Ngonser di Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

Sabtu, 08 Oktober 2022

Jakarta, 8 Oktober 2022  – Puspa dan satwa mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan. Upaya perlindungan dan pelestariannya harus terus dilakukan. Hal tersebut mengemuka dalam “Ngobrol Santai Konservasi” (Ngonser) yang digelar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) di Lapangan Banteng, Jakarta, pada tanggal 8 Oktober 2022.

Ahmad Munawir, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi KLHK mengatakan, “Penyadaran konservasi tidak harus dalam forum resmi, tapi bisa juga melalui forum-forum santai seperti Ngonser ini. Oleh karena itu, kegiatan Ngonser dalam rangka HCPSN ini merupakan sarana untuk mengkomunikasikan kerja-kerja konservasi bagi masyarakat umum.”

“Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional merupakan momentum gerakan penyelamatan tumbuhan dan satwa lokal dari ancaman kepunahan. Selain memberikan keseimbangan pada lingkungan, keanekaragaman puspa dan satwa dapat meningkatkan kualitas dan menjadi sumber pangan serta obat-obatan, termasuk menghasilkan jasa lingkungan. Indonesia termasuk Negara yang kaya raya dalam hal keanekaragaman hayati. Biodiversitas Indonesia menyumbangkan 12 persen jenis mamalia yang ada di dunia, 17 persen burung-burung dunia, 16 persen reptil dan amfibi dunia, 25 persen ikan tawar dan laut dunia, serta 10 persen tumbuhan berbunga dunia,” jelas Kepala BKSDA Jakarta Abdul Kodir.

Abdul Kodir menambahkan HCPSN juga memiliki tujuan untuk meningkatkan perlindungan dan pelestarian flora dan fauna, serta untuk menumbuh-kembangkan kepedulian, rasa cinta, dan kebanggaan terhadap flora dan fauna Indonesia. 

Terkait pelestarian puspa dan satwa di DKI Jakarta, saat ini BKSDA Jakarta bersama YKAN dan para pemangku kepentingan lainnya melalui platform Mangrove Ecosystem Restoration Alliances (MERA) mendorong penguatan fungsi Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke sebagai pusat edukasi dan restorasi ekosistem mangrove di Jakarta. 

Kawasan ini merupakan salah satu ekosistem mangrove yang masih tersisa di Jakarta, dan merupakan habitat berbagai macam flora dan fauna. Bagi masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, SM Muara Angke juga berperan penting sebagai penyumbang O2, penyerap CO2, pengatur hidrologi, penyerap polutan, keindahan bentang alam, dan penyedia keanekaragaman hayati.

“Ekosistem mangrove yang sehat mendukung produktivitas perikanan, memberikan sumber pendapatan, perlindungan, serta berkontribusi pada ketahanan pangan dan sosial. Peranan Indonesia dalam upaya mitigasi perubahan iklim secara global amat besar, sehingga melindungi dan merestorasi ekosistem mangrove merupakan langkah penting yang harus segera dilakukan,” terang Muhammad Imran Amin, selaku Direktur Program MERA YKAN.

Dalam kesempatan tersebut, juga hadir Bayu Sukma Bharata, Direktur CV Ratu Cahaya Semesta, yang merupakan penangkar binaan BKSDA Jakarta. Bayu menjelaskan bahwa kecintaan kita terhadap suatu jenis satwa liar bukan berarti seolah kita jadi punya hak untuk mengadopsi atau memanfaatkan satwa liar tersebut tanpa izin. “Mengurus perizinan satwa liar tidaklah sulit, yang terpenting kita memenuhi syarat dan aturan yang berlaku.”

Satwa liar adalah hewan yang dilindungi negara. Masyarakat dapat mengadopsi satwa liar, namun harus dilihat dahulu tujuannya untuk apa. Selain itu juga ada aturan dan perizinan yang harus dipatuhi. Pemerintah dan penangkar dapat saling bahu-membahu dalam upaya pelestarian satwa liar, melalui mekanisme maupun prosedur yang berlaku agar tujuan yang baik itu dapat tercapai. ###

Sumber : Balai KSDA Jakarta

Kontak Media: Call center BKSDA Jakarta: 081289643727

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini