Konservasi adalah Ibadah

Rabu, 02 Februari 2022

Sekditjen KSDAE saat memberikan pembinaan pegawai di BBTNTC

Manokwari, 2 Februari 2022. Sekretaris Direktorat Jenderal (Sekditjen) KSDAE, Suharyono, melakukan pembinaan pegawai lingkup UPT Dirjen KSDAE di Wilayah Provinsi Papua Barat, Rabu, (2/2). Sekditjen KSDAE menguraikan unsur cara membangun dan meningkatkan etos dalam bekerja. Aspek tersebut yakni memiliki sifat profesional, memiliki sikap positif, dan selalu memberikan apresiasi dan saling menghormati. Ketiga unsur itu akan memberikan rasa nyaman dalam bekerja.

“Kenyamanan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produktvitas kerja kita, dengan kata lain, jika kita sudah nyaman, ide-ide brilian dan kreatifitas itu akan muncul”, kata Sekditjen.

Oleh sebab itu, setiap PNS wajib menciptakan rasa nyaman di lingkungan kerja mereka masing-masing. Untuk menciptakan kenyamanan kerja itu memiliki syarat, pertama hati dan pikiran kita bisa menerima perbedaan, kemudian yang kedua, kedekatan hati. Suharyono mengutip kata-kata bijak bahwa, “Semakin kita mau belajar untuk mensyukuri semakin banyak berkat yang datang untuk disyukuri”.

Setiap organisasi kerja harus memiliki budaya, atau ciri khas tertentu, ini menjadi penting karena menjadi pembeda setiap organisasi. “Jangan paksakan meniru yang lain, TNTC harus memiliki identitas, budaya, corak yang bisa mewakili corak organisasi kita”, tutur Suharyono.

Lanjut beliau, inilah yang membedakan Organisasi Tradisional dengan Organisasi (Learning ) Pembelajaran. Learning Organisasi itu adalah organisasi yang selalu bergerak ke depan supaya menjadi lebih baik. Sedangkan Organisasi Tradisional itu hanya melaksanakan tugas rutin dan monoton. Kita harus pandai-pandai “memasarkan” program-program kita agar organisasi kita dikenal, salah satu cara dengan menggiatkan media sosial. “Tagline medsos saya adalah konservasi tak mungkin sendiri”, ujarnya.

Suharyono, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur itu menjelaskan beberapa aspek spiritual konservasi. Yang pertama, kita tidak boleh sombong, karena kita adalah bukan penduduk tunggal bumi ini, ada makhluk lain, hewan dan tumbuhan misalnya. Kedua, kita semua ini bekerja menjaga alam sebenarnya menjaga ciptaan Tuhan, oleh karena itu kerja kita ini adalah ibadah.

“Beruntunglah kita yang kerja di konservasi, karena tugas kita ini menjaga keharmonisan dengan alam, maka kita tidak layak sombong hidup di bumi ini, itulah nilai spritual konservasi’.

Suharyono menceritakan bahwa dirinya baru pertama kali menginjakkan kakinya di Tanah Papua. Dulu sering gagal untuk mengunjungi Papua. “Merupakan kebahagiaan bagi saya bisa berada di sini”, ungkap beliau.

Prosesi Injak Piring oleh Sekditjen KSDAE yang pertama kali menginjakkan Kakinya di Tanah Papua

Pesan Sekditjen, “Mari kita kerja karena sistem bukan karena person, jangan pernah biarkan teman terpelset, jaga kekompakan dan kebersamaan, dan lakukan berkolaborasi”.

Foto bersama Sekditjen KSDAE dengan pegawai lingkup UPT Dirjen KSDAE Wilayah Provinsi Papua Barat

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih *Rogistira/BBTNTC

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini