Belajar Interpretasi Lingkungan di Taman Nasional Gunung Ciremai

Senin, 02 Juli 2018

Belajar Interpretasi Lingkungan di Taman Nasional Gunung Ciremai

Kuningan, 2 Juli 2018. “Indonesia Writing Edu Center” IWEC melaksanakan kegiatan “Eco Intrepreting Camp” di Curug Palengseran Situs Lingga Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) pada tanggal 30 Juni 2018 sampai dengan 2 Juli 2018. Peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 32 orang yang terdiri dari 21 orang siswa lingkup DKI Jakarta usia 9-15 tahun (Labschool, Sekolah Cikal, “Homeschooled student”, SD Mizamia Andalusia, SD Al Azkar, Gemala Ananda, ABC Kidz, Sekolah Teturn Bunaya, Madrasah Tekno Natura, Sekolah Citra Alam, Al Ikhlas Cipete, dan Al-Azhar pusat Kebayoran), tiga orang tua peserta, dan delapan orang pendamping/ fasilitator. “Indonesia Writing Edu Center” (IWEC) merupakan lembaga pendidikan non formal untuk memfasilitasi bakat atau minat atau kreatifitas anak dalam membaca dan menulis sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Bahkan membiasakan anak untuk menceritakan apa yang dilihat dan apa yang dirasakan, yang biasa disebut dengan interpretasi. Dalam kelas membaca, menulis dan interpretasi, peserta tidak hanya dilatih di dalam kelas namun juga di luar kelas (outdoor). 

Pada kegiatan tersebut, peserta akan diberikan materi mengenai konservasi dan TNGC, interpretasi lingkungan (menulis dan bercerita), pengamatan satwa (Kupu-kupu) dan sejaran budaya Situs Lingga. Curug Palengseran Situs Lingga yang berada di sebelah selatan Gunung Ciremai memberikan ruang bagi peserta untuk bereksplorasi secara langsung. Kelimpahan air, ekosistem hutan pegunungan, flora fauna dan sejarah budaya merupakan obyek yang menarik untuk ditulis dan diceritakan.

Usia remaja adalah usia yang tanggap dengan perkembangan jaman. Pada era digital saat ini, apabila tidak disikapi dengan bijak oleh orang tua, maka akan memberikan dampak negatif pada perkembangan anak. Tidak jarang usia muda, seperti pelajar SD atau SLTP sudah rentan dengan penyakit organ dalam maupun psikologis akibat penggunaan digital yang berlebihan. Sekolah sebagai sarana pembelajaran atau pendidikan formal terkadang belum maksimal memfasilitasi kebutuhan anak yang memiliki kelebihan/ bakat/ minat/ kreatifitas tertentu dalam kurikulum yang telah ditentukan. Hanya sebatas bagaimana menghasilkan angka akademik yang bagus pada anak, padahal pendidikan moral dan sosial sangat penting bagi perkembangan anak sebagai bekal masa depan. [teks © Nisa Syachera, foto © Indra Permana - BTNGC |072018]

Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai

Berikan rating untuk artikel ini

Average Rating: 0

Komentar

Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar.

Login

Belum terdapat komentar pada berita ini