Presiden Jokowi Pimpin Penanaman Ribuan Pohon di Gunung Kidul, Yogyakarta

Sabtu, 09 Desember 2017

SIARAN PERS

Nomor : SP.  398    /HUMAS/PP/HMS.3/12/2017

 

Presiden Jokowi Pimpin Penanaman Ribuan Pohon di Gunung Kidul, Yogyakarta

 

Gunung Kidul, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu, 9 Desember 2017. Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2017, Presiden Joko Widodo hadiri penanaman yang diselenggarakan oleh KLHK, di Gunung Kidul, Provinsi D.I. Yogyakarta (09/12/2017). Dalam kegiatan yang bertema "Kerja Bersama: Makmurkan Rakyat, Lestarikan Alam" ini, Presiden berpesan agar pelaksanaan penanaman mulai dari pemilihan jenis, penentuan lokasi, hingga pemeliharaan, harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek keilmuan.

Presiden juga menyerukan kepada seluruh masyarakat agar melakukan penanaman pohon sebanyak 25 batang setiap orang selama hidup. Selain untuk penyedia udara bersih, penanaman pohon juga merupakan salah satu upaya rehabilitasi hutan dan pemulihan lahan kritis, yang saat ini masih cukup luas.

“Rehabilitasi dan pemulihan lahan kritis, harus dilakukan dengan menggunakan bibit-bibit tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, bagi peningkatan pendapatan masyarakat, dan berfungsi baik untuk menjaga ketersediaan air sepanjang tahun”, pesan Presiden.

Presiden menambahkan penanaman pohon ini memang kegiatan yang berdampak pada kelestarian lingkungan apabila diikuti dengan pemeliharaannya.

“Saya berharap jangan hanya menanam pohonnya saja yang semangat, tetapi juga pemeliharaannya”, tukas Presiden.

Adapun tema penanaman yang diangkat KLHK kali ini mengandung arti bahwa pengelolaan hutan dan lahan tidak lepas dari keterlibatan seluruh pihak, baik instansi pemerintah, pelaku usaha, organisasi massa, dan masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan hutan dan lahan.

Sebagaimana arahan Presiden, bahwa pengelolaan hutan dan lahan harus memberikan manfaat nyata bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, seiring dengan peningkatan produktivitas hutan dan lahan serta terpeliharanya kelestarian alam.

“Paradigma pengelolaan hutan diubah dengan pemberian akses legal kepada masyarakat, dan aset legal melalui Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA). Target TORA seluas 4,1 juta hektar dan akses seluas 12,7 juta hektar ini, agar dapat direalisasikan tepat waktu”, Presiden kembali mengingatkan.

Mendukung pernyataan Presiden, Menteri LHK Siti Nurbaya juga menyampaikan bahwa saat ini, KLHK sedang menggalakan pembangunan hutan serba guna, yaitu hutan dengan menggabungkan fungsi lindung dan produksi berupa hutan tanaman, yang tidak hanya menghasilkan kayu, namun juga hasil hutan bukan kayu berupa buah-buahan dan hasil ikutan lainnya, serta jasa lingkungan seperti pariwisata, air, dan karbon, baik di kawasan hutan maupun di areal penggunaan lain.

“Program pembangunan hutan serba guna juga dapat menjadi model pembangunan hutan di areal kegiatan perhutanan sosial, sehingga terbangun hutan yang lestari sekaligus meningkatkan pendapatan bagi masyarakat”, tutur Menetri LHK Siti Nurbaya.

Selain itu, Menteri LHK Siti Nurbaya juga mengungkapkan, dukungan dari Pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyediaan lahan pembangunan hutan serba guna ini, serta program perhutanan sosial, akan sangat berarti bagi percepatan perluasan penutupan lahan secara ideal, untuk terciptanya lingkungan yang baik, sejuk, bersih dan sehat.

Menteri LHK juga berharap agar para Kepala Daerah mengajak masyarakat untuk mendukung program penanaman ini, dan KLHK siap untuk mendukung kebutuhan bibit yang dapat diperoleh secara gratis. Selain itu, Menteri LHK Siti Nurbaya juga meminta BUMN, BUMD, dan BUMS agar dapat ikut terlibat secara nyata dan mandiri dalam mendukung program penanaman ini.

Seperti yang sudah dilakukan pada tahun 2016 lalu yaitu lomba “Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Tingkat Nasional 2016” yang akhirnya mencetuskan banyak pemenang dari kalangan pejabat publik yang berdampak pada lingkungan daerah yang dipimpinnya. Demikian juga keputusan Menteri LHK Siti Nurbaya tentang  “Penerimaan Penghargaan Penanaman dan Pemeliharaan Pohon  Tahun 2017” dari kalangan tokoh masyarakat, kelompok tani, maupun para pelaku usaha yang dinilai berperan penting dalam menyukseskan gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon.

Penetepan pemenang dan keputusan penerimaan penghargaan langsung berdasarkan ketentuan Menteri LHK Siti Nurbaya, dan berikut adalah nama dari para pemenang Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Tingkat Nasional 2016, dari kalangan kepada daerah;

1. Longki Djanggola - Gubernur Sulawesi Tengah

2. Sahbirin Noor - Gubernur Kalimantan Selatan

3. Tengku Erry Nuradi - Gubernur Sumatera Utara

4. Samsul Hadi - Bupati Tanggamus, Lampung

5. Hj. Badingah - Bupati Gunungkidul, DIY

6. Putu Agus Suradnyana - Bupati Buleleng, Bali

7. Usman Abdullah - Walikota Langsa, Aceh

8. Nazmi Adhani - Walikota Banjarbaru, Kalsel

9. Ec Lamberthus Jitmau - Walikota Sorong, Papua Barat

Sementara nama penerima Penghargaan Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Tahun 2017, dari kalangan tokoh masyarakat, kelompok tani, dan pelaku usaha adalah sebagai berikut;

1. Kelompok Tani Insan Jaya Abadi, Desa Talang Bulawan, Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan

2. Kelompok Tani Hijau Lestari, Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

3. Kelompok Tani Sekarwangi, Desa Ringin Pitu, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah

4. Kelompok Masyarakat Koperasi Notowono, Kabupaten Bantul, DIY

5. Akhmad Tamarudin (Tokoh Masyarakat), Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah

6. Ni Luh Kartini, Universitas Udayana, Bali

7. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung, Batutegi Lampung

8. PT. Mahakam Sumber Jaya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

9. PT. Tunas Inti Abadi, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

10. PT. Tirta Investama, Jakarta

Dengan adanya lomba penanaman pohon dalam kaitan untuk melestarikan lingkungan, diharapkan mampu memotivasi dan memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya penanaman pohon demi kelestarian lingkungan di masa depan.

Upaya tersebut berkenan dengan prediksi deficit air di Pulau Jawa dan Bali pada tahun 2020 nanti, Menteri LHK Siti Nurbaya menekankan pentingnya penanaman pohon, dalam rangka membangun dan memelihara hutan, sehingga terbangun banyak hutan yang berfungsi sebagai green dam serta memberi manfaat perlindungan keanekaragaman hayati, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan penyerapan karbon.

“Kami meminta kepada para pihak untuk menjaga lahan-lahan yang berfungsi lindung, seperti hutan lindung, sempadan sungai, sempadan danau, daerah sekitar mata air, daerah resapan air, daerah rawan bencana, lahan yang mempunyai kelerengan di atas 40%, dan kawasan pantai berhutan bakau”, ujar Menteri LHK Siti Nurbaya, menyikapi bencana longsor dan banjir yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia.

Upaya tersebut, menurut Menteri LHK Siti Nurbaya, dapat diatasi dengan melakukan penanaman pohon yang mempunyai kemampuan menyimpan air seperti beringin, aren, randu, bambu, trembesi, gayam, kluwak, dan lain-lain.

Penanaman di Gunung Kidul melibatkan sebanya 3000 orang peserta, dengan 45.000 pohon yang ditanam pada lahan seluas 15 hektar. Sejumlah Pejabat Kementerian/Lembaga juga turut hadir dalam acara ini, antara lain jajaran Pemerintahan Provinsi dan Kabupaten/ Kota DIY Yogyakarta.

Sementara itu, bertepatan dengan Hari Antikorupsi Internasional, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa, sektor hutan dan kehutanan menjadi salah satu sasaran tindak pidana korupsi, sehingga Presiden meminta agar dapat seluruh stakeholder dapat mempertegas komitmen, memperbaiki good forest governance, dan mewujudkan tindakan nyata pengawasan, pencegahan, penindakan terhadap praktik-praktik korupsi. (*)

 

 

Penanggung jawab berita:

Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini