Senin, 17 Februari 2020
Pekanbaru, 17 Februari 2020.-Berakhir sudah perjuangan Puan Pandanwangi. Setelah kurang lebih 2 bulan, tepatnya 16 Desember 2019, Tim Balai Besar KSDA Riau, Yayasan TNTN dan pihak PT. RPI menyelamatkannya dari jerat di lokasi HTI PT RPI di desa Pandan Wangi, Kec. Peranan, Kab. Inhu.
Puan berada dalam perawatan intensif petugas medis dan perawat satwa di Pusat Latihan Gajah (PLG) Riau di Minas karena luka jerat yang cukup parah. Kaki kiri depannya terjerat hingga hampir membuatnya putus. Puan yang masih sangat imut menjadi perhatian khusus seluruh petugas medis sampai Kepala Balai Besar KSDA Riau. Bapak Suharyono sering berkunjung ke PLG hanya sekedar untuk memberinya susu dan membelai Puan. Puan pun terlihat sangat manja.., seolah sedang mencari kasih sayang yang hilang dan baru saja ditemukan.
Namun Tuhan berkehendak lain, Jum’at, 14 Februari 2020 dini hari, Puan kritis. Segala upaya kembali dikerahkan. Termasuk di stand by kannya drh. Danang di sisi Puan sejak bayi Gajah tersebut mengalami penurunan dan tidak mau minum susu sama sekali. Puan harus diinfus dan diberi vitamin untuk suporting kondisi tubuhnya.
Akhirnya perjuangan itupun harus berakhir, pagi hari pukul 06.00 Wib, Gajah Puan mati.
Nekropsi segera dilakukan pada hari itu juga, pukul 11.30 sampai 13.30 WIB oleh drh. Dhanang dengan tim paramedis Balai Besar KSDA Riau.
Hasil nekropsi menyatakan bahwa saat mati berat badan Gajah Puan ± 101 kg. Melihat perubahan pada organ (patologi anatomi) penyebab kematian diduga karena gangguan pencernaan sehingga penyerapan nutrisi terganggu.
Setelah dilakukan nekropsi, bangkai Gajah dikubur di sekitar lokasi Pusat Latihan Gajah Riau di Minas.
Masih akankah ada puan puan yang lain yang tidak berdosa harus terpisah dari induknya dan mengalami hal yang sama hanya karena keserakahan manusia yang tidak mau berbagi tempat dengan makhluk lainnya?
Balai Besar KSDA Riau menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memasang jerat dengan alasan apapun.
Sumber: Balai Besar KSDA Riau
Berikan rating untuk artikel ini
Average Rating: 0