjalanan wisata potensial.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo - Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Mahasiswa Manajemen Destinasi Pariwisata Politeknik Pariwisata NHI Bandung - Yudha Pamungkas (+6282210465828)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama - Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 5

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini