Pendidikan Konservasi merupakan Program Unggulan Mengajar Resort Pinogaluman.

Jumat, 08 November 2019

Totabuan, Kamis 07 November 2019. Bertempat di sekolah satu atap (SATAP) SMP Totabuan melaksanakan program Resort menagajar. Pendidikan konservasi merupakan pionering ujung tombak pengenalan lingkungan dan konservasi kepada masyarakat. Melalui kolaborasi SPTN Wilayah III Maelang yang di pelopori oleh Resort SPTN III Maelang dengan dukungan penuh mitra Wildlife Conservation Society (WCS ). Pendidikan koservasi merupakan sebuah evolusi pendekatan pengelolaan kosnervasi dengan mengedapankan edukasi melalui soft approach konservasi.

Pendidikan konservasi merupakan sebuah proses pembelajaran untuk membangun spirit kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Tujuan pendidikan konservasi adalah untuk mengubah perilaku dan sikap yang di lakukan oleh siswa atau anak - anak  yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai – nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Di zaman yang modern kini, banyak manusia yang lupa akan posisinya di bumi. Manusia mempunyai tugas untuk memimpin di bumi. Manusia diberi hak untuk memanfaatkan apa yang ada di bumi ini, namun mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk tetap melestarikan, menjaga dan melindunginya. Manusia yang sudah tergila – gila akan hal materi dunia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Mereka membakar hutan untuk dijadikan lahan pendirian industri, membunuh flora dan fauna untuk dijadikan bahan dagangan, mengotori lingkungan untuk kepentingan dunia saja.

Balai Nasional Bogani Nani Wartabone khusunya SPTN III Maelang lebih terkhusus Resort Pinogaluman yang mempunyai tugas terdepan dalam menjaga konservasi kini memiliki program unggulan pendidikan konservasi bagi siswa SD, SMP dan SMA. Kegiatan ini merupakan pembinaan sekaligus pendidikan yang sangat nyata. Aspek penting yang diterapkan dalam pembelajaran adalah kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi proses pemahaman dan menjaga keseimbangan lingkungan. Materi pendidikan konservasi diberikan sebagai materi yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa, di sesuaikan dengan tingkatan pemahanan siswa. Aspek afektif yang dapat diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi sikap, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Aspek psikomotorik yang diterapkan dalam pendidikan konservasi meliputi perilaku dan keterampilan siswa dalam mengelola lingkungan.

Dalam mewujudkan pendidikan konservasi ini perlu adanya kesadaran tiap elemen. Mereka sadar akan apa yang harus dilakukan, memantau dengan baik, dan berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan konservasi. Terkadang banyak saja kendala yang dialami. Kendala utamanya adalah diri sendiri. Dalam diri manusia sendiri apabila tidak diajak untuk memahami dan merealisasikan konservasi, percuma saja dengan program – program konservasi yang telah ditentukan. Apabila kesadaran dalam diri sendiri belum tumbuh, untuk merealisasikannya pun susah, dan mereka enggan untuk melakukan konservasi. Mereka takkan peduli dengan alam sekitarnya. Untuk itu, marilah kita tumbuhkan sikap dan pandangan kita terhadap konservasi. Agar bumi ini akan tetap lestari dan seimbang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan manusia.

Sumber: Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini