Senin, 28 Juni 2021
Bogor, 28 Juni 2021. Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam (PIKA), Ditjen KSDAE bertolak ke Balai KSDA Kalimantan Barat guna monitoring pelaksanaan pengelolaan blok kawasan konservasi di wilayah Kalimantan Barat sekaligus penyelesaian proses perbaikan dokumen blok yang masih belum selesai. Balai KSDA Kalimantan Barat, memiliki 13 kawasan konservasi yang terdiri dari 6 Cagar Alam (CA) dan 7 Taman Wisata Alam (TWA).
Salah satu kawasan yang dikelola oleh Balai KSDA Kalimantan Barat adalah Cagar Alam Gunung Raya Pasi, Cagar Alam secara administrasi pemerintahan berada di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang. Untuk mencapai lokasi Cagar Alam Gunung Raya Pasi dapat di akses dari Pontianak ke Singkawang selama 3 Jam perjalanan darat. Dalam perjalanan arah Kota Pontianak dan Kota Singkawang, kita melalui Tugu Khatulistiwa (Equator Monument). Tugu Khatulistiwa berlokasi tepat di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Siantan, Kecamatan Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat dan berada sekitar 5 Km dari pusat Kota Pontianak. Karena waktu masih cukup maka kami berhenti sejenak untuk mampir di tugu bersejarah tersebut.
Perjalanan pun dilanjutkan kearah Kota Singkawang, dengan kondisi arus lalu lintas yang cukup sepi dan lancar. Setiba di singkawang kami melapor ke kantor Seksi Konservasi Wilayah Singkawang . Dari kantor Seksi , Cagar Alam Gunung Raya Pasi tidak jauh sekitar 30 menit ditempuh dengan motor ataupun mobil. Untuk itu kami melanjutkan kearah Cagar Alam Gunung Raya Pasi dengan ditemani oleh kepala Resort KSDAE, Pak Gusmao. Sepanjang perjalanan kea rah Cagar Alam, pak Gusmao menceritakan sejarah kawasan cagar alam ini. Cagar Alam Gunung Raya Pasi ini terdiri dari 10 gunung yang meiliki ketinggian yang beragam yaitu Gunung Bengkayang dengan tinggi 947 mdpl, Gunung Pasi dengan tinggi 770 mdpl, Gunung Poteng tinggi 725 mdpl, Gunung Ibu dengan tinggi 720 mdpl, Gunung Beor tinggi 710 mdpl, Gunung Mancar Silat tingi 590 mdpl, Gunung Gambar tinggi 504 mdpl, Gunung Dek Pading tinggi 500 mdpl, Gunung Tinjau Laut tinggi 440 mdpl, Gunung Sebayun tinggi 332 mdpl.
Pak Gusmao yang berasal dari NTT ini bercerita bahwa Cagar Alam Gunung Raya Pasi mempunyai fungsi yang sangat vital bagi penyediaan kebutuhan air untuk masyarakat di Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang. Masyarakat Singkawang sangat peduli terhadap pelindungan dan pelestarian keberadaan kawasan Cagar Alam Gunung Raya Pasi yang dibuktikan dengan komitmen penanda tanganan prasasti Ikrar Pemuka Adat untuk memjaga dan memelihara Cagar Alam Gunung Raya Pasi .
Sejarahnya Cagar Alam Gunung Raya Pasi cerita pak Gusmao, ditunjuk dan ditetapkan berdasarkan K Zelf Beotuur Van Sambas No. 39 Tanggal 20 Januari 1931 (Penunjukan sebagai Hutan Lindung seluas 900 ha), SK Menteri Pertanian RI No. 326/Kpts-Um/5/1978 Tgl 20 Mei 1978 (Penunjukan sebagai Cagar Alam seluas 3.742 ha), BA Tata Batas Tanggal 09 Maret 1990 (Tata batas definitif sepanjang 55 Km), SK Menteri Kehutanan RI No. 111/Kpts-II/1990 Tanggal 14 April 1990 (Pengukuhan kawasan Cagar Alam seluas 3.700 ha). Pada kawasan ini flora yang tumbuh antara lain berbagai jenis anggrek (Phalaenopsis spp., Coelogyne cominngiilind, Aerides adoratum lour, Dendrobium crummenatum, Bunga Patma (Rafflesia tuan-mudae), Bunga Law Belacan (Rhizanthes zippelii) dan berbagai jenis flora menarik lain.
Sedangkan Satwa yang sering dijumpai adalah Beruang Madu (Herlactos malayanus), Landak (Hysterix branchyura), Kukang (Nycticebos coucang), Binturung (Arctictis binturong), Trenggiling (Manis javanica), burung Enggang (Anracoceros sumatranus), dll. Suatu hal yang sangat menarik dari kawasan ini adalah panoramanya yang indah dan air terjun serta goa. Adapun Habitat dan Tipe ekosistem pada kawasan ini adalah tipe hutan dataran rendah, perbukitan dan tipe vegetasi pegunungan..
Kawasan Cagar Alam ini relative aman dan tingkat gangguan ancaman terhadap kerusakan kawasan sangatlah kecil. Hal ini dikarenakan adanya kepedulian dan keterlibatan pengelolaan kawasan yang sudah terjalin sangat baik antara Balai KSDA Kalimantan Barat dan Masyarakat sekitarnya.
Sumber : Mugiharto HP, S.Hut, M.Si – Direktorat PIKA
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 5