Pembukaan Jalur Pendakian Aik Berik

Selasa, 20 November 2018

Aik Berik, 19 November 2018. Pembukaan jalur pendakian Aik Berik tanggal 18 November 2018, membuka kembali layanan pendakian pada jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang sebelumnya ditutup sejak tanggal 30 Juli 2018 akibat gempa bumi yang melanda Pulau Lombok mulai tanggal 29 Juli 2018. Kegiatan ini membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan khususnya pelaku wisata, menghilangkan dahaga pendaki pecinta Rinjani dan merupakan rekomendasi hasil survey yang Balai TNGR lakukan.

Sebagai infomasi, telah dilakukan survey sejumlah 3 kali, tanggal 3-5 Oktober 2018, tanggal 15-17 Oktober 2018 dan tanggal 2-6 November 2018 di 4 jalur pendakian wisata (Sembalun, Senaru, Timbanuh dan Aik Berik) dan 1 jalur pendakian budaya (jalur Torean). Hasil survey menunjukkan jalur pendakian Aik Berik merupakan satu-satunya jalur pendakian yang dapat dibuka kembali di tahun 2018 ini, dengan pertimbangan kondisi jalur pendakian relatif aman, potensi flora dan fauna serta bentang alam, sarpras pada jalur pendakian ada dan dalam kondisi baik dan ketersediaan air bersih. Kegiatan survey melibatkan mitra diantaranya Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Pecinta Alam, Pelaku wisata (Guide, Porter dan TO), BASARNAS, Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten, Balai Wilayah Sungai NT-I, TNI dan POLRI. Sebelumnya jalur ini merupakan jalur dengan jumlah pendaki yang paling sedikit yang diakibatkan kurangnya promosi dan tidak adanya TO yang berasal dari Aik Berik.

Tahun 2017 Balai TN. Gunung Rinjani mengembangkan 2 role model pengelolaan kawasan konservasi yaitu : Manajemen Pendakian dan Budidaya Jamur Morel. Kegiatan pendakian gunung rinjani selama ini telah memberikan manfaat bagi pengembangan ekonomi masyarakat baik sebagai pelaku wisata maupun aktivitas pendukung lainnya. Tercatat hingga hari ini lebih 1.755 pemandu gunung (guide 499 orang dan porter 1.256 org) yang terdata dan telah diterbitkan KTA. Khusus untuk jalur Aik Berik saat ini terdata sejumlah 79 orang Porter dan 50 orang Guide.

Untuk menjawab dan mengurangi dampak dan permasalahan yang terjadi pada kegiatan pendakian, Balai TN Gunung Rinjani akan menerapkan beberapa hal baru dalam kegiatan pendakian meliputi SOP Pendakian, Pengunjung asing hanya bisa melakukan pendakian melalui TO yang berizin (IUPJWA) yang hingga saat ini sejumlah 89 TO. Penggunaan e-Rinjani sebagai aplikasi pendakian (booking dan payment) sehingga diharapkan dapat paperless, data pengunjung dapat terekap dengan baik, ada reward and punishment dll. Pengawasan pengunjung via CCTV yang saat ini telah terpasang di 5 titik yaitu Gunung Kondo, Santong, Sangkareang, Pelawangan Sembalu dan Pelawangan Senaru. Penguatan pemeriksaan barang pengunjung berpotensi sampah dan vandalisme (Pack in dan Pack out). Pemberlakukan Quota pendakian sejumlah 150 orang / hari untuk jalur pendakian Aik Berik, 150 orang Timbanuh, 100 orang/hari Senaru dan 300 orang/hari untuk jalur sembalun. Untuk jalur selain Aik Berik perlu dilakukan analisis ulang berdasarkan perubahan pada kondisi jalur akibat gempa bumi yang terjadi.

 Jalur pendakian aik berik merupakan salah satu jalur pendakian yang memeiliki beberapa keunikan diantaranya berada paling dekat dengan bandara internasional dan ibu kota provinsi, Memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tercatat 45 jenis anggrek (identifikasi tahun 2006, diantaranya ada anggrek tasbih (Dendrobium rindjaniense) yang merupakan anggrek endemik Rinjani), beberapa jenis burung diantaranya burung endemik dan satwa prioritas nasional (celepuk Rinjani dan elang flores), Musang Rinjani, Rusa, Kijang dan Beberapa spesies Kupu-kupu. Di setiap pos peristirahatan terdapat sumber mata air, terdapat beberapa situs geologi dan jejak kaki Wali Mukmin (Umar Maya), 3 destinasi top view (pelawangan Aik Berik, Pelawangan Batu Belah dan Puncak Gunung Kondo), memungkinkan kegiatan pendakian bebas sampah, terdapat 5 Air Terjun di sepanjang Jalur Pendakian yang ditemukan pendaki, ada sekitar 35 jenis tumbuhan edibel (yang dapat dikonsumsi) serta merupakan paket kegiatan pendakian yang lengkap karena selain trekking juga bisa dipadukan dengan beberapa kegiatan wisata antara lain paket transportasi (Off road, berkuda dan motor dari pintu gerbang menuju batas kawasan TNGR), Pengamatan flora dan Fauna, Air terjun serta agriwisata.

Jalur pendakian aik berik merupakan model kegiatan pendakian yang melibatkan multi pihak. Pada jalur ini akan dikembangkan kerjasama/kolaborasi dengan Pemkab Lombok Tengah, Provinsi melalui KPH, dan KTH serta promosi yang lebih gencar terkait jalur pendakian Aik Berik, mengoptimalkan paket wisata agar terkoneksi dengan desa wisata, pemberdayaan potensi dan kearifan lokal masyarakat. Kebutuhan dalam pengembangan Jalur pendakian Aik Berik meliputi peningkatan sarana prasarana di jalur pendakian dan peningkatan kapasitas SDM yang ada, optimalisasi regulasi dan tata kelola yang tentunya membutuhkan pelibatan banyak pihak diantaranya : masyarakat, pelaku wisata, Pemkab, Pemprov, Kementerian terkait, Basarnas, Poltekpar dll.

 Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

 

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini