Asian Waterbird Census Tahun 2020 Ajang Refreshing PEH TN Kutai

Selasa, 28 Januari 2020

28 Januari 2020. Sebagaimana tahu-tahun sebelumnya, Januari 2020, Balai TN Kutai kembali melaksanakan kegiatan survey burung air sebagai bentuk partisipasi dalam Asian Waterbird Census yang dimotori oleh Wetlands International Indonesia. Survey burung air dilakukan pada beberapa areal di SPTN wilayah I Sangatta antara lain di Telaga bening Teluk Pandan, Persawahan Sangkima, Persawahan Sangatta selatan dan Muara Sungai Sangatta.

Asian Waterbird Census (AWC) merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global, yaitu kegiatan tahunan dengan basis jaringan kerja yang bersifat sukarela, dilakukan setiap minggu ke-2 dan ke-3 Januari setiap tahunnya. Kegiatan ini menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung-air serta lahan basah sebagai habitatnya. Di Indonesia, kegiatan AWC telah dilaksanakan sejak awal pencanangannya pada tahun 1986, dan dikoordinasi oleh Yayasan Lahan Basah/Wetlands International Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bekerja sama dengan Kemitraan Nasional Konservasi Burung Bermigrasi dan Habitatnya di Indonesia.  Sejauh ini, hasil dari penghitungan burung air melalui kegiatan IWC dan AWC telah digunakan dalam menentukan status populasi burung air secara global, dan kemudian digunakan untuk acuan pengelolaan kawasan tidak kurang dari 5 juta km2 . Status sejumlah 871 jenis burung air kemudian dikaji secara ilmiah untuk menentukan kegiatan pengelolaannya. Di Indonesia, data mengenai populasi digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan beberapa Taman Nasional penting, penentuan lokasi penting untuk Konvensi Ramsar dan East Asian Australasian Flyway Partnership serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi. (YLBA, 2020)

Dalam survey yang dilakukan di TN Kutai  pada bulan Januari 2020, ditemukan 17 jenis burung air, yang terdiri dari 4 famili yaitu famili Ardeidae (9 jenis, 333 individu), Famili Rallidae (4 jenis, 17 individu ), famili Anatidae (1 jenis, 2 individu) dan famili Scolopacidae (3 jenis, 11 individu). Jenis terbanyak ditemukan dari keluarga Ardeidae sebanyak 333 individu yang didominasi jenis kutul kerbau, Bubulcus ibis sebanyak  223 individu.  Dua jenis diantaranya merupakan jenis yang dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor 106 tahun 2018 yaitu  Bambangan hitam (Ixobrychus flavicollis) dan  Cangak besar (Ardea alba); keduanya berasal dari famili Ardeidae.

Asian Waterbird Census (AWC) yang dilaksanakan secara rutin dalam beberapa tahun terakhir, bukan sekedar pekerjaan rutin bagi PEH (Pengendali Ekosistem) TN Kutai. Momen ini dijadikan sebagai ajang refreshing  setelah disibukkan dengan ritual akhir tahun yang seringkali membuat para PEH dan seluruh pegawai  mengingat hari dan tanggalpun sudah sulit, karena harus memenuhi berbagai kewajiban pelaporan.

Habitat burung air yang juga adalah objek wisata alam, menjadikan para PEH sering jadi “disorientasi”, bukan mencari data atau bekerja, melainkan berwisata sambil mencari data.  Wisata yang memacu adrenalin seperti Telaga bening dengan jembatan ulin yang membentang ke  tengah telaga dan di bawahnya ada buaya  (Crocodylus porosus) yang mengamati; Wisata pantai Teluk Lombok dan wisata santai di persawahan Sangkima dan Sangatta Selatan dengan pemandangan alam yang indah disertai angin semilir dan kenikmatan-kenikmatan alam lainnya.  Alhasil mencari partisipan  untuk terlibat kegiatan AWC pun tidak perlu bersusah payah, karena hampir semua PEH (bahkan non PEH) ingin terlibat. Semua ingin merasakan “Bekerja sambil berwisata”. Mari berwisata  ke Taman nasional Kutai.

 Sumber: Balai Taman Nasional Kutai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini